PJOK SD KK I PJOK SD KK I
5
Pada kegiatan mengkaji materi modul kompetensi pedagogik I fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan
secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan
dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
c. Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu- rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan
pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta
lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus.
Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi. Pada aktivitas
pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat
kesimpulan kegiatan pembelajaran.
d. Presentasi dan Konfirmasi
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada bagian ini juga
peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran
e. Persiapan Tes Akhir
Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.
2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In
Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In
Service Learning 1 In-1, on the job learning On, dan In Service Learning 2 In-2. Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada
alur berikut ini.
Pendahuluan
6
Gambar 3 Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In
Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut,
a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk
mempelajari : • latar belakang yang memuat gambaran materi
• tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi • kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
• ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran • langkah-langkah penggunaan modul
PJOK SD KK I PJOK SD KK I
7
b. In Service Learning 1 IN-1
1 Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kompetensi pedagogik I, fasilitator
memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar.
Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.
2 Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatanmetode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi,
brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1.
Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job
learning.
c. On the Job Learning ON
1 Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kompetensi pedagogik I guru sebagai
peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 IN1. Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi
sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta. 2 Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan
sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan
pendekatanmetode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok
Pendahuluan
8
kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.
Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan
menyelesaikan tagihan pada on the job learning.
d. In Service Learning 2 IN-2
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta
dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran
e. Persiapan Tes Akhir
Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.
3. Lembar Kerja
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan modul kompetensi pedagogik I teridiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-
aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.
Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.
Tabel 1 Daftar Lembar Kerja Modul
No Kode LK Nama LK
Keterangan
1. LK.-1. Kesulitan Belajar Peserta Didik
TMP, ON 2. LK.-2.
Pembelajaran PJOK alternatif TMP, ON
3. LK.-3. Refleksi dalam Pembelajaran
TMP, ON Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
ON : Digunakan pada on the job learning
PJOK SD KK I PJOK SD KK I
9
Kegiatan Pembelajaran 1 Kesulitan Belajar Peserta Didik
A. Tujuan
Melalui curah pendapat dan penugasan peserta peserta mampu menjelaskan cara- cara mengatasi kesulitan belajar peserta didik dalam mengelola pembelajaran PJOK
dengan mengitegrasikan nilai karakter gotong royong .
B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Menjelaskan pengertian kesulitan belajar peserta didik. 1. Mengidentifikasi bentuk, jenis dan ciri-ciri kesulitan belajar peserta didik.
2. Mengidentifikasi penyebab kesulitan belajar peserta didik. 3. Menjelaskan cara-cara mengatasi kesulitan belajar peserta didik.
4. Menunjukkan nilai karakter menghargai. 5. Menunjukkan nilai karakter kerjasama.
6. menunjukkan nilai karakter musyawarah mufakat.
C. Uraian Materi
1. Pengertian Kesulitan Belajar
Dalam konteks belajar sepanjang hayat, fenomena kesulitan belajar merupakan hal yang lumrah terjadi baik pada anak-anak, remaja, orang dewasa, orang tua, baik
laki-laki maupun perempuan. Secara umum kesulitan belajar merujuk pada ketidak mampuan seseorang untuk melakukan belajar, sehingga hasil belajarnya tidak
sesuai dengan yang diharapkan. Di lingkungan persekolahan, kesulitan belajar merupakan ketidakmampuan anak atau siswa untuk belajar, termasuk menghindari
belajar, sehingga prestasi belajar yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan atau bahkan gagal mencapai tujuan-tujuan pembelajarannya.
Kegiatan Pembelajaran 1
10
Ketidakmampuan ini disebabkan oleh gangguan-gangguan pada diri individu baik yang bersifat psikologis, fisiologis, anatomis, maupun sosiologis.
2. Bentuk, Jenis dan Ciri-ciri Kesulitan Belajar Peserta Didik
a. Bentuk Kesulitan Belajar
Ada dua bentuk kesulitan belajar, yaitu: 1 Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan developmental learning disabilities, dan 2 Kesulitan
belajar akademik academik learning disabilities. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan, mencangkup gangguan motorik dan persepsi,
kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar dalam penyesuaian prilaku sosial. Kesulitan belajar akademik berhubungan dengan adanya kegagalan-
kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kegagalan-kegagalan tersebut mencakup penguasaan keterampilan
dalam membaca, menulis dan matematika.
b. Jenis-Jenis Kesulitan Belajar.
Kesulitan belajar merupakan konsep yang sangat luas. Para ahli psikologi mengelompokkan jenis kesulitan belajar ke dalam lima kelompok, meskipun bata-
batas dari setiap jenis tidak begitu jelas, ada yang tumpang tindih, namun ada perbedaannya. Ada lima jenis kesulitan belajar yang dikelompokkan oleh para akhli
psikologi dengan latar belakang keilmuannya yang relative berbeda. Kelima jenis kesulitan belajar tersebut adalah: 1 learning disabilities, 2 slow learner, 3
underachiever, 4 Learning disfunction, dan 5 Learning Disorder 1 Learning disabilities.
Learning disabilities LD adalah kondisi ketidakmampuan anak untuk belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajarnya dibawah potensi
intelektualnya. Anak LD adalah individu yang mengalami gangguan dalam satu atau lebih proses psikologis dasar dan disfungsi sistem syarat pusat atau
gangguan neurologis yang diwujudkan dalam kegagalan-kegagalan yang nyata. Kegagalan yang sering dialami oleh anak LD adalah dalam hal pemahaman,
penggunaan pendengaran, berbicara, membaca, mengeja, berfikir, menulis, berhitung dan keterampilan sosial. Kesulitan belajar tersebut bukan bersumber
pada sebab-sebab keterbelakangan mental, gangguan emosi, gangguan
PJOK SD KK I PJOK SD KK I
11
pendengaran, gangguan penglihatan, atau karena kemiskinan lingkungan, budaya atau ekonomi, tetapi dapat muncul secara bersamaan. Ciri-ciri learning
disabilties: a Daya ingatnya terbatas relatif kurang baik, b Sering melakukan kesalahan yang konsisten dalam mengeja dan membaca, c lambat dalam
mempelajari hubungan antara huruf dengan bunyi pengucapannya, d bingung dengan operasionalisasi tanda-tanda dalam pelajaran matematika, e kesulitan
dalam mengurutkan angka secara benar, f sulit dalam mempelajari keterampilan baru, terutama yang membutuhkan kemampuan daya ingat, g
sangat aktif dan tidak mampu menyelesaikan tugas dengan tuntas, h iImpulsif yaitu bertindak tanpa dipikir terlebih dahulu, i sulit berkonsentrasi, j sering
melanggar aturan, k tidak disiplin, l emosional, m menolak bersekolah, n tidak stabil dalam memegang alat-alat tulis, o kacau dalam memahami hari dan
waktu, p kebingungan dalam membedakan. 2 Underachiever.
Konsep underachiever lebih berhubungan dengan kemampuan yang dimiliki seseorang. Underachiever adalah anak yang berprestasi rendah dibandingkan
tingkat kecerdasan dan atau bakat yang dimilikinya. Underachiever identik dengan keterlambatan akademik yang berarti bahwa “keadaan siswa yang
diperkirakan memiliki intelegensia dan keberbakatan yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.”
3 Slow learner. Slow learner adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia
membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain padahal mereka memiliki tingkat potensi intelektual yang sama. Pada kasus
peserta didik yang pandai musik mungkin dibidang lain ia ketinggalan, demikian juga yang pandai dibidang olah raga mungkin lemah dalam bidang
yang lain, maka yang mempengaruhi kondisi tersebut adalah bakat yang ada pada peserta didik
4 Learning disfunction Learning disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan
oleh siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut