Penentuan Daya Dukung Tanah DDT Penghitungan Faktor Regional FR Penentuan Indeks Permukaan IP Penentuan Indeks Tebal Perkerasan ITP

commit to user

4.4 Penentuan Daya Dukung Tanah DDT

Gambar 4.2. Korelasi DDT dan CBR Hubungan Nilai CBR Dengan Garis Mendatar Kesebelah Kiri Diperoleh Nilai DDT = 5 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 commit to user

4.5 Penghitungan Faktor Regional FR

Dari data – data dibawah ini dapat ditentukan Faktor Regional FR adalah :  kendaraan berat = 100 2012 LHR berat kend. Jumlah  = 100 9302 097 5  = 54,79 30 Kendaraan Berat 30  Curah hujan berkisar 100 - 400 mm tahun Sehingga dikategorikan 900 mm tahun, termasuk pada iklim I  Kelandaian = 100 B - A Jarak B titik Elevasi - A titik Elevasi  = 100 3150 75,721 - 79,181  = 0,11 6 Sehingga dikategorikan Kelandaian I Maka berdasarkan Tabel 2.19 dan data diatas maka diperoleh nilai Faktor Regional FR adalah berkisar antara 1,0 – 1,5. Nilai FR diambil yang maksimum yaitu 1,5. commit to user

4.6 Penentuan Indeks Permukaan IP

4.6.1. Indeks Permukaan Awal IPo Direncanakan jenis lapisan Laston dengan Roughness 1000 mm tahun, Maka berdasarkan Tabel 2.21 Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana IPo maka diperoleh nilai IPo = 3,9 – 3,5. 4.6.2. Indeks Permukaan Akhir IPt Dari data dengan Klasifikasi Jalan Arteri dan hasil perhitungan LER yaitu didapat nilai LER adalah 3.885 1000, maka berdasarkan Tabel 2.20 Indeks Permukaan Pada Akhir Umur Rencana IPt maka diperoleh nilai IPt = 2,5.

4.7 Penentuan Indeks Tebal Perkerasan ITP

Data : IP o = 3,9 – 3,5 IPt = 2,5 LER = 3.885 DDT = 5 FR = 1,5 Dengan nilai IPo 3,9 – 3,5 dan nilai IPt 2,5. Maka digunakan Nomogram no. 2. commit to user Sumber : Silvia Sukirman Gambar 4.3. Grafik Penentuan Nilai Indek Tebal Perkerasan ITP Dengan Nomogram no.2 Petunjuk Perencanaan Tebal Perkarasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Gambar Nomogram Lampiran 1 4 , didapat nilai ITP = 13,1 Dari nilai ITP = 13,1 berdasarkan Petunjuk Perencanaan Tebal Perkarasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987 Daftar VIII commit to user Batas – batas Minimum Tebal Lapis Permukaan D , direncanakan susunan lapisan perkerasan sebagai berikut :  Lapis permukaan Surface Course D 1 = 10 cm a 1 = 0,40 LASTON MS 744  Lapis pondasi atas Base Course D 2 = 25 cm a 2 = 0,14 Batu Pecah kelas A CBR 100  Lapis pondasi bawah Sub Base Course D 3 = …. a 3 = 0,13 Sirtu Pitrun kelas A CBR 70 Dimana : a 1, a 2, a 3 : Koefisien relative bahan perkerasan. D 1, D 2, D 3 : Tebal masing-masing lapis permukaan. Maka tebal pondasi bawah D3 dapat dicari dengan persamaan : ITP = a 1 x D 1 + a 2 x D 2 + a 3 x D 3 13,1 = 0,40 x 10 + 0,14 x 25 + 0,13 x D 3 13,1 = 4 + 3,5 + 0,13 x D 3 D 3 = 13 , 5 , 3 4 1 , 13   D 3 = 43,08 cm ~ 43 cm commit to user Susunan Perkerasan : 150 cm Drainase Bahu Jalan 200 cm 2 x 350 cm Lebar Perkerasan 150 cm Drainase Bahu Jalan 200 cm 859 cm 2 : 1 A A 50 cm 100 cm Gambar 4.4 Tipical Cross Section Gambar 4.5 Potongan A-A, Susunan Perkerasan CBR tanah dasar = 5,9 10 cm 25 cm 43 cm Subgrade Batu Pecah kelas A CBR 100 Sirtu Pitrun kelas A CBR 70 LASTON MS 744 commit to user

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN

TIME SCHEDULE

5.1 Typical Potongan Melintang

Gambar 5.1 Potongan Melintang Jalan

5.2 Analisa Penghitungan Volume Pekerjaan

5.2.1 Penghitungan Volume Pekerjaan Tanah

1. Pembersihan Semak dan Pengupasan Tanah. Luas = p. Rumija x p. Jalan = 10 m x 3.058,033 m = 30.580,033 m² 2. Persiapan Badan Jalan m² . Luas = Lebar lapis pondasi bawah x Panjang jalan = 8,59 m x 3.058,033 m . = 26.268,503 m²