Penatalaksanaan Tinjauan Pustaka 1. Definisi

14

2.7 Penatalaksanaan

Jika penanganan dengan teknik pembedahan diperlukan, maka waktu untuk melakukannya sangat penting. Meskipun beberapa studi belum bisa mencatat beberapa kerugian apabila dilakukan penundaan untuk perbaikan pada trauma terbuka sampai 36 jam setelah kejadian, intervensi yang ideal sesegera mungkin dilakukan pada pasien. Perbaikan segera dapat menolong untuk meminimalisir sejumlah komplikasi termasuk - nyeri - prolapsus struktur intraokular - perdarahan suprakoroidal - kontaminasimikrobapadajaringan - proliferasi mikroba ke dalam mata - migrasi epitel ke dalam jaringan - inflamasi intraokular - ketidakmampuan lensa ditembus cahaya 12 Hal-hal berikut ini sementara dapat dilakukan selama periode preoperatif: - Menggunakan pelindung pada mata - Hindari penggunaan obat topikal atau intervensi lainnya yang membuat kelopak mata harus dibuka - Pasien dipuasakan untuk persiapan operasi Sediakan medikasi yang sesuai untuk sedasi dan kontrol nyeri - Mulailah pemberian antibiotik IV - Profilaksis tetanus - Konsul bagian anestesi 12 Trauma berhubungan dengan kontaminasi hal-hal yang kotor dan atau benda asing intraokular yang tertahan membutuhkan perhatian khusus akan resiko Bacillus endophtalmitis. Karena organisme ini dapat menghancurkan jaringan mata dalam 24 jam, terapi antibiotik yang efektif terhadap Bacillus diberikan intravena maupun intravitreal, biasanya golongan fluoroquinolone seperti levofloxacin, moxifloxacin, clindamycin atau vancomycin dapat dipertimbangkan. Pembedahan untuk perbaikan harus dilakukan sesegera mungkin pada kasus beresiko terinfeksi organisme ini. 12 Universitas Sumatera Utara 15 Terapi non pembedahan Beberapa kasus trauma tembus ada yang sangat minimal yang didapatkan dari pemeriksaan fisik awal dengan tidak ada kerusakan intraokular, prolapsus, atau perlekatan.Kasus seperti ini mungkin hanya membutuhkan terapi antibiotik sistemik maupun topikal selama pengawasan ketat.Jika terdapat kebocoran di jaringan komea, tetapi ruang anterior tetap utuh, klinisi bisa mencoba untuk menghentikan kebocoran dengan farmakologi menekan produksi aqueous misal dengan |3-blocker sistemik atau topikal, penutup yang dilekatkan ke mata, dan atau suatu kontak lensa terapeutik. Umumnya, apabila tindakan ini gagal untuk menutup luka dalam 2-3 hari, pembedahan untuk penutupan dengan jahitan direkomendasikan. 12 Pembedahan Mata dapat bertahan dari terjadinya kerusakan internal yang berat bahkan dengan luka yang nampaknya kecil.Pada kasus laserasi korneaskleral dengan prolapsus uvea biasanya membutuhkan pembedahan.Tujuan utamanya adalah untuk mengembalikan keutuhan dari bola mata. Tujuan sekunder untuk memenuhi perbaikan primer yaitu mengembalikan penglihatan melalui perbaikan kerusakan internal dan eksternal mata. 12 Apabila prognosis penglihatan mata yang terpajan trauma sangat tidak ada harapan dan pasien beresiko untuk terjadi simpatetik oftalmia, tindakan enukleasi dapat dipertimbangkan. Enukleasi primer seharusnya dikerjakan pada trauma yang benar-benar menghancurkan jaringan mata sehingga untuk mengembalikan anatominya menjadi sangat tidak mungkin. 12 Pada beberapa kasus, penundaan enukleasi dalam beberapa hari memberi keuntungan lebih daripada enukleasi primer.Penundaan ini yang tidak boleh lebih dari 12-14 hari karena bisa mencetuskan simpatetik oftalmia diikuti dengan evaluasi fungsi penglihatan postoperatif, konsultasi vitreoretina atau bedah plastik oftahnia dan stabilisasi kondisi umum pasien. Lebih penting lagi, penundaan enukleasi mengikuti perbaikan yang gagal dan hilangnya persepsi terhadap cahaya memberikan pasien waktu untuk mengetahui kehilangan ini dan pertimbangan untuk melakukan enukleasi dalam keadaan non-emergensi. 12 Tindakan anastesi umum hampir selalu perlu untuk perbaikan dari trauma terbuka karena injeksi anestesi lokal di retrobulbar maupun peribulbar Universitas Sumatera Utara 16 meningkatkan tekanan orbita, yang bisa mengakibatkan eksaserbasi atau ekstrusi dari isi intraokular. Setelah pembedahan selesai, injeksi anestesi periokular dapat digunakan untuk kontrol nyeri paska operasi. 12 Pada penutupan luka segmen anterior, sebaiknya digunakan teknik -teknik bedah mikro.Laserasi komea diperbaiki dengan jahitan nylon 10-0 untuk menghasilkan penutupan yang kedap air. Iris atau corpus ciliare yang mengalami inkarserasi dan terpajan kurang dari 24 jam dapat dimasukkan ke dalam bola mata dengan viskoelastik atau dengan memasukkan suatu spatula siklodialisis melalui insisi tusuk di limbus dan menyapu jaringan dari bibir luka. Bila hal ini tidak dapat dilakukan, bila jaringan telah terpajan lebih dari 24 jam, atau bila jaringan tersebut mengalami iskemia dan kerusakan berat, jaringan yang prolaps haras dieksisi setinggi bibir luka. 12 Sampel untuk kultur diambil bila terdapat kecurigaan adanya superinfeksi bakteri atau jamur, contohnya yang terjadi terutama pada benda asing organik dan cedera pada pekerja perkebunan. Benda asing logam-berkecepatan tinggi sendiri biasanya steril.Sisa-sisa lensa dan darah dikeluarkan dengan aspirasi dan irigasi mekanis atau dengan peralatan vitrektomi. Pembentukan kembali bilik mata depan selama tindakan perbaikan dicapai dengan cairan intraokular fisiologik, udara atau viskoelastik. 12 Luka di sklera ditutup dengan jahitan interrupted menggunakan benang nonabsorbable 8-0 atau 9-0. Setiap upaya dilakukan untuk mengidentiflkasi dan menutup perluasan sklera ke posterior. Untuk sementara waktu, otot-otot rektus mungkin perlu dilepaskan dari insersinya agar tindakan lebih mudah dilakukan. 17 Prognosis ablasio retina akibat trauma buruk karena adanya cedera makula, robekan besar pada retina, dan pembentukan membran fibrovaskular intravitreal yang terjadi pada trauma tembus. Membran-membran intravitreal tersebut menghasilkan gaya kontraktil yang cukup besar untuk menimbulkan ablasio retina. 17 Vitrektomi merupakan tindakan terapi yang efektif, tetapi masih diperdebatkan kapan sebaiknya tindakan ini dilakukan.Vitrektomi dini dengan antibiotik intravitreal diindikasikan pada endoftalmitis. Pada kasus-kasus non- infeksi, penundaan pembedahan selama 10-14 hari dapat menurunkan Universitas Sumatera Utara 17 resikoperdarahan intraoperasi dan memungkinkan terjadinya perlepasan vitreous posterior sehingga teknik bedah menjadi lebih mudah. 17 Bedah vitreoretina pada luka kornea yang besar dapat dilakukan melalui keratoprostesis Landers-Foulke temporer sebelum melakukan tandur kornea corned grafting. Enukleasi maupun eviserasi primer dipertimbangkan hanya bila bola mata mengalami kerusakan total. Mata sebelahnya rentan terhadap oftalmia simpatika bila terjadi trauma tembus mata, terutama bila ada kerusakan di jaringan uvea walaupun hal ini sangat jarang terjadi. 17

2.8 Komplikasi