Pengetahuan Sikap
Total P
Value Positif
Negatif N
N N
Baik 50
52,6 45
47,4 95
100 0,004
Kurang baik 1
7,1 13
92,9 14
100 Total
51 58
109 100
Dari Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik mengenai sindrom premenstruasi sebanyak 52,6 dapat bersikap positif dalam
menghadapi sindrom premenstruasi, dan berpengetahuan baik sebanyak 47,4 masih bersikap negatif dalam menghadapi sindrom premenstruasi, sedangkan yang
memiliki pengetahuan kurang baik mengenai sindrom premenstruasi sebanyak 7,1 sudah dapat bersikap positif dalam menghadapi sindrom premenstruasi, dan
yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 92,9 bersikap negatif dalam menghadapi sindrom premenstruasi.
Dari hasil analisis diperoleh nilai p = 0,004 berarti dapat disimpulkan pengetahuan memiliki hubungan terhadap sikap remaja dalam menghadapi sindrom
premenstruasi.
B. Pembahasan
1. Interprestasi Dan Diskusi Hasil
a. Karakteristik Responden
Berdasarkan tabel 5.1. dapat dilihat bahwa dari 109 orang remaja yang menjadi responden penelitian ditemukan mayoritas berumur 11 – 13 tahun
55 minoritas berumur 14 – 15 tahun 49. Hal ini menunjukkan bahwa
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
responden berada pada masa percepatan pertumbuhan dan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Berada pada masa puber yaitu tahap dalam
perkembangan kematangan alat-alat seksual, seperti terjadinya menarche. Berdasarkan menarche ditemukan mayoritas umur 10 – 13 tahun 99,1
dan minoritas umur 14 – 15 tahun 0,9. Datangnya menarche dapat menimbulkan reaksi bagi perempuan. Oleh sebab itu, pentingnya informasi.
Dapat dilihat berdasarkan sumber informasi ditemukan mayoritas mendapatkan informasi dari sumber lain seperti teman, masyarakat, dan keluarga sebesar
81,7. Jadi dengan informasi yang tepat dapat mengurangi kecemasan yang akan dialami remaja dalam menghadapi menstruasi sehingga menimbulkan sikap
yang positif dalam menghadapi sindrom premenstruasi yang mereka alami.
b. Tingkat Pengetahuan Remaja dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi di
SMP Al – Azhar Medan Tahun 2010 Dari hasil penelitian tabel 5.2 menunjukkan pengetahuan remaja dalam
menghadapi sindrom premenstruasi adalah baik yaitu sebanyak 95 orang 87,2. Hal ini disebabkan remaja mengetahui lebih jauh tentang sindrom
premenstruasi dan kemungkinan informasi yang didapat oleh remaja diperoleh dengan baik, baik dari media masa maupun dari pihak-pihak terkait yang
berkewajiban memberikan penyuluhan. Menurut Soetjiningsih, 2007 bahwa keluarga mempunyai pengaruh yang
cukup besar bagi perkembangan dan memberikan peran yang lebih besar terutama orang tua dalam memberikan informasi kepada remaja sehingga
menimbulkan pengetahuan yang baik.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Dimana informasi adalah data yang akan diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa
bagi keputusan saat ini atau keputusan mendatang, informasi yang datang dari pengirim pesan yang ditujukan kepada penerima pesan sehingga terbentuk suatu
pengetahuan yang baik Maulana, 2009 Menurut Widyastuti, 2009 bahwa cara yang paling efektif bagi remaja
untuk mendapatkan pengetahuan kesehatan reproduksinya adalah orang tua, karena upaya memiliki kehidupan reproduksi yang sehat berarti suatu upaya
meningkatkan kualitas keluarga karena remaja adalah bagian dari suatu keluarga.
c. Sikap Remaja dalam Menghadapi Sindrom Premenstruasi di SMP Al – Azhar
Medan Tahun 2010 Dari hasil penelitian tabel 5.3 menunjukkan sikap remaja dalam
menghadapi sindrom premenstruasi di SMP Al – Azhar Medan Tahun 2010 sebagian besar adalah dengan kategori negatif yaitu sebanyak 58 orang 53,2.
Ini menunjukkan bahwa lebih dari sebagian remaja mempunyai sikap negatif dalam menghadapi sindrom premenstruasi.
Menurut Sarwono, sikap merupakan kecenderungan merespons secara positif atau negatif orang, situasi atau objek tertentu.
Menurut Marheni, 2007 remaja akan dihadapkan pada keadaan yang memerlukan penyesuaian sehingga dapat menimbulkan reaksi yang positif
maupun negatif. Apabila remaja sudah dipersiapkan dan mendapat informasi maka remaja tidak akan mengalami kecemesan sehingga terbentuklah sikap
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
positif, sebaliknya remaja yang kurang mendapatkan informasi maka terbentulah kecemasan dan cenderung bersikap negatif.
Menurut asumsi penulis penyesuaian atau kesiapan yang dialami responden dalam menghadapi sindrom premenstruasi masih sedikit menginggat
responden baru mengalami menarche dan perubahan serta pertumbuhan yang mereka alami pada masa remaja.
Menurut Newcomb dalam Notoatmodjo, 2003 sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak sebagai suatu reaksi terhadap sebuah objek.
d. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja dalam Menghadapi Sindrom
Premenstruasi di SMP Al – Azhar Medan Tahun 2010 Dari Tabel 5.4 menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan
baik mengenai sindrom premenstruasi sebanyak 52,6 dapat bersikap positif dalam menghadapi sindrom premenstruasi, dan berpengetahuan baik sebanyak
47,4 masih bersikap negatif dalam menghadapi sindrom premenstruasi, sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang baik mengenai sindrom
premenstruasi sebanyak 7,1 sudah dapat bersikap positif dalam menghadapi sindrom premenstruasi, dan yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 92,9
bersikap negatif dalam menghadapi sindrom premenstruasi. Hasil uji statistik Chi-Square
pada α 0.05 menunjukkan nilai X
2
0.05 yang berarti bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja
dalam menghadapi sindrom premenstruasi. Hasil análisis tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan merupakan
komponen penting yang menentukan perilaku seseorang. Pengetahuan dapat
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang Maulana, 2009, hlm 195 Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik diperlukan untuk
membentuk sikap yang baik dalam memandang masalah sindrom premenstruasi di kehidupan sehari-hari, sehingga terbentuklah kesiapan terhadap sindrom
premenstruasi yang mereka alami.
2. Keterbatasan Penelitian
Pemilihan responden pada penelitian ini yakni 109 orang siswi SMP Al – Azhar Medan dimana SMP Al-Azhar yang memiliki akreditasi A hal ini mencerminkan
tingginya standarisasi pengetahuan siswi. Maka dalam penelitian selanjutnya dianjurkan untuk melihat hubungan pengetahuan dengan sikap remaja dalam
menghadapi sindrom premenstruasi di SMP yang berada jauh dari kota dan tingkat kompetensi sekolah masih rendah, yang belum memiliki pengetahuan yang luas
tentang sindrom premenstruasi sehingga dapat membandingkan sikap remaja dalam menghadapi sindrom premenstruasi di SMP perkotaan yang standarisasi sekolahnya
tinggi dengan SMP yang jauh dari perkotaan dan standarisasi sekolahnya masih rendah .
3. Implikasi Terhadap Pelayanan Kebidanan
Dari hasil penelitian ini telah diketahui bahwa remaja yang mempunyai pengetahuan baik dapat menghadapi sindrom premenstruasi yang dialaminya secara
positif. Jadi dalam melakukan pelayanan kebidanan pada remaja dapat diberikan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
informasi mengenai sindrom premenstruasi yang terjadi menjelang menstruasi serta upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam menghadapi sindrom premenstruasi.
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN