Pendahuluan Latar Belakang Trauma Tembus pada Mata

1 Trauma Tembus pada Mata Dr. dr. Rodiah Rahmawaty Lubis, M. KedOph, Sp. M 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penglihatan adalah salah satu fungsi tubuh yang sangat penting dalam menjalani kehidupan.Penglihatan dengan kedua bola mata yang lengkap dan utuh sangat penting dalam pengembangan diri, rasa kemandirian, kualitas hidup serta keamanan dan kenyamanan seorang individu.Trauma pada mata sering terjadi dan sebenarnya merupakan penyebab gangguan penglihatan yang dapat dicegah. Angka kejadian trauma pada mata mencapai 19.8 secara keseluruhan mulai dari abrasi epitel kornea yang kecil sampai trauma tembus yang lebih berat serta trauma yang menyebabkan ruptur pada mata. 1 Pada kelompok usia anak-anak angka kejadian trauma pada mata mencapai 8-14 dan biasanya terjadi karena kasus kecelakaan dan mengenai salah satu mata saja. Sebaliknya, pada orang dewasa sering terjadi akibat kelalaian atau kesengajaan dengan maksud mencelakai seseorang. Pria lebih sering mengalami dibandingkan dengan wanita, kira-kira 4:1 dan paling sering pada kelompok usia dewasa muda. Mekanisme terjadinya trauma termasuk tingkatan trauma tembus pada mata, klinis perdarahan yang berat pada vitreous dan keberadaan benda asing intraokular menentukan bagaimana nantinya daya visual akhir setelah terjadinya trauma tembus pada mata. 1 Trauma pada mata secara umum terbagi menjadi dua bagian yaitu trauma terbuka dan trauma tertutup, akan tetapi mungkin saja menjadi tumpang tindih saat mengelompokkannya oleh karena agen penyebab atau objek yang menimbulkan trauma tersebut. Seperti hahiya klasifikasi trauma yang distandarisasi oleh Birmingham Eye Trauma Terminology membuat deflnisi merujuk pada keseluruhan bagian mata, bukan pada jaringan yang spesifik maka yang termasuk di dalam trauma mata terbuka yaitu laserasi yang selanjutnyadibagi lagi menjadi trauma tembus, perforasi, dan benda asing intraokular. Universitas Sumatera Utara 2 Sedangkan yang termasuk dalam trauma mata tertutup yaitu trauma akibat luka bakar, kontusio, trauma tumpul dan laserasi lamellar. 2,3,4 Insidensi trauma mata terbuka sekitar 3.6-3.8 per 100.000 populasi di seluruh dunia.Berdasarkan Birmingham Eye Trauma Terminology System trauma mata terbuka dapat diklasifikasikan menjadi laserasi dan ruptur akibat trauma bergantung pada mekanismenya. Pada laserasi, jika terdapat celah masuknya benda dan menyebabkan adanya jaringan yang keluar dan terjadi pada satu waktu yang sama dan disebabkan oleh faktor yang sama dikatakan sebagai double- penetrating globe injury atau perforasi. Namun apabila hanya satu saja tempat paparan terjadinya luka tanpa adanya bagian mata yang menonjol keluar didefinisikan sebagai penetrating injury.Terdapat dua puncak angka kejadian, yang pertama pada kelompok usia dewasa muda dan lainnya pada kelompok lansia yang di atas 70 tahun dan lebih banyak terjadi pada pria dibanding wanita, mungkin dapat dihubungkan dengan kepribadian atau perilaku pria yang memiliki karakteristik lebih agresif. 5 Trauma mekanik pada mata dapat mengakibatkan gangguan morfologi dan fungsional mata yang sangat serius.Kebutaan sering digunakan untuk menggambarkan gangguan visual yang berat dengan fungsi penglihatan yang tersisa. Menurut WHO International Statistical Classification of Diseases, Injuries and Causes of Death, penglihatan yang rendah apabila akuisi visual kurang dari 618 tetapi sama atau lebih tinggi dari 360 atau hilangnya lapangan pandang tidak sampai 20° pada mata dengan koreksi yang memungkinkan menjadi lebih baik. Kebutaan blindness didefinisikan sebagai akuisi visual yang kurang dari 360 atau korespondensi hilangnya lapangan pandang kurang dari 10° pada mata dengan koreksi yang memungkinkan menjadi lebih baik. 4 Negrel dan Thylefors melaporkan di seluruh dunia ada sekitar 1.6 juta orang yang mengalami kebutaan akibat trauma okular, 2.3 juta lainnya dengan akuisi visual bilateral yang buruk dan 19 juta orang lainnya dengan kebutaan unilateral atau penglihatan yang buruk. Prevalensi kebutaan akibat trauma secara nasional belum diketahui secara pasti, namun pada survei kesehatan indera penglihatan dan pendengaran pada tahun 1993-1996, trauma mata dimasukkan dalam kelompok penyebab kebutaan Iain-lain dan didapatkan prevalensinya Universitas Sumatera Utara 3 sekitar 0,15 dari jumlah total kebutaan nasional yang berkisar 1,5.Menurut hasil survei morbiditas mata dan kebutaan Departemen Kesehatan tahun 1993, kebutaan karena trauma tidak termasuk di dalam 10 besar penyakit mata penyebab kebutaan. Meskipun demikian, keluhan akibat trauma mata mempunyai dampak yang sama dengan kebutaan lainnya, yaitu turunnya kualitas sumber daya manusia. 6,7 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi