Membayar uang Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan dalam Menopang Keberlanjutan Hidup Rumah Tangga di Kelurahan Kumpulrejo Kota Salatiga T1 352010003 BAB VI

66 tersebut masih belum membantu masyarakat miskin itu sendiri. Bantuan yang di berikan pemerintah hanya sebatas beasiswa uang SPP hingga tingkat SMP saja, padahal kebutuhan untuk pendidikan tidak hanya sebatas itu melainkan juga pada biaya transportasi, membeli buku, seragam sekolah, dan sepatu. Dengan banyaknya biaya pendidikan yang harus dipenuhi tersebut, solusi-solusi yang biasanya di gunakan khususnya bagi para perempuan adalah dengan menyisihkan penghasilan yang di peroleh untuk biaya sekolah, jika hal tersebut masih belum mencukupi biasanya mereka akan mendaftarkan anaknya untuk memperoleh beasiswa lagi dari berbagai pihak mulai dari pemerintah, hingga ke lembaga-lembaga keagamaan. Dengan menggunakan modal manusia, modal finansial dan juga modal sosial yang dimilikinya, perempuan berusaha untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan anak. Modal manusia yang dimaksudkan adalah kemampuan dari perempuan untuk bekerja dan menghasilkan modal finansial uang untuk dapat membayar biaya sekolah anaknya. Sedangkan modal sosial yang di gunakan oleh perempuan untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan ankanya terlihat dari usaha-usaha yang dilakukan untuk mencari beasiswa bagi anaknya.

c. Membayar uang

pirukunan. Bagi sebagai masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan, nilai-nilai kekeluargaan antar masyarakat masih sangat erat hingga saat ini. Untuk itu, uang pirukunan menjadi salah satu kebutuhan penting bagi perempuan untuk di penuhi meskipun sebenarnya mereka merasa terbebani dengan kebutuhan hidup yang satu ini. Uang pirukunan merupakan iuran rutin semacam uang sosial masyarakat yang di kumpulkan oleh perempuan di tiap-tiap RT, kemudian uang tersebut dapat di gunakan untuk memodali usaha ternak bersama RT, menjenguk orang sakit, dan sebagainya. Pembayaran uang pirukunan menjadi penting untuk di penuhi karena adanya sebuah sanksi sosial yang muncul ketika seseorang yang menjadi 67 bagian dari sebuah masyarakat tidak membayar iuran tersebut, seperti yang nampak pada kutipan wawancara berikut ini. “Macem-macem, buat makan, bayar listrik, bayar sosial, terus buat pirukunan sama tetangga-tetangga. Nha yang berat itu ya bayar pirukunan itu, kalo makan kan bisa seadanya ndak ada yang tahu, tapi kalo pirukunan itu ada orang berangkat, terus tidak sendiri kan ya malu, malunya itu kok kayanya ra duwe tonggo ra duwe sedulur gitu. ” 1 Karena adanya rasa malu ketika seseorang tidak membayar uang pirukunan inilah yang membuat uang pirukunan menjadi salah satu kebutuhan yang harus di penuhi bagi perempuan. Dengan rendahnya penghasilan yang di peroleh, agar perempuan tetap dapat membayar uang pirukunan biasanya mereka menyisihkan penghasilan yang mereka peroleh agar dapat membayar uang pirukunan tersebut. Jika dengan menyisihkan penghasilan yang di peroleh masih belum dapat membayar uang pirukunan, para perempuan akan berhutang terlebih dahulu dan membayarnya di bulan berikutnya. Selain itu para perempuan juga secara bersama-sama membuat kesepakatan untuk menentukan seberapa besar nominal uang iuran, sehingga tidak teralu membebani mereka. Dengan membayar uang pirukunan , merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh para perempuan untuk membangun modal sosialnya dengan orang-orang di sekitarnya, yaitu tetangga yang tinggal di sekitar tempat tinggal mereka. Mereka membangun modal sosial dengan cara membuat jejaring yang baik dengan para tetangga, dengan harapan supaya ketika mereka mengalami kesulitan, tetangga sebagai orang yang paling dekat dengan mereka dapat memberi bantuan untuk meringankan kesulitan yang mereka alami. d. Membayar hutang. Salah satu solusi yang sering di lakukan oleh perempuan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya adalah dengan berhutang, baik dengan tetangga, saudara, maupun pada para pedagang sayur yang sering lewat di daerah tempat tinggal mereka. Membayar hutang merupakan sebuah kebutuhan yang dianggap penting bagi perempuan untuk dipenuhi. Dan 2 Wawancara dengan Ibu Sarmi tanggal 19 September 2014 68 mereka mengidentikkan bahwa orang miskin adalah mereka yang masih terlilit dengan hutang. Karena berhutang merupakan solusi kunci yang sering di gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, biasanya perempuan akan sulit untuk keluar dari lingkaran hutang tersebut. Untuk dapat membayar hutang, selain membayar menggunakan penghasilan yang di peroleh, biasanya mereka akan berhutang lagi agar dapat membayar hutang yang sebelumnya. Untuk dapat berhutang, perempuan menggunakan modal sosial yang dimilikinya, sehingga orang lain mempercayainya dan mau untuk menolongnya dengan memberi hutangan.solusi yang dilakukan oleh perempuan untuk dapat membayar hutang, juga menggunakan modal sosial di samping ia menggunakan modal fiansial yang mereka miliki. Perempuan masih mengandalkan modal sosial untuk membayar hutang karena, kecilnya modal finansial yang di miliki, membuatnya masih harus berhutang lagi dengan orang lain untuk membayar hutang yang sebelumnya. Dari jenis-jenis kebutuhan yang menjadi priotitas menurut perempuan ternyata terdapat ketidak sesuaian jika di bandingkan dengan indikator kemiskinan menurut BPS. Untuk mengentaskan peroalan kemiskinan yang dihadapi rumah tangganya, perempuan hanya perlu memenuhi kebutuhan pokok rumah tangganya saja, sehingga ia akan dapat tetap untuk survive bertahan hidup.

6.2 Perempuan Dalam Menjalankan Strategi

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan dalam Menopang Keberlanjutan Hidup Rumah Tangga di Kelurahan Kumpulrejo Kota Salatiga

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan dalam Menopang Keberlanjutan Hidup Rumah Tangga di Kelurahan Kumpulrejo Kota Salatiga T1 352010003 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan dalam Menopang Keberlanjutan Hidup Rumah Tangga di Kelurahan Kumpulrejo Kota Salatiga T1 352010003 BAB II

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan dalam Menopang Keberlanjutan Hidup Rumah Tangga di Kelurahan Kumpulrejo Kota Salatiga T1 352010003 BAB IV

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan dalam Menopang Keberlanjutan Hidup Rumah Tangga di Kelurahan Kumpulrejo Kota Salatiga T1 352010003 BAB V

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan dalam Menopang Keberlanjutan Hidup Rumah Tangga di Kelurahan Kumpulrejo Kota Salatiga

0 0 21

T1__BAB VI Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menguak Identitas Lesbian di Salatiga dalam Perspektif Erving Goffman T1 BAB VI

0 0 2

T1__BAB VI Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Paguyuban Drumblek Salatiga dalam Mengembangkan Kesenian Drumblek sebagai Identitas Budaya Kota Salatiga T1 BAB VI

0 0 2

T1__BAB VI Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengelolaan Parkir di Salatiga T1 BAB VI

0 1 3

T1__BAB VI Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Komunitas Futsal Youthkrew Premier League dalam Eksistensi di Kota Salatiga T1 BAB VI

0 0 2