2
1.2 Tujuan Khusus Penelitian
Penelitiansurvai ini dilakukan untuk mengetahuimemastikan faktor- faktor apa saja yang menyebabkan peternak kurang berhasil mengembangkan
kambing gembrong.
1.3 Urgensi Penelitian
Salah satu sumber daya hayati di Bali adalah kambing gembrong. Kambing gembrong merupakan spesies asli Pulau Bali, dan habitat aslinya adalah
daerah Karangasem. Saat inispesies KGsemakin sulit ditemukan. Kambing gembrong merupakan aset daerah yang perlu dilestarikan untuk menambah
keragaman hayati sehingga ekosistem Pulai Bali ini dapat dipertahankan sebagaimana mestinya. Keberadaan KG memiliki arti penting sebagai plasma
nutfah keanekaragaman hayati yang dapat pula berfungsi sebagai sumber daya genetik, perbaikan mutu genetik yang dapat beradaptasi terhadap lingkungan
setempat. Hasil survai pendahuluan yang dilakukan oleh Yupardhi, dkk, 2009 melaporkan bahwa populasi KG di tempat aslinya Karangasem berkurang terus
dari waktu ke waktu. Menurut berita selentingan rumor bahwa penurunan populasi KG di
Karangasem sebagian besar disebabkan oleh predator anjing-anjing hutan yang memangsanya. Faktor lainnya antara lain kurang laku di pasar karena ukuran
tubuhnya relatif kecil dibandingkan kambing lain kecuali kambing kacang, bulu yang sebelumnya menjadi favorit umpan mancing di laut kini telah diganti dengan
umpan dari plastik karena lebih mudah mendapatkannya dan lebih murah harganya. Faktor sosial-budaya seperti untuk keperluan ritual keagamaan orang
cenderung memilih kambing yang lebih besar ukuran fisiknya, karena dagingnya lebih banyak dan dari segi komersial ongkos potongnya sama dengan kambing
yang lebih kecil. Dalam waktu kurang-lebih 15 tahun belakangan ini 1993 –
2009, penurunan populasi kambing gembong tersebut sangat drastis; tahun 1993 jumlahnya 59 ekor Matram, dkk., 1993 dan tahun 2009 tinggal hanya 5 ekor saja
di Sangyang Ambu, Desa Bugbug, Karangasem Yupardhi, dkk.,2009.Bila hal ini dibiarkan terus ada kemungkinan suatu saat nanti KG tersebut akan punah.
3 Untuk mengetahui secara faktual mengapa populasi KG terus berkurang
perlu dilakukan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Saat ini sudah ada kelompok ternak “Wisnu Segara” Desa Tumbu, Karangasem mulai
memeliharanya sejak tahun 2010 dalam jumlah terbatas, sekitar 16 ekor
ex
Desa Sawe, Jembrana milik BPTP- Bali. Pada kesempatan yang baik ini akan dilakukan
penelitian yang pelaksanaannya melalui survai ke desa-desa yang dahulu merupakan kantong-kantong KG yang terkenal. Desa yang dulu pernah sebagai
penghasil ternak KG cukup banyak di Kabupaten Karangasem adalah desa Bugbug, Culik, dan Bunutan. Kelompo
k ternak “Wisnu Segara” sebagai kelompok ternak KG yang berlokasi di Desa Tumbu, telah mendapat pembinaan
tentang bagaimana carameningkatkan populasi KG pada bulan Agustus 2011. Pembinaan tersebut dilakukan melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
yang diselenggarakan oleh UNUD yang menitikberatkan pada perbaikan SDM dan manajemen pemeliharaannya. Pengembangan KG sangat memungkinkan
karena daerah Karangasem merupakan habitat aslinya dengan daerah berbukit dan persediaan hijauan pakan ternak yang memadai.Penelitiansurvai yang diusulkan
ini merupakan kelanjutan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya tahun 2009 dan 2011 secara
berturut-turut. Targetnyaadalah masyarakatdapat menyadari arti penting, makna,
dan manfaat kambing gembrong dalam melestarikan lingkungan dan menambah
keragaman sumber hayati daerah Bali ini. Oleh karena itu, penelitiansurvai KG sangat penting dan perlu didanai dalam rangka memenuhi sasaran yang
diinginkan, seperti tersebut di atas untuk melindungi konservasi plasma nutfah yang dimiliki Bali dan mengembangkan populasinya karena peranannya yang
cukup signifikan. Secara garis besar urgensi penelitiansurvai ini adalah sebagai berikut:
1. Mempertahankan eksistensi kambing gembrong sebagai sumber
keragaman hayati dan plasma nutfah daerah Bali, bila faktor-faktor penghambat perkembangan kambing gembrong dapat dieleminasi atau
paling tidak diminimalisir.
4 2.
Mengurangi pengangguran di daerah Bali, terutama yang berminat dan mau bekerja keras dalam peternakan.
5
BAB II STUDI PUSTAKA