15
g. Item, yaitu suatu unit khusus dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan berdasarkan ukuran, harga, penampilan, atau atribut
lainnya.
2. Klasifikasi Produk
Berdasarkan daya tahan dan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok Purnama, 2002:112, yaitu :
a. Barang tidak tahan lama nondurable goods : barang berwujud yang biasanya dikonsumsi hanya dalam satu atau beberapa kali penggunaan.
b. Barang tahan lama durable goods : merupakan barang berwujud yang biasanya dapat digunakan sampai berkali-kali.
c. Jasa service : jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis.
Berdasarkan penggunaannya, barang dapat dibagi atas barang konsumsi dan barang industri Purnama, 2002:113, antara lain :
a. Klasifikasi Barang Konsumsi 1 Convenience goods : merupakan barang-barang yang biasanya
sering dibeli oleh konsumen, segera, dan dengan usaha minimum. 2 Shopping goods : merupakan barang-barang yang karakteristiknya
diperbandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan gaya dalam proses pemilihan dan pembeliannya.
3 Specialty goods : merupakan barang-barang dengan karakteristik unik dan atau identifikasi merek yang menyebabkan sekelompok
16
pembeli tertentu yang cukup besar selalu bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya.
4 Unsought goods : merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau diketahui namun secara normal konsumen tidak
berpikir untuk membelinya. b. Klasifikasi Barang Industri
1 Bahan baku dan suku cadang : merupakan barang-barang yang sepenuhnya masuk ke produk dan dibedakan menjadi bahan
mentah dan suku cadang pabrikan. 2 Barang modal : merupakan barang-barang tahan lama yang
memudahkan pengembangan dan atau pengelolaan produk akhir. 3 Perlengkapan dan jasa bisnis : merupakan barang tidak tahan lama
yang membantu pengembangan dan atau pengelolaan produk akhir yang terdiri dari perlengkapan dan jasa bisnis.
3. Atribut Produk
Menurut Tjiptono 2002:103, atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar
pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan garansi, pelayanan, dan sebagainya.
Merek
Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbollambang, desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan
dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing. Ada
17
enam makna yang bisa disampaikan melalui suatu merek Tjiptono, 2002:104 yaitu :
a. Atribut : sebuah merek menyampaikan atribut-atribut tertentu. b. Manfaat : merek bukanlah sekedar sekumpulan atribut, karena yang
dibeli konsumen adalah manfaat bukannya atribut. c. Nilai-nilai : merek juga menyatakan nilai-nilai produsennya.
d. Budaya : merek juga mungkin mencerminkan budaya tertentu. e. Kepribadian : merek juga dapat memproyeksikan kepribadian tertentu.
f. Pemakai : merek memberi kesan mengenai jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produknya.
Agar suatu merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin disampaikan, maka harus ada beberapa persyaratan yang harus
diperhatikan Tjiptono, 2002:106, yaitu sebagai berikut : a. Merek harus khas atau unik
b. Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan pemakainya
c. Merek harus menggambarkan kualitas produk d. Merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat
e. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di negara dan dalam bahasa lain
f. Merek harus dapat menyesuaikan diri dengan produk-produk baru yang mungkin ditambahkan ke dalam lini produk.
18
Kemasan
Pengemasan packaging merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah container atau pembungkus
wrapper untuk suatu produk. Pemberian kemasan pada suatu produk bisa memberikan tiga manfaat utama Tjiptono, 2002:106 yaitu meliputi :
a. Manfaat Komunikasi Manfaat utama kemasan adalah sebagai media pengungkapan
informasi produk kepada konsumen. Informasi tersebut meliputi cara penggunaan produk, komposisi produk, dan informasi khusus.
b. Manfaat Fungsional Kemasan seringkali pula memastikan peranan fungsional yang penting,
seperti memberikan kemudahan, perlindungan, dan penyimpanan. c. Manfaat Perseptual
Kemasan juga bermanfaat dalam menanamkan persepsi tertentu dalam benak konsumen.
Pemberian Label Labelling
Labelling berkaitan erat dengan pengemasan. Label merupakan bagian produk yang menyampikan informasi mengenai produk dan penjual.
Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan, atau bisa pula merupakan etiket tanda pengenal yang dicantelkan pada produk. Dengan
demikian, ada hubungan erat antara labelling, packaging, dan branding. Secara garis besar terdapat tiga macam label Tjiptono, 2002:107, yaitu :
19
a. Brand label, yaitu nama merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan pada kemasan.
b. Descriptive label, yaitu label yang memberikan informasi objektif mengenai penggunaan, konstruksipembuatan, perawatanperhatian
dan kinerja produk, serta karakteristik lainnya yang berhubungan dengan produk.
c. Grade label, yaitu label yang mengidentifikasi penilaian kualitas produk dengan suatu huruf, angka, atau kata.
Jaminan
Menurut Tjiptono 2002:108, jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen, dimana para
konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan. Jaminan bisa meliputi
kualitas produk, reparasi, ganti rugi uang kembali atau produk ditukar, dan sebagainya. Jaminan sendiri ada yang bersifat tertulis dan ada pula
yang tidak tertulis. Dewasa ini jaminan seringkali dimanfaatkan sebagai aspek promosi, terutama pada produk-produk tahan lama.
Layanan Pelengkap
Dewasa ini produk apapun tidak terlepas dari unsur jasa atau layanan, baik itu jasa sebagai produk inti jasa murni maupun jasa sebagai
pelengkap. Layanan pelengkap dapat diklasifikasikan menjadi delapan kelompok Tjiptono, 2002:107, sebagai berikut :
20
a. Informasi, misalnya jalanarah menuju tempat produsen, jadwal atau skedul penyampaian produkjasa, harga, peringatan warnings,
kondisi penjualanlayanan, dokumentasi, konfirmasi reservasi, dan rekapitulasi rekening.
b. Konsultasi, seperti pemberian saran, auditing, konseling pribadi, dan konsultasi manajementeknis.
c. Order taking, meliputi aplikasi, order entry, dan reservasi. d. Hospitality, di antaranya sambutan, food and beverages, toilet dan
kamar kecil, fasilitas menunggu, transportasi, dan security. e. Caretaking, terdiri dari perhatian dan perlindungan atas barang milik
pelanggan yang mereka bawa serta perhatian dan perlindungan atas barang yang dibeli pelanggan.
f. Exceptions, meliputi permintaan khusus sebelumnya penyampaian produk, menangani komplainpujiansaran, pemecahan masalah, dan
restitusi. g. Billing, meliputi laporan rekening periodik, faktur untuk transaksi
individual, laporan verbal mengenai jumlah rekening, mesin yang memperlihatkan jumlah rekening, dan self-billing.
h. Pembayaran, berupa swalayan oleh pelanggan, pelanggan berinteraksi dengan personil perusahaan yang menerima pembayaran, pengurangan
otomatis atas rekening nasabah, serta kontrol dan verifikasi.
21
4. Proses Perencanaan Strategi Produk