Perkembangan Wayang pada Anak Sekolah Dasar di Sragen

commit to user 29

4. Perkembangan Wayang pada Anak Sekolah Dasar di Sragen

Di kota Sragen sendiri kebudayaan Jawa kurang diminati. Perkembangan budaya di kota Sragen kalah dengan perkembangan kebudayaan modern, yaitu kebudayaan barat yang lebih dianggap keren dan nyaman untuk dikonsumsi oleh masyarakat terutama anak-anak. Padahal hal ini akan berdampak buruk untuk perkembangan di masa yang akan datang bagi mereka. Dikhawatirkan jika tidak dimulai dari anak-anak khususnya anak usia sekolah dasar, karena pada usia sekolah dasar inilah anak mulai mengetahui, memahami, dan merekam setiap informasi-informasi yang masuk, maka kebudayaan Jawa akan dirasa asing bagi mereka. Dilihat dari sisi bahasa komunikasi, anak-anak lebih sering menggunakan bahasa kesehariannya dengan bahasa Indonesia, dan bahkan ada yang sama sekali tidak mengerti bahasa Krama. Apalagi cerita tokoh- tokoh pewayangan, hanya sedikit yang mereka ketahui. Dan daya tarik serta minat mereka mengenai wayang berkurang. Karena mungkin pendekatan untuk menarik minat anak-anak kurang dikemas secara menarik. Diakui atau tidak, di tengah terpaan arus modernisasi yang begitu kuat, kesenian tradisional wayang terbukti mampu bertahan, meskipun sudah tidak seperti dulu. Wayang merupakan seni budaya asli bangsa Indonesia yang telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa. Wayang merupakan karya seni asli Indonesia yang sampai detik ini masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat, walaupun seringkali diabaikan keberadaannya. Salah satu alasan mengapa kesenian wayang masih tetap ada di era modern ini adalah karena wayang merupakan bentuk konsep berkesenian tradisional yang kaya akan cerita falsafah hidup. Dengan demikian, sungguh betapa bernilainya kesenian wayang dalam kehidupan manusia commit to user 30 terutama apabila kesenian wayang tersebut sudah mulai dikenalkan kepada anak-anak sejak usia sekolah dasar. Maka pesan-pesan moral yang terdapat pada setiap tokoh- tokoh wayang akan menjadi tuntunan hidup mereka sampai kelak dewasa dan menjadi tua. Wayang merupakan representasi dari nilai-nilai kemanusiaan yang ada di dalam setiap manusia, seperti jahat, baik, sabar, pemarah, pendendam, pendengki, serakah, rakus, tamak, dan sebagainya. Kesemua nilai tersebut termanifestasikan ke dalam cerita wayang yang direpresentasikan oleh setiap tokoh dalam wayang. Tokoh-tokoh dalam kesenian wayang ada banyak sekali. Tokoh utama dari Ramayana seperti Hanoman, Jatayu, Laksmana, Rahwana, Rama, dan Sinta, dari Mahabharata seperti Gatotkaca, Arjuna, Bima, Nakula, Sadewa, Karna, Yudistira, Srikandi, dan Duryodana, dan dari Punakawan adalah Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Tokoh-tokoh tersebut mempunyai karakteristik, riwayat, dan pengalaman hidup yang berbeda-beda, yang bisa dijadikan teladan. Namun ada beberapa anak sekolah dasar di Sragen yang bahkan belum mengetahui karakter dari masing-masing tokoh. Hal ini menjadi tugas yang harus dipecahkan dan dicari penyelesaiannya agar anak-anak menyukai wayang, yang merupakan ciri dari budaya Jawa di Indonesia. Akar dari permasalahan ini sebenarnya adalah bagaimana caranya agar anak-anak sekolah dasar di Sragen menyukai wayang dan tokoh-tokoh pada wayang. Untuk anak sekolah dasar, jalan satu-satunya adalah melakukan pendekatan melalui media permainan, dan sesuatu yang sering berhubungan serta dilakukan oleh anak seumuran mereka. Dari hal yang dirasa cukup sepele itu akan membentuk rasa cinta karena mulai tertarik dengan objek wayang yang telah dikemas secara menarik. commit to user 31 Lepas dari itu semua yang tak kalah penting adalah bagaimana mengarahkan anak-anak berperilaku njawa ni . Karena budaya itu bukan saja sebatas pada bidang kesenian. Namun di segala aspek kehidupan semestinya memakai, mencintai budaya sendiri, dan lebih mengenal budayanya sendiri daripada budaya luar. Selama ini ada penilaian bahwa berbudaya itu untuk kalangan seniman atau kalangan tertentu saja. Sehingga menyebabkan keengganan mengenal budaya lebih dalam bagi anak-anak khususnya. Dalam hal ini peran keluarga dan lembaga pendidikan sangatlah vital. Orangtua dalam mendidik anak selain memberikan pelajaran moral, juga harus memberikan pengenalan dan pelajaran tentang budaya. Sebab pelajaran yang diberikan dari lingkungan keluarga lebih mudah tertanam dan dihayati daripada pelajaran di luar rumah, karena lebih banyak waktu dan kegiatan anak-anak dihabiskan di lingkungan rumah atau lingkungan keluarga. Sekolah pun dalam memberikan pelajaran tentang budaya, khususnya wayang, diharapkan tidak sebatas mengenalkan peristiwa-peristiwa besar dan terkenal di dunia pewayangan. Namun lebih dari itu pelajaran nilai-nilai kearifan dan teladan dari masing-masing tokoh wayang dengan berlandaskan nilai-nilai budaya Jawa yang luhur harus lebih ditekankan. Semoga kampanye ini juga bisa menjadi sebuah alternatif agar anak-anak sekolah dasar di Sragen lebih memahami budaya wayang. Karena bagaimanapun juga mereka yang kelak akan mewarisi budaya Jawa dan melestarikannya. commit to user 32 5. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sragen Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sragen adalah suatu lembaga pemerintah Sragen yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah bidang pariwisata, seni, sejarah, kebudayaan, dan purbakala. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai fungsi : a. Penyelenggaraan kesekretariatan dinas. b. Penyusunan rencana program, pengendalian evaluasi, dan pelaporan. c. Penyelenggaraan dan pembinaan usaha akomodasi wisata, rekreasi, dan hiburan umum. d. Pembinaan dan pengembangan kesenian, bahasa, dan budaya. e. Pelestarian nilai-nilai sejarah dan kepurbakalaan. f. Pembinaan pelaku wisata. g. Pengendalian dan pengembangan aset wisata, seni, dan kebudayaan. h. Pemasaran wisata. i. Penyelenggaraan sosialisasi. j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala pemerintahan daerah atau Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. k. Pembinaan jabatan fungsional. l. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Daerah UPTD. commit to user 33 Kepala Bidang Sarana Wisata Seksi Akomodasi Wisata Seksi Rekreasi dan Hiburan Umum Bidang Seni, Budaya, Sejarah, dan Purbakala Seksi Seni dan Budaya Seksi Sejarah dan Purbakala Seksi Pelestarian dan Pengembangan Aset Wisata Seksi Promosi dan Informasi Wisata Seksi Kerja sama Sekretariat Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Subbagian Keuangan Subbagian Umum dan Kepegawian Bagan Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sragen Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sragen Kegiatan yang pernah diselenggarakan untuk memajukan kebudayaan di Sragen adalah promosi wisata dan Museum Fosil Purbakala di Sangiran. Dan kegiatan yang dilakukan untuk memajukan aset wisata yang ada di Sragen adalah promosi wisata Dayu Park, wisata Waduk Kedung Ombo, dan wisata Pemandian Air Panas di desa Bayanan, Sambirejo. commit to user 34

B. Target Audience