Pentingnya Penilaian Sikap Pendahuluan

a. Menurut George J. Mouly 1967 sikap memiliki tiga komponen yaitu:

a Komponen afektif --- kehidupan emosional individu, yakni perasaan tertentu positif atau negatif yang mempengaruhi penerimaan atau penolakan terhadap objek sikap, sehingga timbul rasa senang dan tidak senang, takut dan tidak takut. ee Komponen kognitif --- aspek intelektual yang berhubungan dengan bilief, idea atau konsep terhadap objek sikap. ff Komponen behavioral --- kecenderungan individu untuk bertingkah laku tententu terhadap objek sikap. v. Menurut Klausmeier 1985, ada tiga model belajar dalam rangka pembentukan sikap. Model-model ini sesuai dengan kepentingan penerapan dalam dunia pendidikan. Tiga model tersebut. a Mengamati dan meniru, pembelajaran model ini berlangsung pengamatan dan peniruan melalui model learning through modeling. Tingkah laku manusia dipelajari dengan mengamati dan meniru tingkah laku atau perbuatan orang lain terutama orang- orang yang berpengaruh. gg Menerima penguatan, penguatan dapat berupa ganjaran penguatan positif dan dapat berupa penguatan hukuman penguatan negatif. Dalam proses pendidikan, guru atau orangtua dapat memberikan ganjaran berupa pujian atau hadiah kepada anak yang berbuat sesuai dengan nilai-nilai tertentu. Dari waktu ke waktu respon yang diberi ganjaran tersebut akan bertambah kuat. hh Menerima informasi verbal, informasi tentang berbagai hal dapat diperoleh melalui lisan atau tulisan. Informasi tentang objek tertentu yang diperoleh oleh seseorang akan mempengaruhi pembentukan sikapnya terhadap objek yang bersangkutan.

w. Pentingnya Penilaian Sikap

Secara umum, semua mata pelajaran memiliki tiga domain tujuan tiga domain tujuan itu adalah: penigkatan kemampuan kognitif; peningkatan kemampuan afektif; dan peningkatan keterampilan berhubu-ngan dengan berbagai pokok bahasan yang ada dalam suatu mata pelajaran. Namun demikian, selama ini penekanan yang sangat menonjol, baik dalam proses pembelajaran maupun dalam pelaksanaan penilaian-nya adalah dalam domain kognitif. Domain afektif dan psikomor agak terabaikan. Dampak yang terjadi, seperti yang menjadi sorotan masya-rakat akhir-akhir ini, lembaga-lembaga pendidikan menghasilkan lulusan yang kurang memiliki sikap positif yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dan kurang terampil untuk menjalani kehidupan dalam masyarakat lingkungannya. Oleh karena itu, kondisi ini perlu diperbaiki. Domain kognitif, afektif dan konatif atau psikomotor perlu mendapat penekanan yang seimbang dalam proses pembelajaran dan penilaian. Dengan demikian, penilaian sikap perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, dan hasil penilaiannya perlu ditindak lanjuti. Menyadari kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan penilaian di kelas, seperti telah diuraikan di atas, dalam kurikulum 2004, selain menggariskan kompetensiyng berkaitan dengan sikap dalam berbagai mata pelajaran, juga menggariskan 9 sembilan kompetensi lintas kurikulum. Kompetensi lintas kurikulum tesebut kental nuansa afektifnya. Sembilan kompetensi lintas kurikulum tersebut sebagai berikut: a. Memiliki keyakinan, menyadari serta menjalankan hak dan kewajiban saling menghargai dan memberi rasa aman, sesuai dengan agama yang dianutnya. b. Menggunakan bahas untuk memahami, mengembangkan, dan mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi dengan orang lain. c. Memilih, memadukan dan menerapkan konsep-konsep, teknik-teknok, pola struktur dan hubungan. d. Memilih, mencari dan menerapkan teknologi dan informasi yang diperlukan dari berbagi sumber. e. Memahami dan menghargai lingkungan fisik, makhluk hidup dan teknologi dan menggunakan pengetahuan, keterampialn, dan nilai-nilai untuk mengambil keputusan yang tepat. f. Berpartisipasi, berinteraksi dan berkontribusi aktif dalam masyarakat dan budaya global berdasarkan pemahaman konteks budaya, geografis dan histories. g. Berkreasi dan menghargai karya artistic, budaya dan intelektual serta menerapkan nilai- nilai luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi menuju masyarakat beradab. h. Berpikir logis, kritis, dan literal, dengan memperhitungkan potensi dan peluang untuk menghadapi berbagai kemungkinan. i. Menunjukan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri dan bekerja sama dengan orang lain. Konsep kompetensi lintas kurikulum ini perlu dipahami dan diimplementasikan pula dalam proses pembelajaran pada sekolah-sekolah yang masih menggunakan kurikulum 1994. Hal ini penting dalam rangka penyempurnaan dan perbaikan terhadp kekurangan-kekurangan yang ada pada kurikulum 1994, baik pada kurikulumnya, maupun dalam pelaksanaan pemebelajaran dn penilaiannya.

x. Sikap dan Objek Yang Perlu Dinilai