Detektor cahaya infrared yang umum digunakan adalah photo transistor .Simbol dari komponen
phototransistor
seperti pada gambar
2.10.
Gambar 2.10. Simbol dari komponen photo transistor
2.6 Operational Amplifier
Operational amplifier atau Op-amp biasanya terdiri atas tiga bagian utama yaitu
differential amplifier
,
voltage amplifier
, serta
output amplifier
.
Differential amplifier
pada komponen ini berfungsi memberikan fungsi
common mode
rejection
,
input differential
, dan
frequency response
terhadap DC. Dengan teknik tertentu rangkaian ini akan memberikan impedansi
input
yang cukup besar. Skema operational amplifier dapat dilihat pada gambar 2.11.
Diff. Amp
Voltage Amp
Output Amp
Inverting input
Noninverting input
+ V
Gambar 2.11 Operational amplifier.
- V
Bagian kedua merupakan
high gain voltage amplifier
. Bagian ini terdiri atas atas beberapa transistor yang dirangkai secara Darlington. Bagian
ini mampu memberikan penguatan hingga 200.000 kali.Bagian terakhir merupakan
rangkaian
complementary emiter follower
. Ini menyebabkan Op-amp memiliki impedansi
output
yang rendah. Dengan demikian Op-amp bisa mengalirkan arus ke beban hingga beberapa miliampere.
Input
teminal diberi label “+” dan “-“.
Input
“-“ disebut
input inverting
sedangkan
input
“+” disebut
input noninverting
. Jika sinyal
input
diberikan ke
input
“-“ sedangkan
input
“+” dihubungkan ke ground maka sinyal
output
akan berbeda fase 180
dengan sinyal masukannya.Apabila sinyal
input
diberikan ke
input
“+” sedangkan
input
“-“ yang dihubungkan ke ground maka
output
nya akan sefase dengan sinyal
input
. Millmann,1992 Pada gambar 2.12 dapat dilihat rangkaian sederhana
operational amplifier
sebagai
inverting amplifier
. Pada rangkaian ini diberikan input,Vi, melalui resistor R1 pada kaki
inverting input
. Sementara itu kaki
input noninverting
dihubungkan ke
ground
.
Output
dari
operational amplifier
dihubungkan kembali dengan kaki
inverting input
melalui Rf yang merupakan tahanan
feedback
.Untuk menentukan penguatan dari rangkaian
inverting amplifier
dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Boylestad,2002
i f
o
V R
R V
1
.....................................................................................2.6
Gambar 2.12 Operational amplifier sebagai inverting amplifier
Vi Vi
Vo R1
Rf
-
+
Op- Amp