Initial Stage Tahap Pembebanan Prategang

21 lentur flexural crack pada saat awal pembebanan. Untuk mengantisipasi keadaan retak tersebut, maka dilakukan suatu gaya yang mampu mengurangi atau menghilangkan tegangan tarik yang terjadi di daerah-daerah kritis. Gaya itulah yang disebut gaya prategang. Suatu struktur dapat diberi gaya prategang dengan menggunakan baja mutu tinggi high strength steel, yang tersedia dalam bentuk wire, strand, dan bar Menn 1989. Metode prategang prestressed method dibagi menjadi dua macam, yaitu pre-tensioned dan post-tensioned.

A. Pre-tensioned

Dalam metode ini, tendon prategang direntangkan diantara abutment. Kemudian beton dituangkan diantara tendon tersebut, setelah beton mengeras dan terjadi lekatan yang cukup kuat antara beton dan tendon, maka angkur pada abutment dilepaskan sehingga beton tersebut langsung tertekan. Awalan pre- dalam pre-tensioned menunjukan bahwa tendon tersebut mengalami penarikan sebelum beton mengeras.

B. Post-tensioned

Dalam post-tensioned, tendon prategang ditarik dan diangkurkan pada beton setelah post beton tersebut mengeras dan mencapai kekuatan tertentu. Biasanya selongsong duct ditempatkan disepanjang daerah yang akan diprategang sebelum beton dicor. Setelah pengangkuran, tendon dapat terekat bonded tendon jika daerah antara tendon dan selongsong diisi dengan mortar grouting atau tendon dibiarkan tidak terekat unbounded tendon jika grouting tidak dilakukan. Perbedaan penarikan ini akan berpengaruh terhadap luas penampang yang digunakan dalam perhitungan tegangan-tegangan yang terjadi baik dalam tahap initial stage atau final stage. Perbedaan perhitungan luas penampang dapat diberikan pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Perbedaan perhitungan luas penampang Cara Penegangan Parameter Yang Digunakan Initial Stage Final Stage Pre-tensioned A transformasi , y transformasi , I t A transformasi , y transformasi , I t Post-tensioned A gross , y g , I g A transformasi , y transformasi , I transformasi Sumber: Lin dan Burns, 1982

2.3.3. Tahap Pembebanan Prategang

Dalam perancangan beton prategang, pembebanan tidak hanya ditinjau berdasarkan beban eksternal yang bekerja seperti beban mati dan beban hidup. Tetapi juga terhadap kombinasi dari beban-beban tersebut dengan gaya prategang yang bekerja pada penampang beton. Diantara tahap pembebanan tersebut, yang paling kritis biasanya pada tahap sesaat setelah baja ditegangkan initial stage dan pada masa pelayanan atau akhir service or final stage.

A. Initial Stage

Initial stage adalah tahap dimana gaya prategang dipindahkan pada beton dan tidak ada beban luar yang bekerja selain berat sendiri. Pada tahap ini, gaya prategangnya maksimum karena belum ada kehilangan prategangan dan kekuatan beton minimum dikarenakan umur beton yang masih muda. Konsekuensinya, tegangan pada beton menjadi lebih kritis. Pada sistem penarikan awal pre- tensioned, untuk mempercepat proses penarikan, tendon dilepaskan pada saat beton mencapai 60- 80 kekuatan yang disyaratkan, yaitu pada umur 28 hari. Pada sistem penarikan akhir post- 22 tensioned, tendon tidak ditarik sekaligus tetapi ditarik dalam dua atau tiga tahap untuk memberikan kesempatan kepada beton untuk mencapai kekuatan yang disyaratkan gaya prategang diterapkan sepenuhnya. Menurut Collins dan Mitchel 1991, untuk balok prategang, perletakan sederhana dengan tendon lurus akan timbul tegangan yang tinggi pada bagian atas ujung balok. Pengalaman menunjukan bahwa timbulnya retak dalam jumlah yang kecil pada daerah ini dapat ditolerir. Sehingga peningkatan tegangan tarik diijinkan. Batas tegangan tarik dapat dinaikkan jika digunakan batang tulangan baja untuk mengontrol retak. Tulangan ini terdiri atas tulangan dengan diameter kecil yang diatur dengan baik. Gambar 14. Retak pada saat initial stage

B. Final Stage