Tahap persiapan pembelajarannya sebagai berikut: 1 Ditjen PMPTK dan Dikti menyiapkan edaran yang berisi informasi tentang Program PJJ S1
PGSD di 10 perguruan tinggi untuk dikirim ke Dinas Pendidikan PropinsiKabupatenKota dan perguruan tinggi penyelenggara. Koordinasi
penyusunan rencana di tingkat daerah dilakukan antara perguruan tinggi penyelenggara dan Dinas Pendidikan; 2 Perguruan tinggi penyelenggara
melakukan promosi dan pendekatan ke Dinas Pendidikan dan Bappeda tentang rencana pelaksanaan program peningkatan kualifikasi guru SD melalui PJJ; 3
Perguruan Tinggi penyelenggara membuat prediksi jumlah calon mahasiswa Program PJJ S1 PGSD setiap Kabupaten Kota berdasarkan data guru lulusan DII
PGSD Guru Kelas; 4 Perguruan Tinggi penyelenggara membantu Dinas Pendidikan PropinsiKabupaten Kota merencanakan program beasiswa.
4.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran
Proses pembelajaran PJJ meliputi 2 tahap, yaitu tahap belajar mandiri yang meliputi 1 mengikuti program pembekalan belajar mandiri, 2
Mempelajari bahan ajar yang berbentuk hybrid, yaitu berbentuk bahan ajar cetak printed, audio visual, dan bahan ajar berbasis web, 3 Mengerjakan Tugas
Tutorial TT online, 4 Melaksanakan praktik dan praktikum secara mandiri. Tahap belajar mandiri dilakukan pada saat Face to face dan online. Sedangkan
tahap kedua yaitu belajar terbimbing, belajar terbimbing merupakan layanan bantuan belajar yang diberikan perguruan tinggi penyelenggara kepada
mahasiswa.
Pembelajaran diselenggarakan sesuai dengan apa yang tertuang dalam perencanaan pembelajaran. Situasi pengajaran itu sendiri dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu faktor internal atau dari peserta didik sendiri dan faktor eksternal atau dari lingkungan pembelajaran.
Hamalik 2001: 99 menjelaskan, murid adalah unsur penentu dalam proses pembelajaran. Muridlah yang membutuhkan pengajaran, bukan guru, guru
hanya berusaha memenuhi kebutuhan yang ada pada murid. Muridlah yang belajar, karena itu maka muridlah yang membutuhkan bimbingan. Sehingga
muridlah komponen terpenting dalam hubungan proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini yang merupakan murid adalah mahasiswa. Mahasiswa merupakan
penentu suksesnya pelaksanaan program jarak jauh ini. Proses pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan internet sebagai
medianya, secara tidak langsung menuntut peserta didiknya untuk dapat mengoperasikan internet. Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan mahasiswa
dalam bidang ICT masih lemah, hal ini dapat menghambat jalannya proses pembelajaran. Namun pihak pengelola sudah mengatasi hal ini dengan solusi
mendampingi mahasiswa dalam belajar ICT dan memberi pelatihan komputer Faktor kedua dalam proses pembelajaran yaitu guru. Guru sebagai
pembuat inisiatif awal dan pengarah serta pembimbing, sedang peserta didik sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri
dalam pengajaran. Guru harus mempunyai kompetensi profesional penguasaan mata pelajaran, paedagogik, kepribadian dan sosial.
Dosen PJJ S1 PGSD Unnes berasal dari konsorsium dosen-dosen yang ada di Universitas Negeri Semarang. Kemampuan dosen dalam menggunakan
internet sebagai media pembelajaran jarak jauh, dosen sudah mahir menggunakan internet, tetapi masih ada beberapa yang masih mengalami kesulitan dalam
pengoperasiannya. Untuk dosen yang masih mengalami kesulitan, pihak pengelola PJJ memberi fasilitas seorang teknisi yang akan membantu para dosen jika
menemukan kesulitan dalam mengoperasikan internet. Walaupun demikian proses pembelajaran ini masih mengalami kendala yang berasalkan dari dosen yaitu
kesibukan dosen membuat dosen tidak bisa untuk terus menerus duduk didepan internet, sehingga kadang-kadang dosen terlambat membalas inisiasi dari
mahasiswa. Pihak pengelola sudah mengatasi masalah tersebut adalah pihak pengelola membuat jadwal tutorial online, dimana pada waktu tutorial online
berlangsung dosen dan mahasiswa dapat berinteraksi secara online. Kurikulum dan pengajaran merupakan dua hal yang berbeda namun erat
kaitannya antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum pada dasarnya merupakan suatu perencanaan menyeluruh yang mencakup kegiatan dan pengalaman yang
perlu disediakan yang memberikan kesempatan secara luas bagi siswa untuk belajar. Semua proses mengajar atau pengajaran, atau pelajaran senantiasa
berpedoman pada kurikulum tertentu sesuai dengan tuntutan lembaga pendidikansekolah dan kebutuhan masyarakat serta faktor-faktor lainnya,
Hamalik 2001: 1. Kurikulum yang dipakai pada program ini adalah kurikulum yang dibuat
secara konsorsium, dan diterapkan untuk 23 LPTK yang tergabung dalam
program PJJ S1 PGSD, sedangkan untuk materinya berasal dari pemerintah pusat dan dikembangkan oleh dosen LPTK. Model yang dipakai dalam proses
pembelajaran jarak jauh ada dua macam model yaitu face to face dan online, sedangkan metode yang digunakan yaitu metode umpan balik dan belajar mandiri
pada waktu online dan pada waktu face to face menggunakan metode penugasan, ceramah dan diskusi. Dalam pelaksanaannya penerapan kurikulum dalam proses
pembelajaran jarak jauh tidak menemui masalah. Sarana dan prasarana yang bisa diperoleh pada program pembelajaran
jarak jauh ini adalah layanan online di ICT masing-masing kabupaten dan biaya online untuk menagakses internet. Hal ini dikarenakan pihak pengelola PJJ dalam
yaitu Rektor Universitas Negeri Semarang bekerjasama dengan ICT kabupaten untuk memberikan layanan online pada mahasiswa ketika di daerah masing-
masing, hanya dalam perjalanannya banyak mahasiwa yang tidak memanfaatkannya secara optimal, karena tempatnya jauh dari rumah, selain itu
mahasiswa juga dapat biaya online dari beasiswa. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
proses pelaksanaan pembelajaran jarak jauh PJJ PGSD Unnes menemui beberapa kendala diantaranya :
a ICT pakai jaringan Jardiknas, tidak sebagus koneksi yang lain, kadang-kadang
error. Solusi yang dilakukan adalah pendampingan dan bimbingan dari pihak ICT Center dan Mitra lebih ditingkatkan.
b Saat Vicon berlangsung Unnes tidak tersambung dengan Dirjen Dikti.
Solusinya yaitu mengondisikan mahasiswa untuk tetap mengikuti Vicon hingga selesai.
c Kesibukan dosen membuat dosen tidak bisa terus menerus duduk di depan
internet, sehingga kadang-kadang dosen terlambat membalas inisiasi dari mahasiswa.
4.2.3 Evaluasi