C. Persepsi terhadap Struktur Organisasi
Organisasi didefinisikan sebagai suatu kesatuan sosial yang terkoordinir dengan batasan-batasan yang jelas dalam membedakan individu mana yang menjadi anggota dan
mana yang bukan, serta berfungsi mencapai suatu tujuan yang tidak dapat diraih sendirian Robbin, 1990.
Struktur organisasi merupakan suatu mekanisme tentang alokasi tugas dalam organisasi, termasuk juga rantai tanggung jawab, serta koordinasi pola interaksi formal yang
harus ditaati oleh anggota organisasi. Struktur ini memiliki 3 unsur, yaitu a. Kompleksitas yang merupakan tingkat perbedaan dalam organisasi yang tampak pada
tingkat spesialisasi, jumlah level hirarkis, serta penyebaran geografis dari unit-unit yang ada dalam organisasi.
b. Formalisasi menggambarkan tingkat organisasi dalam mengandalkan aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi untuk mengarahkan dan mengendalikan perilaku karyawan
organisasi. c. Sentralisasi menunjukkan dimana kekuasaan unutk mengambil keputusan berada, apakah
pada tingkat top-manajer ataukah disebarkan secara merata ke tingkat karyawan yang lebih rendah.
Teori klasik tentang organisasi mengidentifikasi adanya 2 tipe organisasi secara umum, yaitu organisasi mekanistik yang menggunakan manajemen ilmiah dan mengutamakan
adanya efisiensi dalam setiap kegiatan organisasi. Organisasi ini memiliki karakteristik tingkat formalisasi, sentralisasi, dan kompleksitas yang tinggi. Sedangkan yang kedua adalah
organisasi yang organik yang memandang organisasi serupa dengan makhluk hidup yang bertumbuh dan selalu berusaha untuk bertahan hidup. Karakteristik struktur dari organisasi ini
adalah tingkat formalisasi yang rendah dan jalur komunikasi yang terbuka ke segala arah dalam organisasi.
D. Organisasi yang Bergerak dalam Bidang Pelayanan Masyarakat Public Services
Fitzsimmons dan Fitzsimmons 2004 mengelompokkan organisasi-organisasi yang bergerak dalam hal pelayanan publik ke dalam 4 kelompok yang dikenal dengan Matriks
Proses Pelayanan. Pelayanan dibagi berdasarkan dua dimensi yang akan memperngaruhi karakter dari proses penyampaian pelayanan. Dimensi horisontal mengukur tingkat interaksi
dan penyesuaian terhadap selera konsumen customization yaitu sejauh mana konsumen mampu mempengaruhi secara personal wujud pelayanan yang diberikan. Sedangkan
dimensi vertikal mengukur tingkat intensitas tenaga kerja, yaitu perbandingan antara biaya tenaga kerja dengan biaya modal.
Tabel 1 The Service Process Matrix
D eg
ree of
l ab
o r
intens it
y Degree of interaction and customization
Low High
Low
Service factory: Airlines
Trucking Hotels
Resorts and recreation Service shop:
Hospitals Auto repair
Other repair services
High
Mass service: Retailing
Wholesaling Schools
Retail aspects of commercial banking
Professional service: Phyicians
Lawyers Accountants
Architecs
Sumber: Fitzsimmons, J. A. dan Fitzsimmons, M. J. 2004
Kelompok yang pertama adalah service factory, yaitu kelompok dengan tingkat interakasi dengan dan penyesuaian terhadap konsumen rendah serta membutuhkan banyak
modal intensitas rendah. Termasuk dalam kelompok ini adalah perusahaan penerbangan, perusahaan truk, perhotelan, dan tempat-tempat wisata. Kedua adalah kelompok service
shop yang memiliki tingkat interaksi dan penyesuaian yang tinggi serta memiliki tuntutan atas
modal yang besar. Contoh dari organisasi yang termasuk dalam kelompok ini adalah rumah sakit, bengkel, dan berbagai pelayanan perbaikan lainnya.
Kelompok yang ketiga memiliki tingkat interaksi dan penyesuaian yang rendah begitu pula tuntutan atas modal. Kelompok ini disebut sebagai mass service dengan contoh
sekolah-sekolah, bank komersial, serta perusahaan grosir maupun eceran. Kelompok yang terakhir, professional service memiliki karakteristik interaksi dan penyesuaian terhadap
konsumen yang tinggi namun tidak menuntut modal yang besar, seperti akuntan, pengacara, arsitek, dan dokter atau tabib.
Tantangan yang dihadapi oleh organisasi pelayanan ini ditentukan oleh karakteristik dimensi yang dimilikinya. Pada kelompok dengan interaksi dan penyesuaian yang rendah
akan menghadapi tantangan dalam h al pemasaran, membuat layanan tetap “hangat”
mengingat standardisasi sangat penting dalam pelaksanaan pelayanan, perhatian pada lingkungan fisik, serta mengelola hirarki cenderung kaku dengan kebutuhan prosedur
operasional yang standard Standard Operational Procedure SOP. Sedangkan interkasi dan penyesuaian terhadap konsumen akan memunculkan tantangan bagi organisasi untuk
berjuang menghadapi kenaikan harga dan pengeluaran, mempertahankan kualitas, bereaksi terhadap intervensi konsumen dalam proses, mengelola hirarki yang datar dengan hubungan
atasan-bawahan yang longgar, serta memperoleh loyalitas dari para karyawannya. Bagi organisasi yang berada dalam kelompok dengan rasio modal yang besar akan
dihadapkan pada tuntutan keputusan modal, perkembangan teknologi, mengelola permintaan untuk menghindari puncak kesibukan peaks dan membuat jadwal pemberian pelayanan.
Sedangkan organisasi dengan rasio modal yang rendah akan menghadapi tantangan saat mempekerjakan seseorang, mengadakan pelatihan, menentukan metode pengembangan
dan pengontrolan, kesejahteraan karyawan, membuat jadwal bagi tenaga kerja, melakukan kontrol terhadap lokasi geografis yang sangat luas, memulai adanya unit-unit baru, serta
mengelola pertumbuhan organisasi.
Terkait dengan topik komitmen organisasi, peneliti akan memfokuskan penelitian ini pada kelompok service shop, khususnya rumah sakit. Selain membutuhkan tingkat loyalitas
yang tinggi dari karyawan serta adanya hirarki organisasi rumah sakit yang sifatnya datar, rumah sakit juga dihadapkan pada tantangan perkembangan teknologi yang sangat cepet
seiring dengan mudahnya perpindahan barang antarnegara dalam era globalisasi ini. Pemilihan rumah sakit sebagai organisasi tempat penelitian dilakukan didukung pula
oleh pernyataan Jamalul Insan, seorang penilik kesehatan dalam tulisannya yang dimuat dalam situs surat kabar harian nasional,
www.kompas.com pada tahun 2005, bahwa
dibanding lembaga usaha yang lain, rumah sakit memiliki kekhasan yaitu pada sejarah kehadiran dan perkembangannya, perannya dalam masyarakat, jenis jasa yang diberikan,
keluhuran profesi pemberi jasa yang bekerja di dalamnya, sifat konsumen yang dilayani, serta muatan tanggung jawab moral, kemanusiaan, dan sosial yang diembannya.
E. Hubungan antara Persepsi terhadap Struktur Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi