4
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot utilissima Pohl.; Manihot esculenta Crantz sin.
Singkong merupakan tanaman dikotil berumah satu yang ditanam untuk dimanfaatkan patinya. Bagian dari singkong yang dapat dimakan mencapai 80-90. Bentuknya dapat berupa
silinder, kerucut, atau oval. Pada umur tanaman 7 bulan panjang singkong berkisar 15 hingga 40 cm dan diameternya 3 hingga 8 cm. Bobot singkong kayu berkisar beberapa ratus gram hingga 15
kg. Daging umbinya ada yang berwarna putih atau kekuning-kuningan. Singkong yang matang terdiri atas tiga lapisan, yaitu peridermis luar, kortex, dan daging bagian tengah.
Singkong kaya akan karbohidrat yaitu sekitar 80-90 bb dengan pati sebagai komponen utamanya. Namun singkong ini tidak dapat langsung dikonsumsi dalam bentuk segar tapi selalu
dilakukan pengolahan setelah dikupas seperti pemanasan, perendaman dalam air, penghancuran, atau beberapa proses tradisional lainnya dengan tujuan untuk detoksifikasi atau membuang HCN
yang bersifat mematikan yang dikandung dari semua varietas singkong.
Gambar 1. Singkong http:warintek.bantulkab.go.idweb
.
B. Karakteristik Fisik Singkong
Ada lebih dari 200 jenis singkong yang tumbuh di daerah tropis. setiap jenis singkong tersebut memiliki perbedaan dalam hal berat, ukuran dan bentuk. Pada perancangan alat pengupas
singkong, karakteristik fisik singkong yang berupa bentuk kebundaran perlu diketahui agar pada perancangan sesuai dengan kebutuhan. Pada umumnya singkong berbentuk conic atau mengecil ke
arah ujung dan kebulatan roundness singkong berkisar antara 0.65-1.0 Odigboh,1976. Angka kebulatan 1.0 menunjukkan bahwa bahan bulat sempurna. Perhitungan nilai kebundaran
menggunakan formula berikut:
5 =
1 Ket. A
p
= luas proyeksi terbesar A
c
= luas lingkaran luar terkecil Karakteristik fisik lainnya yang mempengaruhi pengupasan singkong adalah ketebalan,
tekstur dan kekuatan adhesi dari daging dan kulit singkong. Karakteristik fisik tersebut sangat bergantung pada umur panen dari singkong itu sendiri.
C. Kulit Singkong
Hampir semua bagian dari pohon singkong bisa dimanfaatkan mulai dari umbi hingga daunnya. Umbi Singkong biasanya hanya diambil dagingnya untuk digoreng dan direbus.
Sedangkan kulitnya dibuang begitu saja atau dijadikan makanan untuk hewan ternak. Kulit singkong selama ini memang sering disepelekan dan dianggap sebagai limbah dari tanaman
singkong. Kulit singkong mempunyai komposisi yang terdiri dari karbohidrat dan serat. Menurut
Djaeni 1989 dalam Hidayah. 2011, kulit singkong mengandung ikatan glikosida sianogenik yaitu suatu ikatan organik yang dapat menghasilkan racun dalam jumlah 0.1 yang dikenal
sebagai racun biru linamarin. Oleh karena itu, pemanfaatan kulit singkong belum terlalu luas. Namun sebenarnya racun tersebut dapat dihilangkan dengan cara menguapkannya atau
mengeringkannya pada suhu tinggi dan jika diolah menjadi karbon aktif racun biru tersebut akan hilang. Sampah kulit singkong termasuk dalam kategori sampah organik karena sampah ini dapat
terdegradasi membusukhancur secara alami. Pengolahan limbah kulit singkong dapat dimanfaatkan sebagai:
a. Kompos : Kulit singkong dapat diproses menjadi pupuk organik yang kemudian disebut sebagi pupuk kompos. Kompos kulit singkong bermanfaat sebagai sumber nutrisi bagi tumbuhan dan
berpotensi sebagai insektisida tumbuhan.
b. Pakan ternak : Kulit singkong sebagai pengganti rumput lapang. Karena kulit singkong yang
mengandung karbohidrat tinggi dapat dengan cepat menggemukkan hewan ternak.
c. Bio energi : Kulit singkong bisa berpotensi untuk diproduksi menjadi bietanol yang digunakan
sebagai pengganti bahan bakar minyak. Teknologi pembuatan bioetanol dari limbah kulit singkong melalui proses hidrolisa asam dan enzimatis merupakan suatu alternatif dalam rangka mendukung
program pemerintah tentang penyediaan bahan bakar non migas yang terbarukan yaitu BBN bahan bakar nabati sebagai pengganti bensin.
6
D. Umbi Singkong.
Umbi singkong memiliki diameter 3-10 cm dan panjang antara 10-50 cm.Bentuk umbi singkong lonjong dan tidak beraturan.Tanaman singkong terdiri dari kulit luar, kulit dalam, lapisan
kambium, daging buah, dan inti buah.
Kulit luar
Kulit dalam
Inti
Lapisan kambium Daging
Kulit lapisan luar merupakan bagian umbi singkong yang bersentuhan dengan tanah. Dibawah kulit luar terdapat kulit dalam. Lapisan kulit dalam ini berupa kortex sehingga lapisan ini
saling terikat dan sedikit keras. Lapisan inilah yang nantinya akan dikupas. Antara kulit dalam dan daging buah terdapat lapisan kambium. Ditengah-tengah umbi singkong terdapat inti buah.
E. Sudut Mata Pisau dan Ketajaman Pisau
Menurut Lisyanto 2007 ketajaman sharpness dan keruncingan fineness merupakan dua sifat yang berbeda pada sebuah mata pisau. Pisau dikatakan tajam sharp Gambar 3 a apabila
pisau tersebut memiliki radius dan ketebalan mata pisau yang kecil, sedangkan dikatakan runcing fine Gambar 3 b apabila pisau tersebut memiliki sudut mata pisau yang kecil. Kebalikan dari
ketajaman adalah ketumpulan dullness, sedangkan kebalikan dari keruncingan disebut tidak runcing bluntness.
Gambar 2. Lapisan umbi singkong
7
Gambar 3. Bentuk mata pisau. a Tajam, b runcing Lisyanto.2007 Sudut mata pisau memiliki efek yang signifikan terhadap gaya pemotongan maksimum.
Pisau yang memiliki sudut mata pisau yang kecil fine membutuhkan gaya pemotongan maksimum yang relatif rendah. Penelitian yang dilakukan Chancellor 1957 dalam Lisyanto
2007 menunjukkan bahwa pada sudut mata pisau dari 20° sampai 30° membutuhkan gaya pemotongan maksimum yang relatif rendah. Sudut mata pisau yang kecil fine menghasilkan
penampang mata pisau yang kecil sehingga gaya yang diperlukan untuk penetrasi pisau ke material yang dipotong juga relatif rendah.
F. Desain Peralatan Tangan