Pemijahan Buku dan Materi Budidaya Ikan patin

7  kalau di sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya bundar dan besarnya seragam. b. Induk jantan  Umur dua tahun.  Ukuran 1,5 –2 kg.  Kulit perut lembek dan tipis.  Bila diurut akankeluar cairan sperma berwarna putih.  Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.

3. Pemijahan

 Penyuntikan Pemijahan pada ikan patin dilakukan secara buatan dengan menggunakan hormon stimulan yang berfungsi untuk menstimulasi kematangan gonad yaitu melalui pemberian ovaprim. Dosis yang biasa digunakan antara 0,50-0,75 cckg untuk induk betina, Kordi, 2005. Sedangkan untuk induk jantan tidak ada perlakuan atau tidak dilakukan penyuntikan sebelum dilakukan pemijahan. Penyuntikan dilakukan pada punggung yaitu dibawah sirip secara intra muscular Khairuman, 2002. Penyuntikan dilakukan sebanyak dua kali. Penyuntikan pertama dapat dilakukan pada malam hari yaitu pada pukul 22.00 dengan dosis 13 dari total dosis, sedangkan penyuntikan kedua dilakukan pada pagi hari yaitu pada pukul 09.00 sebanyak 23 dari dosis total. Penyuntikan pada induk dapat dilihat pada Gambar 4. 8 Gambar 4. Penyuntikan induk Induk yang telah di suntik, kemudian dimasukkan kembali ke dalam bak. Setelah 8 – 12 jam penyuntikan, dapat dilakukan stripping untuk mengeluarkan telur dan sperma induk.  Strippng Induk yang telah siap untuk distripping kemudian diangkat dan dikeringkan terlebih dahulu dengan handuk atau kain lainnya untuk menghindari masuknya air ke dalam waskom. Proses stripping dilakukan dengan metode kering dry stripping. Stripping dilakukan dengan cara mengurut bagian perut induk betina ke arah belakang. Telur yang keluar ditampung dengan menggunakan waskon yang telah dikeringkan sebelumnya. Setelah selesai striping telur, kemudian dilakukan pengambilan sperma. Sperma diambil dengan cara mengurut bagian perut induk jantan ke arah belakang. Sperma yang keluar dari papila ditampung di dalam mangkok yang telah dibersihkan. Pengambilan telur dan sperma dapat dilihat pada Gambar 5. 9 Gambar 5. Striping telur dan sperma pada induk patin Setelah telur tertampung di dalam waskom kemudian sperma dimasukkan ke dalam telur dan diaduk dengan menggunakan bulu ayam sampai sperma dan telur tercampur merata. Pengadukan dilakukan perlahan, setelah telur dan sperma tercampur rata kemudian ditambahkan air sedikit demi sedikit agar sperma aktif dan dapat membuahi telur. Telur yang telah terbuahi ini kemudian dimasukkan ke dalam air yang dicampur dengan lumpur yang terlebih dahulu air yang dicampur lumpur ini di rebus sampai mendidih agar streril. Tujuan pencampuran telur dengan air yang di campur lumpur ini agar telur tidak lengkat satu dengan dengan yang lain. Kemudian telur dibilas hingga bersih dan siap untuk di tetaskan  Penetasan telur Telur-telur hasil stripping dapat di tetaskan dalam akuarium atau bak penetasan. Sebelum penebaran telur, terlebih dahulu bak atau akuarium di bersihkan kemudian diisi air setinggi 20 cm dan dipasang aerasi dan Heater untuk menjaga suhu media penetasan. 10 Selama proses penetasan kondisi suhu selalu dikontrol agar tetap stabil yaitu pada kisaran 28-31 C. Jika suhu dibawah 28 C maka heater dinyalakan dan jika suhu 31 C maka heater dimatikan. Telur akan menetas berkisar antara 28-28 jam pada suhu 28-29 C Siregar, 2001. Setelah telur menetas, wadah penetasan di bersihkan dengan cara menyipon cangakang dan telur yang tidak menetas. Wadah yang digunakan untuk penetasan dapat juga digunakan sebagai pemeliharaan larva dengan cara membuang air hingga 90. Tetapi sebaiknya larva dipelihara pada wadah dan media yang baru agar lebih steril.

4. Pemeliharaan Larva