Pekerjaan Jumlah kambing gembrong

12 Tabel 4.2 Distribusi Frekwensi Peternak dan Mantan Peternak KG berdasarkan Pendidikan Formal No Pendidikan Peternak KG Mantan Peternak KG Total Orang Orang orang 1 Tidak sekolah 1 15,80 00.00 1 6,18 2 SD 3 42,10 6 66,99 9 56,32 3 SMP 00,00 2 22,22 2 12,50 4 SMA 3 42,10 1 10,79 4 25,00 Total 7 100,00 9 100,00 16 100,00 Pendidikan non-formal yang pernah diikuti oleh peternak anggota kelompok peternak „Wisnu Segara‟ hanya satu kali, yaitu pada saat dilaksanakannya pengabdian masyarakat oleh Fakultas Peternakan Universitas Udayana Tahun 2012. Materi yang diajarkan adalah mengenai cara memerah susu dan membuat kandangkhusus untuk proses pemerahan susu KG. Mantan peternak KG seluruhnya belum pernah mendapat penyuluhan yang berkaitan dengan pemeliharaan KG, jadi selama peternak beternak KG, hanya berdasarkan pengalaman saja. Hal tersebut menunjukkan, bahwa pengetahuan tentang managemen peternakan KG masih kurang dan perlu ditingkatkan.

4.2.3 Pekerjaan

Pekerjaan peternak KG kebanyakan yaitu empat orang 57,13 sebagai petani, sedangkan sisanya sebanyak tiga orang yang masing-masing satu orang 14,29 bekerja sebagai pelajar, pegawai swasta dan ibu rumah tangga. Mantan peternak KG sebagian besar yaitu sebanyak tujuh orang 77,78 bekerja sebagai petani, sedangkan sisanya masing-masing satu orang 11,11 bekerja sebagai pegawai swasta dan pedagang Tabel 4.3. Hal tersebut menunjukkan bahwa, untuk pengembangan ternak KG masih memungkinkan, karena pekerjaan sebagai petani dapat membuatpemeliharaanKG tidak sulit dilaksanakan. 13 Tabel 4.3 Distribusi Peternak dan Mantan Peternak KG berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan Peternak KG Mantan Peternak KG Total Orang Orang Orang 1 Petani 4 57,13 7 77,78 11 68,75 2 Swasta 1 14,29 1 11,11 2 11,51 3 Pedagang 00,00 1 11,11 1 6,58 4 Pelajar 1 14,29 00,00 1 6,58 5 Ibu RT 1 14,29 00,00 1 658 Total 7 100,00 9 100,00 16 100,00

4.2.4 Jumlah kambing gembrong

Jumlah kambing yang dipelihara oleh peternakselama kurun waktu dari tahun 2009 sampaiampai tahun 2012, mengalami penurunan sebanyak empat ekor yaitu dari 69 ekor menjadi 65 ekor. Kambing jantan mengalami penurunan sebanyak lima ekor yaitu dari 35 ekor menjadi 30 ekor, sedangkan kambing betina mengalami peningkatan sebanyak satu ekor dari 34 ekor menjadi 35 ekor.Mantan peternak KG pernah memelihara ternak KG jantan dewasa sebanyak masing- masing satu ekor oleh tujuh orang peternak, dan masing-masing dua ekor oleh dua orang peternak, sehingga jumlah KG secara keseluruhan sebanyak 11 ekor Tabel 4.4. Tabel 4.4 Jumlah dan Jenis Kambing Gembrong yang Dipelihara di Ujung No Jenis kambing gembrong Saat pertama memelihara ekor Saat diadakan penelitian ekor Perubahan jumlah ekor 1 Jantan dewasa 21 21 2 Jantan muda 14 09 -5 Jumlah kambing jantan 35 30 -5 3 Betina dewasa 27 31 +4 4 Betina muda 07 04 -3 Jumlah kambing betina 34 35 +1 Total jantan dan betina 69 65 -4 14 Jumlah KG yang dipelihara oleh anggota kelompok ternak Wisnu Segara pada tahun 2015, secara keseluruhan yaitu pejantan, induk, dan anak sebanyak 35 ekor. Berdasarkan hasil observasi langsung di lokasi, kondisi KG sangat memprihatinkan karena kurangnya biaya untuk pembelian pakan dan obat-obatan pada kelompok. Pada periode sebelum tahun 2015, menurut peternak anggota kelompok, bahwa biaya pakan, kandang, dan obat-obatan diperoleh dari peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP Bali. Selama memelihara KG mantan peternak KG tidak pernak meningkatkan jumlah KG yang dipeliharanya. Berdasarkan hasil wawancara mendalam, alasan mantan peternak KG hannya beternak KG jantan saja, karena lebih mudah mendapat bibit KG jantan daripada yang betina. Menurut mantan peternak KG bahwa, ternak yang sering lahir di wilayahnya adalah ternak jantan, dan setiap kelahiran hanya melahirkan satu ekor. Pada tahun 2015 mantan peternak KG tidak memelihara KG lagi. Hal tersebut menunjukkan peternak sudah tidak berminat memelihara KG. Minat masyaraka akan timbul apabila memiliki persepsi yang positif dan motivasi yang kuat untuk melakukan usaha ternak KG. Motivasi yang kuat akan terjadi jika ada dorongan seperti kebutuhan untuk hidup keluarga dan persepsi yang baik terhadap KG. Sesuai dengan pendapat Sudrajat 2008 bahwa, seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja, maupun dalam kehidupan lainnya.

4.2.5 Jumlah anggota keluarga