2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi
Secara umum, komitmen organisasi dipengaruhi oleh empat kelompok faktor yang diungkapkan oleh Mowday Purwanto, 2000; Kharis, 2001, yaitu:
a. Karakteristik personal yang meliputi usia, jenis kelamin, masa kerja, tingkat pendidikan, tingkat efikasi diri dan kebutuhan akan prestasi. Dari segi usia, karyawan yang lebih
tua akan cenderung lebih berkomitmen. Kharis 2001 mengungkapkan bahwa tingkat efikasi diri dan masa kerja dalam organisasi memiliki hubungan positif dengan
komitmen organisasi. b. Karakteristik pekerjaan, seperti stres kerja, tantangan dalam pekerjaan, umpan balik,
identifikasi tugas, kejelasan peran, dan perkembangan diri, karir, dan tanggung jawab. Steers dan Porter dalam penelitiannya pada tahun 1983 menemukan bahwa
karakteristik perkerjaan tersebut, selain stres kerja berkorelasi positif dengan komitmen organisasi.
c. Karakteristik organisasi, yaitu struktur organisasi sentralisasi, formalitas, dan kompleksitas, gaya kepemimpinan dalam organisasi, dan dukungan sosial yang
diciptakan dalam organisasi. Purwanto 2000 dan Chen 2004 menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional dan transakasional secara bersama-sama akan
meningkatkan komitmen organisasi. Cordery Niehoff, dkk., 2001 mengungkapkan job enrichment berkorelasi positif dengan komitmen organisasi.
d. Sifat dan kualitas pengalaman kerja yaitu pemenuhan kebutuhan dasar dan harapan karyawan, yang termasuk di dalamnya adalah merasakan kepuasan kerja. Beberapa
penelitian menunjukkan hasil dimana karyawan yang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan menunjukkan komitmen yang tinggi juga terhadap organisasinya
Feinstein Vondrasek, 2000; Okpara, 2004.
3. Aspek-aspek dalam Komitmen Organisasi
Berbagai penelitian Purwanto, 2000; Mustika, 2000; Kharis, 2001 menggunakan aspek-aspek komitmen organisasi yang diungkapkan oleh Mowday, yaitu:
a. Menunjukkan adanya keyakinan yang kuat dalam menerima nilai-nilai dan tujuan yang hendak dicapai organisasi
b. Punya keinginan untuk bisa memberikan yang terbaik bagi organisasi dalam bekerja c. Memperlihatkan keinginan kuat untuk pertahankan keanggotaan dalam organisasi
Aspek-aspek ini dalam laporan penelitian LaMastro disebut sebagai karakteristik dari komitmen afektif, yaitu komitmen yang muncul dalam diri karyawan terhadap organisasi
karena karyawan memiliki ketertarikan secara emosional terhadap organisasi. Tipe komitmen yang lain adalah komitmen normatif, yaitu komitmen yang muncul karena
karyawan merasa memiliki kewajiban utnuk tetap tinggal dalam organisasi, dan komitmen kalkulatif continuance yang muncul berdasarkan perhitungan untung-rugi seandainya
karyawan meninggalkan organisasi. Ketiga tipe komitmen ini secara luas dipergunakan dalam berbagai penelitian Meyer Allen, 1991; Dunham, 1994; Keller, 1997; Irving,
1997; Meyer, 2004.
B. Kepuasan Kerja