Cara Kerja Anemometer secara Keseluruhan
dihidupkan maka anemometer digital akan melakukan inisialisasi LCD. Langkah selanjutnya yaitu dilakukan pembacaan sensor arah.
Pembacaan sensor dimulai dari sensor arah utara. Jika sensor utara belum menerima bit maka dilanjutkan dengan membaca sensor timur laut. Jika sensor
timur laut juga belum menerima bit 1 maka dilajutkan dengan sensor timur, sensor tenggara, sensor selatan, sensor barat daya, sensor barat, dan sensor barat
laut secara berurutan. Jika semua sensor arah belum menemukan arah angin yang pas maka pada LCD akan muncul tampilan seperti pada tabel 5.7 1.
Setelah salah satu sensor menerima bit maka mikrokontroler AT89S51 akan mengenali sensor mana yang mengirimkan bit 1. Setelah dibandingkan
dengan
data base
, data mengenai arah angin itu lalu ditampilkan di LCD pada baris kedua. Jika misalnya yang mengirim bit 1 adalah sensor arah selatan maka di
LCD akan ditampilkan data seperti tabel 5.7 2 Langkah berikutnya setelah menampilkan arah angin adalah menampilkan
kecepatan angin. Kecepatan angin ditampilkan setiap 3 detik, menunggu
trigger
yang berasal dari rangkaian
timer
IC 555. Selama belum ada
input
dari
timer
yang terhubung dengan port 1.1 , maka mikrokontroler AT89S51 hanya melakukan
sensing
pada
port
yang dipasang pada
propeler
. Jika sensor kecepatan itu menerima bit 1 maka bit itu disimpan ke register internal mikrokontroler
AT89S51. Pada saat mikrokontroler AT89S51 menerima
trigger
dari rangkaian
timer
maka mikrokontroler AT89S51 akan menghitung bit – bit 1 yang telah terkumpul
di register. Jumlah bit 1 itu kemudian dibandingkan dengan
data base
kecepatan angin. Setelah ditemukan kecepatan yang cocok maka data itu ditampilkan di
LCD.Data yang ditampilkan di LCD berupa kecepatan angin dalam satuan knot dan kategori angin. Data kecepatan angin ditampilkan pada baris pertama LCD
seperti terlihat pada gambar 5.73
Tabel 5.7 Tampilan pada LCD
No Kondisi Anemometer
Tampilan LCD 1
Belum ada input
2 Ada input dari sensor
arah angin
3 Ada input dari sensor
arah angin dan sensor kecepatan angin
Setelah program berjalan maka dilakukan pengujian kembali dengan cara membandingkan kecepatan yang ditunjukkan oleh anemometer di Stasiun
Meteorologi dan Geofisika dengan anemometer digital rancangan penulis. Percobaan dilakukan sebanyak 5 kali. Data hasil perbandingan kedua
anemometer tersebut dapat dilihat pada tabel 5.8.
Tabel 5.8 Perbandingan kecepatan angin anemometer konvensional dan digital KECEPATAN ANGIN ANEMOMETER Knots
Konvensional Percobaan I
Percobaan II Percobaan III
Percobaan IV Percobaan V
0,5 0,5
0,5 0,5
0,5 0,5
1 1
1
0,5 0,5
0,5
1,5 1,5
1,5 1,5
1,5 1,5
2 2
2 2
2 2
2,5 2,5
2,5 2,5
2,5 2,5
3 3
3 3
3 3
3,5
3 3
3,5 3,5
3
4 4
4 4
4 4
4,5 4,5
4,5
5
4,5
4
5 5
4,5
5 5
5 6
6 6
6 6
6 6,5
6,5 6,5
6,5 6,5
6
7
6,5
7
6,5 6,5
7 7,5
7,5
7
7,5 7,5
7,5 8
8 8
8
7,5
8
Tabel 5.8 menunjukkan perbandingan antara kecepatan angin yang ditunjukkan oleh anemometer di Stasiun Meteorologi dan Geofisika dengan
anemometer digital rancangan penulis. Dari tabel 5.8 dapat dilihat jumlah pembacaan yang tidak sama menyimpang sebanyak 15 kali dari total 80 kali
pembacaan. Dengan demikian deviasi penyimpangan pembacaan anemometer digital dengan berbasis mikrokontroler AT89S51 adalah sebesar:
75 ,
18 100
80 15
100 .
.
pembacaan jml
kesalahan jml
x
Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan anemometer digital dengan berbasis mikrokontroler AT89S51 dapat digunakan sebagai salah satu
alternatif untuk menentukan arah dan kecepatan angin. Namun untuk
mendapatkan hasil pembacaan yang lebih presisi maka untuk ke depan anemometer digital dengan berbasis mikrokontroler AT89S51 masih perlu
disempurnakan lagi.
Gambar 5.13 Salah satu anemometer di Balai Meteorologi dan Geofisika Bali
Selain itu anemometer digital berbasis mikrokontroler AT89S51 lebih mudah dibaca dibandingkan terhadap anemometer konvensional seperti terlihat
pada gambar 5.14
a b Gambar 5.14 Perbandingan tampilan anemometer
a Anemometer konvensional b Anemometer digital berbasis AT89S51