Jalur RS adalah jalur
Register Select
. Ketika RS berlogika “0”, data akan dianggap sebagai sebuah “perintah” atau instruksi. Ketika RS berlogika
“1” data yang dikirim adalah
data text
yang akan ditampilkan pada
display
LCD. Pin RW adalah jalur
control ReadWrite
. Ketika RW belogika “0”
maka informasi pada bus data akan dituliskan pada
layer
LCD. Ketika RW berlogika “1” maka program akan melakukan pembacaan memori dari LCD.
Sedangkan pada aplikasi umum pin RW selalu diberi logika “0”.
Bus data terdiri dari 4 atau 8 jalur bergantung pada mode operasi yang dipilih oleh user. Pada bus data 8 bit, jalur diacukan sebagai DB0 sd
DB7.
Tabel 2.2 Fungsi Pin pada LCD
PIN Nama
Fungsi
1 VSS
Ground voltage 2
VCC +5V
3 VEE
Contrast voltage 4
RS Register Select
0 = Instruction Register 1 = Data Register
5 RW
Read Write, to choose write or read mode 0 = write mode
1 = read mode 6
E Enable
0 = start to lacht data to LCD character 1= disable
7 DB0
LSB 8
DB1 -
9 DB2
- 10
DB3 -
11 DB4
- 12
DB5 -
13 DB6
- 14
DB7 MSB
15 BPL
Back Plane Light 16
GND Ground voltage
2.3 Anemometer
Angin adalah udara yang bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Angin berhembus dikarenakan karena suatu tempat mendapat
intensitas sinar matahari yang lebih banyak dibandingkan tempat lainnya.Permukaan yang panas menyebabkan suhu udara di atasnya naik.
Udara yang panas akan mengembang dan menjadi lebih ringan. Karena lebih ringan dibandingkan udara di sekitarnya maka udara itu akan naik. Begitu
udara panas itu naik, tempatnya semula akan digantikan oleh udara di sekitarnya, terutama udara dari atas yang lebih dingin dan berat. Proses ini
terjadi terus menurus sehingga akibatnya kita akan merasakan pergerakan udara atau yang secara umum kita sebut angin.
Berat udara di atas permukaan tanah akan memberikan tekanan kepada bumi. Udara yang mengembang menghasilkan tekanan yang
rendah.Sebaliknya udara yang berat akan menghasilkan tekanan yang tinggi. Angin bertiup dari daerah yang bertekanan udara tinggi ke daerah yang
bertekanan udara rendah. Semakin besar perbedaan tekanannya, makin besar pula kecepatan anginnya.
Rotasi bumi menyebabkan angin tidak bertiup lurus. Rotasi bumi menyebabkan
coriolis force
yang menyebabkan angin berbelok. Di belahan bumi utara angin berbelok arah ke kanan sedangkan di belahan bumi selatan
angin berbelok arah ke kiri. Soren Krohn,2002
Gambar 2.3 Proses terjadinya angin
Kecepatan angin akan berfluktuasi terhadap waktu dan tempat. Di Indonesia kecepatan angin pada siang hari lebih kencang dibandingkan pada
malam hari. Di beberapa tempat pada malam hari malah tidak ada pergerakan udara yang signifikan. Kecepatan udara akan berbanding lurus terhadap
ketinggian dimana kecepatan angin pada permukaan akan semakin rendah seperti terlihat pada gambar 2.4.
Gambar 2.4 Grafik kecepatan angin menurut ketinggian udara
Kecepatan angin juga dipengaruhi oleh kontur dari permukaan. Di daerah perkotaan yang mana banyak terdapat gedung dan bangunan
kecepatan anginnya akan rendah. Sementara itu daerah yang lapang akan memiliki kecepatan angin yang lebih tinggi. Faktor kepadatan benda di atas
permukaan bumi porositas juga mempengaruhi kecepatan angin. Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur