Ruang Publik dan Aktivitas Bermain

commit to user 72 BAB V RUANG PUBLIK UNTUK VOLLEYBALL REKREASI

A. Ruang Publik dan Aktivitas Bermain

Dalam sebuah seminar; salah seorang Arsitek yang juga pakar Tata Ruang Kota memberikan statement : Bila penataan ruang kota ditentukan oleh penguasa maka kota tersebut adalah marxopolis. Bila tata ruang didikte oleh investor atau developer maka kota akan menjadi profitopol. Bila yang berperan sekadar profesional, maka kota yang terbentuk adalah technopolis. Dan bila segenap lapisan masyarakat beserta seluruh aktor pembangunan bersama-sama secara demokratis merencanakan tata ruang kota, maka akan tercipta humanopolis, yakni ruang kota manusiawi. Korelasi antara ruang publik dengan aktivitas olahraga rekreasi adalah secara timbal balik dan saling memperkuat. Artinya,Tersedianya ruang publik yang cukup memadai dapat memicu motivasi aktivitas olahraga rekreasi. Sebaliknya, animo dan prakarsa kuat dari masyarakat untuk beraktivitas olahraga rekreasi akan melahirkan kreativitas dalam pemanfaatan ruang yang terbatas.. Desain ruang publik untuk aktivitas Volleyball rekreasi amat berbeda dengan mendesain ruang publik untuk Volleyball prestasi. Persyaratan lapangan untuk Volleyball Rekreasi tidak dalam ketentuan yang baku, sehingga dapat dikembangkan secara lebih kreatif. Walaupun berbeda, ternyata keduanya dapat didesain secara bersama-sama. Volleyball rekreasi dapat memanfaatkan lapangan Volleyball formal Volleyball prestasi Indoor, selama sedang tidak digunakan. Namun untuk kepentingan rekreasi atau relaksasi program latihan, setiap pemain Volleyball prestasi dapat menggunakan lapangan modifikasi untuk mengisi waktu luang mereka. commit to user 73 Terciptanya kota manusiawi adalah idaman semua orang. Salah satu indikator kota yang manusiawi adalah terdapatnya ruang privacy komunal yang layak bagi warganya untuk berbagi rasa melalui kontak sosial. Sebuah kota; besar atau kecil, tidak manusiawi jika didalamnya tidak memiliki ruang publik. Pemunahan ruang publik, disadari atau tidak, kini sedang berlangsung. Pertumbuhan perkotaan secara kejam mengalihfungsikan lapangan dan tempat-tempat bermain menjadi bangunan-bangunan besar profit-orientaed. Alun-alun kota yang dulu digunakan warga untuk bercengkerama dan beraktivitas olahraga rekreasi, banyak yang kini berubah menjadi Super mall. Kita semua yang dihadapkan pada situasi pemiskinan ruang publik. Kita semua sadar betul bahwa ruang publik yang layak merupakan tempat interaksi, manifestasi, sekaligus ekosistem pertumbuhan kematangan sosial warga. Ruang publik bukan sekadar tempat kosong untuk berkumpul tanpa makna, tetapi dapat menjadi ajang bagi segenap anggota masyarakat untuk dapat memanusia dan memasyarakat, melalui aktivitas “bermain produktif” yang kemudian dinamakan olahraga rekreasi. Konsep Mengenai ruang publik public space bersifat dinamis, artinya bahwa pengertiannya dapat saja bergeser secara relatif tergantung pada pola dinamika pertumbuhan mobilitas sosial dan persoalan pemukiman. Pergeseran konsep tersebut juga dipengaruhi oleh perkembangan persepsi masyarakat dan pengambil keputusan Decision maker publik atas pemanfaatan tata ruang secara keseluruhan. Secara hakiki, ruang publik public space diartikan sebagai tempat atau wahana para warga untuk melakukan kontak sosial mulai dari pekarangan komunal, lapangan desa, lapangan di lingkungan Rukun Tetangga, sampai ke alun-alun yang berskala kota Eko Budiharjo, 1997 : 29. commit to user 80 BAB VI MENDESAIN MINI VOLLEYBALL

A. Volleyball untuk Anak-anak