Suku-suku bangsa di Indonesia telah banyak memanfaatkan tumbuhan obat untuk kepentingan pengobatan tradisional. Pengetahuan yang dimiliki suku-suku
tersebut mengenai pengobatan tradisional berbeda-beda, termasuk pengetahuan mengenai tumbuhan obat Aliandi Roemantyo 1994.
2.6.3 Prinsip pelestarian pemanfaatan
Sampai saat ini spesies tumbuhan obat yang telah dimanfaatkan dalam skala ekonomis sebagian besar diambul langsung dari alam pada saat
diperlukan.disamping itu diantara seluruh spesies tumbuhan obat baru sebagian kecil yang telah diteliti khasiat dan kandungan bahan aktifnya. Hal ini
memberikan gambaran bahwa pengembangan pemanfaatan tumbuhan obat mempunyai prospek yang baik. Namun demikian, pengembangan
pemanfaatan ini harus didasarkan atas prinsip kelestarian hasil atau berorientasi pada ketersediaannya di alam, sehingga kesinambungan
pemanfaatan tersebut akan terjamin. Menurut Zuhud dan Haryanto 1990, prinsip pelestarian pemanfaatan
tumbuhan obat harus mencakup : a.
Upaya konservasi genetik dan spesies tumbuhan obat Salah satu alasan diperlukannya upaya konservasi sumberdaya genetik
tumbuhan adalah pentingnya tumbuhan sebagai bahan baku bagi obat-obatan. Dengan adanya upaya konservasi sumberdaya genetik tersebut akan menjamin
kelestarian spesies tumbuhan obat yang selanjutnya akan menjamin pelestarian pemanfaatannya Zuhud 1991. Konservasi sumberdaya genetik meliputi tiga
sasaran pokok yang saling berkaitan, yaitu Desmukh 1986 diacu dalam Zuhud Haryanto 1990 : 1 pengawetan kekayaan spesies; 2 memelihara
kesnekaragaman genetik; dan 3 mencegah kepunahan spesies. Pendekatan- pendekatan yang dapat dilakukan dalam mencapai ketiga sasaran konservasi
sumberdaya genetik yaitu penetapan kawasan konservasi, penetapan “sanctuary area” di Kawasan Hutan Produksi, pembangunan kebun koleksi, pembangunan
kebun rayataman hutan raya, pembangunan bank plasma nutfah, serta integrasi pengelolaan pemanfaatan sumberdaya alam.
b. Pengembangan pemanfaatan berdasarkan kemampuan alam untuk melakukan
regenerasi Kegiatan pemanenan langsung di alam harus sesuai dengan kemampuan alam
untuk memproduksi populasi tumbuhan obat atau dengan kata lain jumlah panenan maksimum harus sama dengan riap maksimum yang akan dicapai pada
saat populasi sama dengan setengah nilai daya dukung habitatnya Zuhud Haryanto 1990. Oleh karena itu pemanenan harus didukung dengan pengetahuan
mengenai potensi tumbuhan obat di alam, bio-ekologinya serta dinamika populasinya.
c. Mengembangbiakkan tumbuhan obat di luar habitat aslinya untuk tujuan
ekonomis dan konservasi eksitu melalui usaha penangkarannya Penangkaran tumbuhan obat merupakan segala kegiatan yang bertujuan
untuk memperbanyak populasi tumbuhan obat yang belum dibudidayakan dengan tetap mempertahankan kemurnian spesies maupun varietasnya, sehingga
kelestarian spesies maupun varietas tersebut dapat dipertahankan Zuhud Haryanto 1990. Penangkaran tumbuhan obat dapat dilakukan untuk kepentingan
ekonomi maupun konservasi. Kegiatan utama penangkaran meliputi penelitian bioekologis jenis yang akan
ditangkarkan, pengumpulan dan seleksi bibit, pengembangbiakan baik secara generatif maupun vegetatif, pemeliharaan dan pembesaran, pemanenan, seta
pengembalian ke alam restocking untuk spesies endemik atau langka. Melalui usaha penangkaran spesies tumbuhan obat umumnya, khususnya yang
langkaendemik, kegiatan pemanfaatan dapat dilakukan tanpa kekhawatiran akan ancaman kepunahan. Di samping itu usaha penangkaran merupakan langkah dari
usaha pembudidayaan tumbuhan obat.
2.6.4 Garis besar program pelestarian pemanfaatan