26
Laju  penyusutan  dipengaruhi  oleh  waktu  dan  temperatur  sintering.  Randall 1991  dalam  Rais  2007  menyatakan,  pengaruh  temperatur  sintering  terhadap
perubahan densitas dan porositas saling berlawanan. Apabila temperatur sintering semakin  tinggi  maka  kekuatan  mekanik  dan  ukuran  butir  semakin  besar,
sedangkan  porositas  dan  sifat  listriknya  menurun.
51
Dalam  tahap  pembuatan bahan  keramik,  proses  pembakaran  merupakan  proses  yang  sangat  menentukan
sifat  bahan.  Temperatur  pembakaran  ditentukan  oleh  bahan  yang  ingin  dibuat. Bahan dasar yang digunakan dapat digolongkan sebagi bahan teknis yang rendah
kemurniannya,  atau  bahan  p.a  pro  analysis  yang  tinggi  kemurniannya.  Dalam proses  sintering,  berbagai  bahan  yang  tidak  diharapkan  dapat  dihilangkan  agar
bahan  dengan  komposisi  tertentu  yang  diinginkan  terbentuk.
52
William  C  1991 dalam  Kaston  2008  menyatakan,  melalui  proses  pencetakan  terjadi
penggabungan  atau  pengelompokan  beberapa  butiran,  tetapi  butiran  satu  dengan yang  lainnya  belum  terikat  kuat.  Ikatan  antara  butiran  setelah  proses  sintering,
dimana akan terjadi penyusutan dimensi yang disertai pengurangan pori yang ada diantara  butiran.  Dengan  demikian  material  yang  telah  disintering  akan  menjadi
semakin padat dan kuat.
53
Semakin banyak jumlah partikel yang kecil maka nilai densitas  sintering  semakin  besar  atau  persen  kepadatannya  semakin  besar.
Pengaruh  temperatur  sintering  terhadap  perubahan  densitas,  kekuatan  mekanik dan  ukuran  butir  adalah  berbanding  lurus  akan  tetapi  sebaliknya  terhadap
porositas, resistivitas.
2.5 Densitas
Densitas pada material didefinisikan sebagai perbandingan  antara massa m dengan  volume.  Densitas  dinyatakan  dalam  gcm
3
d an  dilambangkan  dengan  ρ
rho.
ρ =
51
Muhammad Rais, op.Cit., h. 14
52
Tino  Umbar,  et  al.  Pembuatan  Keramik  Alumina  dengan  menggunakan  Metode Metalurgi Serbuk dengan Variasi  Temperatur dan Komposisi, Serpong : STTN-BATAN, 2013,
h. 12
53
Kaston Sijabat, op.Cit., h. 20
PDFill PDF Editor with Free Writer and Tools
27
dimana : m = massa g V = volume cm
3
ρ = densitas gcm
3
Uji  ini  dilakukan  untuk  mengetahui  sifat  fisik  material  uji,  dalam  hal  ini densitas  spesimen  Alumina  hasil  sintering  yang  mengacu  pada  standar  ASTM
C.373-88.  Pengujian dilakukan dengan menggunakan prinsip Archimedes.
2.6 Porositas
Pengukuran  porositas  bertujuan  mengetahui  pori-pori  yang  terdapat  dalam sampel.  Porositas  merupakan  satuan  yang  menyatakan  keporositasan  suatu
material yang dihitung dengan mencari persen  berdasarkan daya serap bahan terhadap air dengan perbandingan volume air yang diserap terhadap volume total
sampel.
2.7 Kekerasan
Uji  kekerasan  vickers  menggunakan  indentor  piramida  intan  yang  pada dasarnya  berbentuk  bujur  sangkar.  Besar  sudut  permukaan  piramida  intan  yang
saling berhadapan adalah 136 . Nilai ini dipilih karena mendekati sebagian besar
nilai  perbandingan  yang  diinginkan  antar  diameter  lekukan  dan  diameter  bola penumbuk pada uji kekerasan brinell.
54
Gambar 2.9 Bentuk Identer vickers
54
Geoege Dieter, Mechanichal Metallurgy, Mc. Grow Hill Book Co., 1987
PDFill PDF Editor with Free Writer and Tools
28
Gambar.2.10 Pengujian vickers
Angka kekerasan vickers didefinisikan sebagai  beban dibagi luas permukaan lekukan. Pada prakteknya, luas ini dihitung dari pengukuran mikroskopik panjang
diagonal jejak. VHN dapat ditentukan dari persamaan berikut :
55
VHN = =
Dengan : P = beban yang digunakan kg
D = panjang diagonal rata-rata mm Θ = sudut antara permukaan intan yang berhadapan = 1γ6
Karena jejak yang dibuat dengan penekanan piramida serupa secara geometris dan  tidak  terdapat  persoalan  mengenai  ukurannya,  maka  VHN  tidak  bergantung
kepada  beban.  Pada  umumnya  hal  ini  dipenuhi,  kecuali  pada  beban  yang  sangat ringan. Beban yang biasanya digunakan pada uji vickers berkisar antara 1-120 kg.
55
Penulis,  Uji  Kekerasan  Vickers,  pada  http:teknik-mesin1.blogspot.com201106uji- kekerasan-vickers.html, diakses pada 12 Juli 2014 pukul 15.28
PDFill PDF Editor with Free Writer and Tools
29
Tergantung  pada  kekerasan  logam  yang  diuji.  Hal-hal  yang  menghalangi keuntungan pemakaian metode vickers adalah :
1.  Uji  ini  tidak  dapat  digunakan  untuk  pengujian  rutin  karena  pengujian  ini sangat lamban.
2.  Memerlukan persiapan permukaan benda uji. 3.  Terdapat pengaruh kesalahan manusia yang besar pada penentuan panjang
diagonalnya. Keuntungan metode vickers :
  Indentor  dibuat  dari  bahan  yang  cukup  keras  sehingga  dimungkinkan dilakukan untuk berbagai jenis logam.
  Memberikan  hasil  berupa  skala  kekerasan  yang  kontinu  dan  dapat digunakan untuk menentukan kekerasan pada material yang sangat lunak.
  Dapat  dilakukan  untuk  benda-benda  dengan  ketebalan  yang  sangat  tipis sampai 0.006 inchi.
  Harga kekerasan yang didapat dari uji vickers tidak bergantung pada besar beban identor.
56
2.8 Fracture Tougness K