Gejala klinis Tinjauan Pustaka 1. Definisi

8

2.5. Gejala klinis

Bila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing masuk ke dalam bola mata maka akan terlihat tanda-tanda trauma tembus seperti: - Nyeri - Tajam penglihatan yang menurun Pada suatu penelitian yang dilakukan oleh Boo Sup Oum, dkk di Korea trauma tembus menjadi penyebab teratas terhadap terjadinya penurunan akuisi visual dilanjutkan berturut-turut dengan IOF, retinal detachment, corneal ulcer, chemical burn, dan penyebab lainnya - Defek kehitaman prolapsus koroid atau prolapsus vitreous - Injeksi sklera dan perdarahan subkonjungtiva - Kebocoran cairan vitreous - Hyphaema - Prolapsus iris - Lensa yang dislokasi, katarak traumatik - Tekanan bola mata rendah - Bilik mata dangkal - Bentuk dan letak pupil yang berubah - Pupil yang tidak sama; berdilatasi dan nonreaktif pada sisi yang terkena - Terlihatnya ada ruptur pada kornea atau sklera 10,15,16 Gejala yang muncul dari trauma tembus mata dapat diuraikan sebagai berikut: a. Efek mekanik langsung Efek yang segera muncul setelah terjadinya trauma okular yang terlihat bergantung bagaimana efek mekanik pada struktur yang terlibat.Yang paling umum ditemukan adalah laserasi di kornea maupun sklera dengan atau tanpa keterlibatan struktur mata lainnya. Dapat muncul dalam beberapa variasi seperti: - simple corneal laceration, melibatkan kornea dan tertahan sampai di limbus, tidak ada keterlibatan iris, lensa maupun vitreous - stellate corneal laceration - corneal laceration with iris incarseration, laserasi kornea lebih lanjut dengan bagian anterior mengalami pendangkalan dengan tertahannya iris maupun prolapsus iris Universitas Sumatera Utara 9 - corneal laceration with lens involvement, laserasi yang besar pada kornea disertai prolapsus iris sering melibatkan lensa. Trauma minimal karena tembakan atau tusukan juga dapat menyebabkan kerusakan pada lensa. Kerasakan tersebut dapat melibatkan kapsul anterior, korteks, kapsul posterior dan zonula. Dapat menyebabkan katarak traumatik bergantung sejauh mana akibat dari trauma yang ditimbulkan - corneal laceration with vitreous involvement, laserasi yang sudah melibatkan lensa sering diikuti dengan terganggunya bagian vitreous - simple corneoscleral laceration, penyembuhan dari jaringan sklera dapat begitu berbeda dari kornea dan limbus, hal ini dikarenakan tidak terjadi pembengkakan pada seratnya namun cenderung ada kontraksi akan tetapi tidak ada lapisan epitel maupun endotel untuk menutup celah sehingga tujuan untuk pemulihan secara primer tidak terjadi - posterior scleral laceration - corneoscleral laceration with tissue loss - irreparable penetrating injury 9 b. Efek kontusio Kebanyakan kasus trauma tembus pada mata berhubungan dengan efek kontusio, bervariasi mulai dari abrasi kornea yang sederhana sampai rupturnya bola mata.Pada beberapa kasus, perubahan bisa saja lamban atau malah progresif. Untuk itu pasien harus tetap dalam pengawasan untuk beberapa bulan. 9 c. Infeksi Ada tiga mekanisme terjadinya infeksi: - Infeksi primer; terjadi bersamaan dengan trauma - Infeksi sekunder; infeksi ini terjadi sebelum luka pulihsembuh - Infeksi yang terjadi lambat; timbul akibat konsolidasi skar yang buruk khususnya apabila ada fistula 9 Infeksi menjadi tantangan besar dalam manajemen trauma tembus oleh karena bisa mengakibatkan komplikasi di kemudian hari seperti cincin abses di kornea, iridocyclitis purulen dengan hipopion, skleritis infeksi nekrotik, endophtalmitis, panopthahnitis, jarang namun bisa saja terjadi yaitu adanya gas gangrene atau bahkan tetanus okular. 9 Universitas Sumatera Utara 10 d. Iridocyclitis post trauma Kejadiannya cukup sering, muncul tanda-tanda inflamasi pada pasien eperti nyeri, mata kemerahan, fotofobia, dan penurunan kemampuan melihat. 9 e. Sympathetic Ophtalmitis Hal ini jarang terjadi, sifatnya bilateral, merupakan suatu granuloma dari panuveitis yang terjadi setelah pembedahan atau trauma pada uvea salah satu nata.Onset klinis didahului oleh inflamasi ringan oleh mata yang tidak ada trauma dan perburukan inflamasi pada mata yang terkena trauma. Gejala seperti nyeri, fotofobia, lakrimasi dan penglihatan kabur.Pencegahannya yaitu dengan melakukan enukleasi pada mata yang terpapar trauma dalam 2 minggu setelah onset trauma. Ini dikerjakan pada mata yang sudah terpapar trauma sangat berat dan tidak ada lagi potensi untuk mengembalikan penglihatannya. 9 f. Benda asing intraokular yang tertahan Materi atau partikel yang sering tertahan misalnya potongan besi atau logam, batu, pecahan, sampai yang jarang seperti duri rerumputan. 9

2.6. Diagnosis