Konsep Efisiensi dan Inefisiensi

26

3.1.5. Konsep Efisiensi dan Inefisiensi

Menurut Soekartawi 1994 efisiensi diartikan sebagai upaya penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan hasil yang sebesar- besarnya. Secara umum efisiensi dibagi menjadi tiga yaitu efisiensi teknis, efisiensi harga atau alokatif dan efisiensi ekonomi. Menurut Farrell 1957 dalam Coelli et al. 1998 efisiensi teknis adalah suatu cerminan kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh hasil yang maksimal dari sumberdaya yang ada. Sementara efisiensi alokatif adalah cerminan kemampuan suatu perusahaan dalam menggunakan input dengan proporsi yang optimal dengan harga yang berlaku, sedangkan efisiensi ekonomi merupakan gabungan antara efisiensi teknis dan efisiensi alokatif. efisiensi ekonomis tercapai pada saat penggunaan faktor produksi sudah dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Efisiensi dapat dilihat melalui dua pendekatan yaitu pendekatan dengan berorientasi input dan pendekatan dengan orientasi output. Pendekatan dari sisi input membutuhkan ketersediaan harga input dan kurva isoquant yang menunjukan kombinasi input yang digunakan untuk menghasilkan output secara maksimal. Sementara itu pendekatan dari sisi output merupakan pendekatan yang digunakan untuk melihat sejauh mana jumlah output secara proporsional dapat ditingkatkan tanpa merubah jumlah input yang digunakan. Farrell 1957 dalam Coelli et al. 1998 mengilustrasikan efisiensi dengan pemanfaatan dua input dalam menghasilkan suatu barang oleh suatu perusahaan. Input tersebut dilambangkan x 1 dan x 2 , sedangkan output dilambangkan dengan y dengan asumsi constant returns to scale lihat Gambar 3. 27 Dimana: 0P = input Q = efisiensi teknis dan inefisiensi alokatif Q’ = efisiensi teknis dan efisiensi alokatif AA’ = kurva rasio harga input SS’ = isoquant fully efficient Gambar 3. Efisiensi Teknis dan Alokatif orientasi input Sumber : Coelli, Rao, dan Battese 1998 Gambar 3 menggambarkan tentang kombinasi kurva isoquant, harga input dan input. Titik-titik yang terdapat sepanjang kurva isoquant SS’ menggambarkan kondisi dimana tercapainya kondisi efisiensi teknis. Jika suatu perusahaan memproduksi suatu barang dengan menyediakan input sebesar di titik P, maka akan terjadi inefisiensi teknis. Inefisiensi teknis digambarkan dengan jarak dari Q-P. Kondisi ini perusahaan sebaiknya melakukan pengurangan input, karena pengurangan input tidak akan berpengaruh terhadap output output tidak akan berkurang. Secara matematis, pendekatan input rasio efisiensi teknis ditulis sebagai berikut : TE i = 0Q0P Dimana : TE i = efisiensi teknis 0Q = jarak dari 0 ke Q 0P = jarak dari 0 ke P x 1 y x 2 y A’ A S’ S Q’ R Q P 28 Garis AA’ menggambarkan rasio harga input. Garis AA’ yang bersinggungan dengan kurva isoquant merupakan kondisi dimana efisiensi alokatif tercapai. Secara matematis, pendekatan input rasio efisiensi alokatif dapat ditulis sebagai berikut : AE i = 0R0Q Jarak R-Q menunjukkan terjadinya pengurangan biaya produksi jika terjadi efisiensi alokatif. Sementara itu rasio efisiensi ekonomi dapat ditulis sebagai berikut: EE i = 0R0P Penghitungan nilai inefisiensi menggunakan model yang dibuat oleh Coelli, Rao dan Battese 1998. Model efek inefisiensi teknis diasumsikan bebas dan distribusinya terpotong normal dengan variabel acak yang tidak negatif. Penentuan nilai parameter distribusi μ efek inefisiensi teknis digunakan rumus sebagai berikut : μ = + Z it + w it dimana Z it adalah variabel penjelas yang merupakan vektor ukuran 1xM yang nilai konstan, adalah parameter skalar yang dicari nilainya dengan ukuran Mx1 dan w it adalah variabel acak.

3.1.6. Konsep Kemitraan