Kunci Jawaban Modul PKB IPA SMP Revisi 2017 Modul IPA SMP KK I
IPA SMP KK I
95
Salah seorang ilmuwan yang pertama kali mempelajari data gempabumi ini adalah Andreja Mohorovic 1857 – 1936 yang berkabangsaan Yugoslavia. Dari
data gempa yang dipelajarinya, Andreja Mohorovic menemukan kecepatan gelombang gempabumi yang naik secara tiba-tiba pada kedalaman 50 km.
Andreja Mohorovic berpendapat bahwa perubahan kecepatan rambat gelombang tersebut disebabkan materi yang dilalui oleh gelombang gempa tersebut memiliki
perbedaan densitas. Daerah dimana kecepatan gelombang gempa bergerak lebih cepat itu kemudian kita kenal sebagai mantel bumi. Batas antara kerak
bumi dan mantel itu kemudian diberi nama daerah diskontinuitas Moho.
Kemudian sekitar tahun 1913, seorang ahl i gempa dari Jerman yang bernama
Beno Gutenberg menemukan bidang batas antara mantel bumi dengan inti. Batas antara mantel dan inti bumi ini kemudian dikenal dengan nama
diskontinuitas Gutenberg yang berada pada kedalaman 2885 km.
Dengan mempelajari data gempabumi, Beno Gutenberg menemukan adanya zona bayangan gelombang P dan zona bayangan gelombang S. Zona
bayangan gelombang P atau zona bayangan gelompang S merupakan daerah yang dimana masing-masing kedua gelombang tersebut tidak terekam di
seismograf. Gutenberg berpendapat bahwa zona bayangan tersebut terjadi hanya jika Bumi memiliki inti yang komposisinya berbeda dengan apa yang
menyusun mantel. Gutenberg menghitung bahwa inti Bumi berada mulai sekitar kedalaman 2885 km.
Gambar 31 dan gambar 32 berikut masing-masing menunjukkan zona bayangan gelombang P dan zona bayangan gelombang S. Perhatikan gambar 31 yang
menunjukkan zona bayangan gelombang P. Pada gambar tersebut keping lingkaran menyatakan Bumi, fokus menyatakan pusat gempabumi, garis
melengkung berpanah menyatakan lintasan gelombang P. Jadi, ketika gempabumi terjadi yang berpusat di fokus maka gelombang P akan merambat ke
segala arah dan masuk ke dalam Bumi. Seismometer yang ditempatkan dimanapun di permukaan Bumi akan mencatat kedatangan gelombang P ini
dengan waktu yang berbeda. Gutenberg menemukan bahwa ternyata seismoter yang ditempatkan pada daerah-daerah tertentu ternyata tidak merekam
keberadaan gelombang P ini. Jika kita nyatakan fokus gempa terletak pada
Kegiatan Pembelajaran 3
96
posisi 0 derajat, maka seismometer yang berada di posisi 0 derajat sampai 103 derajat akan mancatat kedatangan gelombang P ini. Gelompang P tersebut tidak
tercatat oleh seismometer yang terletak pada posisi 103 – 143 derajat dan tercatat kembali oleh seismometer yang berada di posisi 143 derajat dan
seterusnya. Daerah atau zona yang kehilangan gelombang P tersebut dinamakan zona bayangan gelombang P. Zona bayangan gelombang P ini
terletak antara 103 derajat sampai 143 derajat dari fokus pusat gempa.
Gambar 34 Zona bayangan gelombang P P-wave shadow zone. Sumber: Van der Pluijm, Ben A., 2003