Tujuan Manfaat Budidaya Sifat Organoleptik dan Efek Farmakologi Manfaat Empirik Kandungan Kimia

Kampung Gunung Leutik Ciampea Bogor telah dijadikan contoh sebagai Kampung Konservasi Tumbuhan Obat Keluarga TOGA dengan melakukan upaya konservasi dan pengembangan tumbuhan obat keluarga. Salah satu tumbuhan obat keluarga yang menjadi unggulan di Kampung Gunung Leutik Bogor adalah takokak. Upaya pelestarian pemanfaatan tumbuhan takokak dilakukan melalui pembudidayaan tumbuhan takokak oleh masyarakat di Kampung Gunung Leutik. Namun upaya pelestarian ini kurang berjalan dengan baik karena rendahnya pemanfaatan terhadap tumbuhan takokak oleh masyarakat. Selain itu akibat keberadaan tumbuhan takokak yang kurang diperhatikan oleh masyarakat menyebabkan tumbuhan takokak hanya dianggap sebagai tumbuhan pengganggu. Hal ini menyebabkan tingkat pemusnahan terhadap tumbuhan takokak menjadi tinggi, sehingga apabila kondisi ini terus berlangsung maka dikhawatirkan suatu saat tumbuhan ini akan mengalami kepunahan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai berbagai aspek pelestarian pemanfaatan buah takokak oleh masyarakat di Kampung Gunung Leutik Bogor.

1.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengidentifikasi pemanfaatan buah takokak yang telah dilakukan masyarakat Kampung Gunung Leutik Bogor 2. Mengetahui status dan kondisi tumbuhan takokak di Kampung Gunung Leutik Bogor 3. Mengukur produktivitas buah takokak di Kampung Gunung Leutik Bogor 4. Merumuskan program pengembangan tumbuhan takokak yang ada di Kampung Gunung Leutik Bogor.

1.3 Manfaat

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam pemanfaatan tumbuhan takokak secara lestari oleh masyarakat, khususnya di Kampung Gunung Leutik Bogor. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bioekologi Takokak Solanum Torvum Swartz

2.1.1 Morfologi dan taksonomi

Takokak merupkan jenis tumbuhan obat yang memiliki nama daerah terong cepoka, terong pipit Indonesia, takokak sunda, terong cekoka, cemongkak, poka, terongan, cepoka, cong belut jawa. Habitusnya berupa perdu yang seluruhnya dilapisi dengan bulu bintang yang putih kuning dengan tinggi 2-4 m. Sistem perakaran berupa akar tunggang berwarna kuning cokelat. Batang berbentuk bulat, berkayu, berwarna putih kotor atau keunguan, berduri tajam serta tegak, berbulu pada waktu muda. Cabang berbentuk bulat. Tanaman ini berdaun tunggal, tersebar, dan bertangkai. Panjang tangkai 1,5-10,5 cm, tangkai berbulu bintang rapat, sering mempunyai duri tempel. Helaian daun berbentuk bulat telur dengan ukuran 27-30 x 20-24 cm, bercangap, bersisi tidak seimbang, bagian pangkal runcing, bagian ujung runcing, bagian tepi rata, berwarna hijau pada permukaan atas. Ibu tulang daun menonjol di bagian bawah, berduri tempel, tulang daun sekunder menyirip. Perbungaan majemuk dengan bunga- bunga kantong yang putih berbentuk bintang, tangkai karangan bunga 0-0,5 cm, berbulu bintang padat, bertaju, berbintik ungu ketika kuncup. Kelopak berbulu, bertaju 5, runcing bintang, sisi luar berbulu bintang, bertaju 5, taju dihubungkan dengan selaput tipis. Benangsari berjumlah 5, bertangkai dengan panjang ± 1 cm. Kepala putik berwarna putih atau hijau. Buah bertipe buni, berbentuk bulat dengan diameter 12-15 mm, berwarna hijau ketika muda, dan jingga setelah tua. Biji berbentuk pipih, kecil, licin, dan berwarna kuning pucat Heyne 1987, Zuhud et al. 2003. Klasifikasi takokak berdasarkan Lawrence 1964 adalah sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonogama Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledone Bangsa : Solanales Suku : Solanaceae Marga : Solanum Jenis : Solanum torvum Swartz

2.1.2 Ekologi dan penyebaran

Tumbuhan ini banyak tumbuh di hutan-hutan, di tepi sungai, di ladang, di kebun, kadang-kadang dibudidayakan di halaman. Tumbuh dengan baik di berbagai jenis tanah dengan karakteristik lahan yang tidak terlalu berair, ternaungi sedang atau tersinar matahari, dan pada ketinggian tempat 1-1800 mdpl. Tumbuhan ini selalu tumbuh secara tersebar Heyne 1987, Zuhud et al. 2003. Tumbuhan ini berasal dari Amerika, kemudian tersebar luas ke wilayah Asia. Penyebaran tumbuhan ini di Indonesia meliputi Sumatera, Kalimantan, Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Ambon, Maluku, Halmahera, Ternate, dan Irian Jaya Zuhud et al. 2003.

2.2 Budidaya

Tumbuhan ini telah lama dibudidayakan. Tumbuhan ini mudah diperbanyak dengan biji, caranya dengan terlebih dahulu memilih benih dari buah yang segar dengan kondisi yang baik. Tanaman ini dapat disemaikan di persemaian terlebih dahulu atau langsung ditanam di lapangan. Pemeliharaan dilakukan dengan pemberian pupuk kandang atau pupuk organik yang telah masak, penyiraman secara teratur dan penyiangan gulma untuk membantu mempercepat pertumbuhan tanaman. Penanaman dilakukan pada awal musim hujan atau pada akhir musim kemarau Zuhud et al. 2003.

2.3 Sifat Organoleptik dan Efek Farmakologi Manfaat Empirik

Buah takokak memiliki rasa pedas dan sejuk bila dimakan, mempunyai sifat agak beracun. Buah takokak bermanfaat untuk melancarkan sirkulasi darah, menghilangkan darah beku, menghilangkan sakit, dan menghilangkan batuk Zuhud et al. 2003. Selain itu buah takokak merupakan suatu obat herbal rakyat, yang digunakan sebagai obat penenang, pencernaan, haemostatic dan diuretik. Penelitian terhadap kandungan kimia buah tanaman Solanum torvum telah banyak dilakukan, dan dilaporkan bahwa tanaman ini bersifat hepatotoksik efek samping kerusakan sel-sel atau jaringan hati dan sekitarnya akibat konsumsi suatu obat dan antivirus Yuan et al. 2011.

2.4 Kandungan Kimia

Akar tumbuhan takokak mengandung jurubin. Daun, bunga, dan buah tanaman takokak mengandung saponin dan haronoid. Daun dan bunga tanaman takokak juga mengandung neoklorogenin, panikulogenin, dan alkeloid. Selain itu buah tanaman takokak juga mengandung solosin, klorogenin, sisalagenon, tervogenin, protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vit. A, B1, dan C Zuhud et al. 2003. Buah takokak mengandung alkaloid dan senyawa solasodina yang dapat digunakan sebagai substrat untuk produksi steroid penting dalam farmakologi Amador et al. 2007.

2.5 Kegunaan