6 maupun jangka waktu panjang, maka kuat tekan beton disyaratkan untuk tidak lebih rendah dari
30 MPa.
B. Kuat Tarik Beton
Kuat tarik langsung dari beton f
ci
dapat diambil dari ketentuan: a 0,33 f
c
MPa pada umur 28 hari, dengan perawatan standar; atau b Dihitung secara probabilitas statistik dari hasil pengujian.
Sedangkan kuat tarik lentur dari beton f
cf
dapat diambil dari ketentuan: a 0,6 f
c
MPa pada umur 28 hari, dengan perawatan standar; atau b Dihitung secara probabilitas statistik dari hasil pengujian.
C. Tegangan Ijin Tekan pada Kondisi Batas Layan
Tegangan tekan dalam penampang beton akibat dari semua kombinasi beban tetap pada kondisi batas layan lentur danatau aksial tekan, tidak boleh melampaui nilai 0,45 f
c
dimana f
c
adalah kuat tekan beton yang direncanakan pada umur 28 hari, dinyatakan dalam satuan MPa.
D. Tegangan Ijin Tekan pada Kondisi Transfer Gaya Prategang
Untuk kondisi beban sementara atau untuk komponen beton prategang pada saat transfer gaya prategang, tegangan tekan dalam penampang beton tidak boleh melampaui nilai 0,6 f
ci
dimana f
ci
adalah kuat tekan beton yang direncanakan pada umur 28 hari saat dibebani atau dilakukan transfer gaya prategang, dinyatakan dalam satuan MPa.
E. Tegangan Ijin Tarik pada Kondisi Batas Layan
Tegangan tarik yang diijinkan terjadi pada penampang beton dapat diambil untuk: a Beton tanpa tulangan sebesar 0,15 f
c
; dan b Beton prategang penuh sebesar 0,5 f
c
. Tegangan ijin tarik ini dinyatakan dalam satuan MPa.
F. Tegangan Ijin Tarik pada Kondisi Transfer Gaya Prategang
Tegangan tarik yang diijinkan terjadi pada penampang beton untuk kondisi transfer gaya prategang dapat diambil dari nilai-nilai sebagai berikut: a Serat terluar mengalami tegangan tarik,
tidak boleh melebihi nilai 0,25 f
c
, b Serat terluar pada ujung komponen struktur yang didukung sederhana dan mengalami tegangan tarik, tidak boleh melebihi nilai 0,5 f
c
. Tegangan ijin tarik ini dinyatakan dalam satuan MPa.
G. Massa Jenis
Massa jenis beton w
c
ditentukan dari nilai-nilai sebagai berikut: a Untuk beton dengan berat normal, diambil tidak kurang dari 2400 kgm
3
; b Ditentukan dari hasil pengujian.
H. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas beton E
c
nilainya tergantung pada mutu beton yang terutama dipengaruhi oleh material dan proporsi campuran beton. Namun untuk analisis perencanaan struktur
beton yang menggunakan beton normal dengan kuat tekan yang tidak melampaui 60 MPa, atau beton ringan dengan berat jenis yang tidak kurang dari 2000 kgm
3
. Untuk beton normal dengan massa jenis sekitar 2400 kgm
3
, E
c
boleh diambil sebesar 4700 f
c
yang dinyatakan dalam satuan MPa.
7
I. Angka Poisson
Angka Poisson untuk beton v dapat diambil sebesar 0,2 atau ditentukan dari hasil pengujian.
J. Faktor Reduksi Kekuatan
Faktor reduksi kekuatan diambil dari nilai-nilai sebagai berikut: a Lentur sebesar 0,8; b Geser dan torsi sebesar 0,7; c Aksial tekan dengan tulangan spiral sebesar 0,7; d Aksial tekan
dengan tulangan biasa sebesar 0, 65; dan e Tumpuan beton sebesar 0,7.
2.2.2. Balok Lentur
Struktur balok yang diberi beban lentur akan mengakibatkan terjadinya momen lentur pada balok tersebut, sehingga akan terjadi deformasi regangan lentur dalam balok. Regangan-regangan
yang terjadi akan menimbulkan tegangan pada balok. Pada kondisi momen lentur positif, akan terjadi tegangan tekan pada serat atas dan tarik pada serat bawah. Agar terpenuhinya syarat stabilitas, maka
balik harus mampu menahan tegangan yang terjadi, baik tegangan tekan maupun tarik.
Sifat utama beton yang kurang mampu menahan tarik, mengakibatkan perlunya penahan tegangan tarik pada beton dengan cara memasang baja tulangan pada daerah tarik sehingga terbentuk
struktur beton bertulang yang menahan lenturan. Kuat lentur suatu balok tersedia karena berlangsungnya mekanisme tegangan-tegangan dalam yang timbul di dalam balok yang dapat diwakili
oleh gaya-gaya dalam.
Dalam analisa lentur balok beton bertulang, asumsi-asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut: a Bidang penampang tetap rata sebelum lentur dengan sesudah lentur terjadi; b Diagram
tegangan-regangan baja diketahui; c Tegangan tarik beton boleh diabaikan; d Diagram tegangan- regangan yang mendefinisikan besar dan distribusinya di daerah tekan beton diketahui; e Regangan
tekan maksimum beton dalam keadaan di dalam lentur diambil sebesar 0,003.
Dari asumsi-asumsi tersebut, hubungan tegangan dan regangan pada penampang balok beton dapat dimodelkan seperti gambar di bawah ini.
Gambar 3. Diagram tegangan-regangan penampang C adalah resultan gaya tekan dalam yang terletak di atas garis netral yang besarnya dihitung
dengan rumus berikut: ............................................... 1