PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT KELAS IV SD NEGEI 08 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2009/201

ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
PESERTA DIDIK MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW
PADA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT KELAS IV
SD NEGEI 08 METRO SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh:
Dewi Oktasari

Pembelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri 08 Metro Selatan tahun
pelajaran 2009/2010 belum melibatkan peran serta peserta didik secara optimal.
Hal tersebut menjadi salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar peserta didik.
Salah satu pendekatan untuk mengatasi permasalahan tersebut, adalah model
cooperative learning tipe Jigsaw melalui Penelitian Tindakan Kelas. Model
pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan aktivitas
dan prestasi belajar peserta didik khususnya pada materi Operasi Hitung Bilangan
Bulat.
Penelitian bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar
matematika peserta didik kelas IV SD Negeri 08 Metro Selatan, melalui
implementasi cooperative learning tipe Jigsaw.

Penelitian dilaksanakan menggunakan disain penelitian tindakan kelas
dengan tahapan, 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) observasi dan evaluasi, dan 4)
refleksi dalam setiap siklus. Data yang diambil meliputi nilai aktivitas belajar
peserta didik menggunakan lembar observasi, data hasil belajar peserta didik,
pengelolaan pembelajaran oleh guru menggunakan lembar observasi kinerja guru,
dan angket respon peserta didik terhadap pembelajaran menggunakan cooperative
learning tipe Jigsaw.
Hasil penelitian menunjukkan, (a) nilai rata-rata aktivitas peserta didik
mengalami peningkatan dengan hasil 54.55% (siklus I), 77.27% (siklus II), dan
84.09% (siklus III); (b) nilai rata-rata prestasi belajar peserta didik meningkat
dengan hasil 67.97 (siklus I), 77.40(siklus II), dan 84.85 (siklus III). Artinya,
pembelajaran matematika dengan pendekatan cooperative learning tipe jigsaw
pada operasi hitung bilangan bulat dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi
belajar peserta didik.
Kata kunci: aktivitas belajar, prestasi belajar, matematika, cooperative learning
tipe Jigsaw

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN


1.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan
terhadap peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri 08 Metro Selatan pada mata
pelajaran matematika diketahui bahwa:
1. Aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika selama

cooperative learning tipe Jigsaw diterapkan mengalami peningkatan. Hal ini
terlihat dari hasil yang telah dicapai, yaitu: 54,55% untuk hasil pada siklus I;
77,27% (siklus II); dan 80,49% untuk siklus III. Berdasarkan hasil tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa penerapan cooperative learning tipe Jigsaw
pada pembelajaran matematika, dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta
didik kelas IV SD Negeri 08 Metro Selatan Tahun Pelajaran 2009/2010.
2. Prestasi belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika selama

cooperative learning tipe Jigsaw diterapkan mengalami peningkatan. Hal ini
terlihat dari hasil yang telah dicapai, yaitu: 36,36% untuk hasil pada siklus I;
80,65% (siklus II); dan 100% untuk siklus III. Berdasarkan hasil tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa penerapan cooperative learning tipe Jigsaw pada
pembelajaran matematika, dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik

kelas IV SD Negeri 08 Metro Selatan Tahun Pelajaran 2009/2010.

1.2. Saran

1. Bagi peserta didik, agar senantiasa membiasakan untuk belajar dan bekerja

sama dengan peserta didik lain dalam meningkatkan pemahaman konsep
operasi hitung bilangan bulat matematika, guna memperkaya ilmu pengetahuan
dan informasi yang maksimal agar memperoleh prestasi atau hasil belajar yang
lebih baik.
2. Bagi guru, upayakan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai

model-model pembelajaran matematika salah

satunya

dengan

model


cooperative learning tipe Jigsaw, sehingga dapat digunakan dalam
meningkatkan

dan

mengembangkan

kemampuan

professional

dalam

menyelenggarakan pembelajaran di kelas sesuai kurikulum.
3. Bagi sekolah, agar dapat memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya

meningkatkan mutu pembelajaran sebagai referensi bagi tenaga pendidik di
sekolah bersangkutan, salah satunya dengan menyediakan referensi tentang
model-model pembelajaran contohnya model cooperative learning tipe Jigsaw.
4. Bagi peneliti, perluas wawasan dan perdalam pemahaman tentang model-


model pembelajaran lain guna hasil yang lebih baik di karya yang akan datang.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Matematika dalam Kurikulum Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah adalah matematika sekolah. Matematika sekolah adalah matematika
yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLP) dan Pendidikan Menengah
(SMU dan SMK). Hal ini berarti bahwa yang dimaksud dengan kurikulum
matematika adalah kurikulum pelajaran matematika yang diberikan dijenjang
pendidikan menengah ke bawah, bukan diberikan dijenjang pendidikan tinggi
(Tim MKPBM UPI, 2001: 54).
Setiap upaya penyusunan kembali atau penyempurnaan kurikulum
matematika di sekolah perlu selalu mempertimbangkan kedudukan matematika
sebagai salah satu ilmu dasar. Dewasa ini, matematika sebagai ilmu dasar telah

berkembang dengan amat pesat, baik materi maupun kegunaannya, sehingga
dalam perkembangannya atau pembelajarannya di sekolah harus memperhatikan
perkembangan-perkembangannya, baik dimasa lalu, masa sekarang, maupun
kemungkinan-kemungkinannya untuk masa depan (Tim MKPBM UPI, 2001: 54).
Tujuan pembelajaran matematika di sekolah, mengacu kepada fungsi
matematika serta tujuan pendidikan nasional yang telah dirumuskan dalam Garisgaris Besar Haluan Negara (GBHN).
Adapun tujuan umum diberikannya matematika pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah meliputi dua hal, yaitu: (1) Mempersiapkan peserta didik
agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan dunia yang
selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis,

rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien. (2) Mempersiapkan peserta didik
agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan
sehari-hari, dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
Untuk menentukan matematika sekolah yang mana yang cocok untuk
diajarkan kepada para peserta didik, tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Sebagai gambaran masyarakat berpendapat bahwa dengan diberikannya
matermatika modern kepada para peserta didik di sekolah dasar (SD), anak-anak
mereka tidak terampil dalam berhitung. Pembelajaran matematika untuk para
peserta didik sekolah dasar penekanannya pada berhitung sehingga materi yang

paling banyak diberikan di SD adalah unit aritmetika.
Berdasarkan

pengamatan,

wawancara,

dan

diskusi

dengan

guru

matematika yang mengajar di kelas IV SD Negeri 08 Metro Selatan Tahun
Pelajaran 2009/2010, bahwa kondisi pembelajaran matematika saat ini lebih
diwarnai oleh pendekatan yang menitikberatkan pada model belajar yang
konvensional (tradisional) yaitu dengan penggunaan metode ceramah, tanya
jawab, dan penugasan, itupun kurang maksimal sehingga membosankan, kurang

menarik dan kurang memberikan rangsangan bagi peserta didik untuk terlibat
aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, ditemukan pula fakta bahwa aktivitas
belajar peserta didik sangat kurang sehingga hasil belajar yang diperoleh kurang
memuaskan. Berdasarkan pra survei di lapangan yang peneliti lakukan nilai rata–
rata tes sumatif adalah 63 (Rekap nilai semester genap tahun pelajaran 2008/2009)
sedangkan syarat ketentuan yang diharapkan pada standar ketuntasan adalah
minimal 65.

Pembelajaran konvensional cenderung membuat peserta didik tidak aktif
secara fisik dalam jangka waktu lama. Terjadilah kelumpuhan otak dan belajar
pun melambat layaknya merayap atau bahkan berhenti sama sekali (Meier, 2002:
90). Hal demikian menjadikan proses pembelajaran bersifat teacher centered yang
menyebabkan aktivitas peserta didik

tidak mendukung sepenuhnya proses

pembelajaran. Peserta didik hanya duduk diam dan mendengarkan penjelasan
guru. Pembelajaran tersebut, mengakibatkan lemahnya perkembangan potensi diri
peserta didik, sehingga prestasi atau hasil belajar yang dicapai relatif rendah,
karena pikiran langsung jatuh tertidur atau tidak terpusat yang akan menjadi

penghambat dalam keberhasilan belajar. Pikiran langsung tertidur dan tidak
terpusat jika tidak ada kesempatan untuk melibatkan kegiatan fisik (Meier, 2002:
91). Hal inilah yang diduga kuat mengakibatkan motivasi, minat, dan aktivitas
peserta didik dalam proses pembelajaran sangat rendah, yang pada akhirnya
berdampak pada rendahnya prestasi atau hasil belajar peserta didik.
Sehubungan dengan permasalahan di atas, diperlukan suatu pendekatan
pembelajaran yang mampu menempatkan peserta didik pada posisi yang lebih
aktif, kreatif, mendorong pengembangan potensi dan kemampuan yang dimiliki.
Mengajak peserta didik untuk aktif dan bergerak secara berkala akan
menyegarkan tubuh, meningkatkan peredaran darah ke otak, dan dapat
berpengaruh positif pada belajar (Meier, 2002: 90), terutama hasil yang maksimal.
Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah suatu model
pembelajaran dimana peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang,

dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Dikatakan pula,
keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas
anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok (Slavin dalam
Solihatin dan Raharjo, 2007: 4). Pembelajaran ini memiliki berbagai variasi tipe,
di antaranya Student Team Achievement Division (STAD), Team Games
Tournaments (TGT), Team Assisted Individualization (TAI), Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC), Group Investigation (GI), Jigsaw,
dan Model Co-op Co-op.
Dari berbagai variasi tipe cooperative learning yang telah disebutkan di
atas, tipe yang sering digunakan dan dikembangkan dalam pembelajaran adalah
tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan Jigsaw (Isjoni, 2009: 51).
Cooperative learning tipe Jigsaw merupakan pembelajaran yang mendorong
peserta didik untuk aktif dan saling membantu dalam menguasai materi
pembelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni, 2009: 54), karena
dalam cooperative learning tipe ini terdapat tahap-tahap sehingga manfaat belajar
dapat optimal. Model pembelajaran Jigsaw lebih praktis dan mudah diadaptasikan
(Slavin dalam Asma, 2006: 71) sehingga dalam pelaksanaannya guru akan sedikit
sekali mengalami kesulitan, peserta didik pun akan merasakan situasi dan suasana
lain dalam pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merasa perlu melakukan
perbaikan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan model cooperative learning yaitu tipe Jigsaw untuk meningkatkan

aktivitas dan prestasi belajar peserta didik pada “Operasi Hitung Bilangan Bulat”
Matematika di SD Negeri 08 Metro Selatan Tahun Pelajaran 2009/2010.


1.2.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian-uraian dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasi

beberapa masalah seperti berikut:
Kurangnya aktivitas peserta didik yang mendukung proses

1.

pembelajaran.
Penggunaan metode yang konvensional, seperti ceramah masih

2.

mendominasi pembelajaran.
3.

Pembelajaran yang masih berpusat pada guru.

4.

Rendahnya prestasi atau hasil belajar peserta didik.

1.3.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan masalah penelitian sebagai

berikut: Apakah pembelajaran matematika dengan menggunakan cooperative
learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar peserta
didik pada operasi hitung bilangan bulat kelas IV SD Negeri 08 Metro Selatan
Tahun Pelajaran 2009/2010?
Pokok permasalahan tersebut dirinci dalam pertanyaan penelitian sebagai
berikut :

1. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar peserta didik kelas IV SD Negeri 08

Metro Selatan dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan
cooperative learning tipe Jigsaw pada operasi hitung bilangan bulat?
2. Bagaimana peningkatan prestasi belajar peserta didik kelas IV SD Negeri 08

Metro Selatan dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan
cooperative learning tipe Jigsaw pada operasi hitung bilangan bulat?

1.4.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini adalah bertujuan

untuk:
1. Peningkatan aktivitas belajar peserta didik SD Negeri 08 Metro Selatan Tahun

Pelajaran 2009/2010 dalam pembelajaran matematika pada operasi hitung
bilangan bulat dengan menggunakan cooperative learning tipe Jigsaw.
2. Peningkatan prestasi atau hasil belajar peserta didik SD Negeri 08 Metro

Selatan Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam pembelajaran matematika pada
operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan cooperative learning tipe
Jigsaw.

1.5.

Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi:
1. Peserta didik, yaitu dapat meningkatkan pemahaman konsep Operasi Hitung

Bilangan Bulat Matematika khususnya di kelas IV semester 2, sehingga dapat
meninggkatkan aktivitas dan prestasi atau hasil belajar peserta didik.
2. Guru, yaitu dapat memperluas wawasan dan pengetahuan guru Matematika

mengenai model-model pembelajaran matematika, sehingga dapat digunakan
untuk meningkatkan atau mengembangkan kemampuan profesional guru dalam
mnyelenggarakan pembelajaran di kelas sesuai kurikulum.
3. Sekolah, yaitu dapat memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya

meningkatkan mutu pembelajaran sebagai referensi bagi tenaga pendidik di
sekolah bersangkutan.
4. Peneliti, yaitu dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan

mengenai PTK dan pembelajaran yang baik.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IVB SD NEGERI 2 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 8 50

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA MATEMATIKA KELAS IV SDN LABUHAN RATU IX TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 55

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS VA SD NEGERI 8 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 272

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VA SDN 08 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 57

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 47

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 8 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 4 10

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT KELAS IV SD NEGEI 08 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2009/201

0 9 10

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 SINDANG AGUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 5 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SISWA KELAS VB SD NEGERI 3 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 3 47

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI SD 1 PRAMBATAN KIDUL KUDUS

0 0 23