commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tanah Jawa merupakan sebidang ladang harta karun yang tak ternilai harganya. Warisan berupa karya sastra, lelagon atau lagu, kata mutiara, wayang, dan dolanan
bocah, di dalamnya mengandung nilai-nilai kearifan dan seni budaya Jawa. Dalam kurun tahun ini seiring perkembangan jaman, sebagian produk budaya Jawa itu kian
lama kian tertimbun serupa harta karun. Hingga banyak pewaris tidak mengenal lagi terhadap produk budaya warisan leluhurnya. Lantaran banyak orang tua tidak pernah
mengenalkan warisan berharga dari nenek-moyangnya itu pada anak-anak sang pewaris budaya, karena kesibukan mereka, padahal dari anak-anak inilah yang akan menentukan
kelestarian budaya Jawa untuk masa yang akan datang. Terlebih nilai kearifan yang terkandung di dalamnya. Budaya Jawa tidak hanya sebatas pada bahasa komunikasinya
yang terpilah menjadi bahasa Ngoko dan Krama, tidak juga sebatas pada adat-istiadat, tradisi, dan budayanya. Namun harus menyentuh pada pandangan-pandangan hidup
yang kemudian tercerminkan pada kearifan sikap. Lebih jauh, pandangan-pandangan arif orang Jawa itu disebut sebagai harta karun yang bernilai tinggi. Karena nilainya,
banyak orang ingin menggali untuk dijadikan bekal kehidupan. Berpijak pada realitas, banyak budaya Jawa yang semakin hari semakin tergerus
oleh jaman. Banyak generasi yang mulai tidak mengenal dan merasa asing dengan warisan berharga dari leluhurnya sendiri. Hal ini sangat wajar mengingat banyak orang
commit to user
2
tua yang semakin disibukkan dengan kebutuhan keluarga, sehingga serasa tidak punya waktu dan kesempatan untuk menyampaikan warisan leluhur pada anak-anaknya.
Melihat realitas buruk tersebut, maka sosialisasi dan kampanye atas budaya serta nilai- nilai kearifan pandangan orang Jawa layak dilakukan. Karena dengan langkah tersebut,
maka tujuan untuk mengenalkan berbagai kreasi para leluhur Jawa dan nilai-nilai kearifan yang tersirat di dalamnya pada generasi pewaris dapat terealisasi dengan baik.
Sehingga generasi berikutnya dapat diharapkan mampu menyerap dan mengaplikasikan budaya-budaya Jawa tersebut ke dalam kehidupan. Hal ini adalah cara untuk menyaring
secara bijak pengaruh dan masuknya budaya luar yang sekarang ini menggempur budaya Indonesia, khususnya budaya Jawa.
Telah diketahui bahwa pandangan arif orang Jawa itu dapat digali melalui karya sastra, lelagon, kata mutiara, wayang, dan dolanan bocah. Salah satu diantaranya yang
memiliki nilai-nilai kearifan dan seni budaya Jawa adalah wayang. Seni wayang terutama wayang kulit merupakan salah satu produk budaya Jawa yang sampai saat ini
masih diminati oleh sebagian besar masyarakat. Selain sebagai media
tontona n
, wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang, itu dapat dijadikan sebagai media
tuntuna n
. Begitu juga sama halnya dengan wayang orang, keduanya sarat akan tuntunan akan kehidupan.
Melalui wayang, kita dapat menyerap nilai-nilai budaya dan kearifan tersebut melalui tokoh-tokohnya. Namun bagi masyarakat
modern
, budaya seperti wayang sudah tentu diabaikan, karena mereka lebih cenderung menyukai budaya luar. Dan apabila
pengenalan terhadap budaya Jawa ini sampai tidak diberikan kepada anak-anak sejak usia sekolah dasar, maka akan terancam pula kelestarian dari budaya Jawa. Maka dari
itu perlu adanya kesadaran sikap untuk senantiasa menjaga dan melestarikan warisan
commit to user
3
budaya leluhur ini, melalui sosialisasi dan kampanye cinta budaya Jawa. Sangat prihatin melihat sekarang ini anak-anak lebih mengidolakan
superhero
luar negeri, seperti Spiderman, Batman, dan Kapten Amerika, daripada
superhero
di negerinya sendiri seperti tokoh-tokoh wayang, diantaranya adalah Gatotkaca. Dikarenakan mungkin
belum dikenalkan tokoh-tokoh wayang kepada mereka, atau mungkin pengenalan terhadap tokoh-tokoh wayang belum dikemas secara menarik, sehingga berkurangnya
daya tarik dan minat mereka terhadap wayang. Maka target segmentasi yang menjadi sasarannya adalah anak-anak usia sekolah dasar. Karena pada usia-usia sekolah dasar ini
adalah usia yang baik dalam menyerap informasi-informasi yang masuk, dan belum banyak terpengaruh oleh faktor-faktor lainnya. Sosialisasi, kampanye, dan pengarahan
mulai dari anak-anak usia sekolah dasar, diharapkan akan membentuk karakter kepribadian orang Jawa dengan kearifan, nasionalisme, dan sikap bijaknya dalam
menyikapi realita kehidupan. Karena pada setiap tokoh-tokoh wayang memiliki nilai- nilai kearifan dan pesan-pesan moral yang terkandung di dalamnya, yang dapat
dijadikan sebagai pedoman hidup ataupun tuntunan dalam kehidupan. Walau apapun itu budaya kita jauh lebih baik daripada budaya luar, yang
terkadang sering merugikan kita apabila tidak dengan bijak menyaring mana budaya yang harus masuk, dan mana budaya yang tidak perlu kita serap. Karena hal tersebut,
maka konsep karya tugas akhir ini mengambil judul “KAMPANYE BUDAYA JAWA MELALUI PENGENALAN WAYANG BAGI ANAK SEKOLAH DASAR DI
SRAGEN”, dengan nama kampanyenya yang akan dilaksanakan nanti adalah “WAYANGKU
SUPERHERO
KU.”
commit to user
4
B. Rumusan Masalah