Perumusan Masalah Model jaringan industri perikanan tangkap di wilayah kepulauan

4 dilakukan di Kabupaten Belitung – Propinsi Bangka Belitung meliputi Pulau Belitung yang difokuskan di PPN Tanjung Pandan, Pulau Mindanau difokuskan di PPI Selat Nasik, pangkalan kapal perikanan di Pulau Gersik, pangkalan kapal perikanan di Pulau Sumedang dan pangkalan kapal perikanan di Pulau Seliu. Kelima lokasi tersebut diatas merupakan sentra industri perikanan tangkap yang utama di Kabupaten Be litung.

1.2 Perumusan Masalah

Sektor industri perikanan tangkap di wilayah kepulauan menghadapi permasalahan laten yakni rendahnya keunggulan komparatif, praktek oligopoli dan atau oligopsoni yang merugikan nelayan dan rendahnya daya kompetitif. Salah satu sebabnya adalah jaringan industri perikanan tangkap tidak efisien yang ditandai dengan tingginya biaya transportasi. Ketidakefisienan jaringan industri terjadi karena karakteristik geografi pulau- pulau kecil dan keterbatasan infrastruktur yang mengakibatkan terjadinya beberapa keterbatasan, yaitu: keterbatasan sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya buatan, keterisolasian dan pasar Gambar 1. RINGKASAN DISERTASI MODEL JARINGAN INDUSTRI PERIKANAN TANGKAP DI WILAYAH KEPULAUAN MARWAN SYAUKANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 ABSTRACT MARWAN SYAUKANI. M odel of Fishing Industry Networking in Archipelagic Region. Under supervision of M. FEDI A SONDITA, AKHMAD FAUZI, VICTOR PH NIKIJULUW and DANIEL R MONINTJA Fishing port networking is an important element of the fisheries development. There are two models of fishing port networking applied in Indonesia, namely “HUB” and”Point” models. The Jakarta Fishing Port is an example of HUB model and others are Point models. It seems that the current Point model of Indonesia fishing port networking is inefficient. The research was held in Belitung, Mendanau, Seliu, Gersik and Sumedang islands - Belitung Regency from October 2007 to May 2009. The research purposes are to classify the status of fishing ports in fishing industry networking, to formulate an efficient model that considers industrial linkage among fishing ports, and to formulate a strategy of fishing management for each island. It was identified that fishing ports in Belitung Regency can be classified into 1 main service provider, 2 intermediate service provider or server, and 3 client. The Nested Multi Criteria Analysis NMCA followed by Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution TOPSIS, minimizing distance analysis, minimizing transportation time, and minimizing transportation cost analysis were used in this research. The NMCA is a two-step MCA. The first MCA and TOPSIS analysis are to classify of fishing port status based on fishing facilities, fishing capacity, input dependency and fish landing capacity. The second MCA analysis were to formulate the most efficient model based on minimizing distance analysis, transportation time and transportation cost analyzing. The model with the lowest transportation cost is selected. The result s showed that the Belitung is the main service provider while the Mendanau and Seliu islands are the intermediate service providers or servers and the other 2 islands are the client s. The network among these fishing ports is theoretically more efficient than the current available networking. For protecting fishing port from over capacity, the research formulated fishing management strategies for each island by using technical efficiency TE and Danmark Theory analysis. The result showed that prevention of environmental degradation should be implemented in Belitung and Mendanau islands. While, controlling of fishing effort should be implemented in Seliu and Gersik islands. On the other hand, fishing effort may be expanded in Sumedang island. Keywords : fishing industry, archipelagic fishery, fishing port status, industry networking RINGKASAN MARWAN SYAUKANI. Model Jaringan Industri Perikanan Tangkap di Wilayah Kepulauan Dibimbing oleh M. FEDI A SONDITA, AKHMAD FAUZI, VICTOR PH NIKIJULUW dan DANIEL R MONINTJA Kondisi geografis dan keterbatasan infrastruktur merupakan masalah krusial yang dihadapi dalam pembangunan industri perikanan di Indonesia. Kedua permasalahan di atas hanya dapat diatasi dengan rekayasa jaringan pelabuhan perikanan yang efektif dan efisien. Terdapat dua model jaringan industri antar pelabuhan perikanan yang berkembang di Indonesia, yaitu: model “HUB” dan ”POINT”. Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta PPSJ merupakan contoh pelabuhan perikanan model HUB walaupun model yang dikembangkan masih bersifat kontinental. Pelabuhan perikanan lainnya mengembangkan model Point dan terindikasikan tidak efisien. Penelitian dilaksanakan di Pulau Belitung, Pulau Mendaunau, Pulau Seliu, Pulau Gersik dan Pulau Sumedang - Kabupaten Belitung dari bulan Oktober 2007 hingga bulan Mei 2009. Penelitian bertujuan menent ukan status sentra industri dalam suatu jaringan industri, menyusun model jaringan industri perikanan tangkap di wilayah kepulauan yang efesien dan menyusun strategi pengelolaan industri perikanan tangkap pada masing- masing pulau. Penelitian menggunakan metode analisis Nested Multi Criteria Analysis NMCA yang diikuti dengan analisis Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution TOPSIS, minimalisasi jarak, minimalisasi waktu tempuh dan minimalisasi biaya transportasi. NMCA adalah analisis MCA dua tahap. Analisis MCA tahap pertama yang dipadu dengan analisis TOPSIS bertujuan menentukan status sentra industri dalam jaringan industri berdasarkan parameter pelayanan fasilitas pelabuhan perikanan, kapasitas kapal perikanan, kemandirian faktor input, jumlah ikan yang didaratkan. Dalam penelitian ini, status sentra industri di Kabupaten Belitung diklasifikasi menjadi 3, yaitu: penyedia jasa utama, penyedia jasa antara server dan client. Hasil analisis MCA tahap pertama menunjukkan bahwa Pulau Belitung berstatus sebagai penyedia jasa utama, Pulau Mendanau dan Pulau Seliu sebagai penyedia jasa antara server sedangkan Pulau Gersik dan Pulau Sumedang sebagai sumber bahan baku client. Analisis MCA tahap ke dua bertujuan merumuskan model jaringan industri perikanan tangkap berdasarkan parameter jarak, waktu tempuh dan biaya transportasi. Model jaringan industri dengan biaya transportasi terendah ditentukan sebagai model terpilih. Hasil analisis MCA tahap kedua menunjukkan bahwa model jaringan industri perikanan tangkap dimana Pulau Belitung yang mempunyai status sebagai penyedia jasa utama melayani produksi yang berasal dari dua server yaitu Pulau Mendanau dan Pulau Seliu. Pulau Mendanau melayani 1 sentra industri yang berfungsi sebagai client yaitu Pulau Gersik dan Pulau Seliu melayani 1 sentra industri lainnya yang berfungsi sebagai client yaitu Pulau Sumedang. Model jaringan industri ini lebih efesien dibandingkan dengan jaringan industri perikanan yang ada di Belitung sekarang ini. Dalam upaya mencegah kelebihan kapasitas pelabuhan perikanan, dilakukan perumusan strategi pengelolaan perikanan tangkap dengan analisis efisiensi teknik TE yang dipadukan dengan analisis Danmark teori. Efisiensi teknik adalah penbandingan produktivitas suatu wilayah penangkapan dengan produktivitas wilayah lainnya yang masih memiliki terbaik. Sedangkan Danmark teori adalah analisis kebijakan pengelolaan perikanan dengan memplotkan hasil analisis efisiensi teknik TE kedalam diagram Cartesius. Hasil analisis efisiensi teknik menunjukkan bahwa industri perikanan tangkap di Kabupaten Belitung diarahkan pada pengembangan setiap sentra industri sesuai dengan status dalam jaringan industri yang optimum. Nilai TE Pulau Belitung dan Pulau Mendanau terletak pada kuadran ke tiga dimana pengelolaan perikanan tangkap diarahkan pencegahan degradasi sumber daya ikan. Nilai TE Pulau Seliu dan Pulau Gersik terletak pada kuadran kedua dimana pengelolaan perikanan tangkap diarahkan pengendalian sumber daya ikan. Nilai TE Pulau terletak pada kuadran pertama dimana pengelolaan perikanan tangkap diarahkan pengembangan industri perikanan tangkap. Kata kunci : industri perikanan, wilayah kepulauan, status pelabuhan perikanan, jaringan industri MODEL JARINGAN INDUSTRI PERIKANAN TANGKAP DI WILAYAH KEPULAUAN MARWAN SYAUKANI Ringkasan disertasi Disampaikan sebagai bahan ujian terbuka untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Teknologi Kelautan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 Judul Disertasi : Model Jaringan Industri Perikanan Tangkap d i Wilayah Kepulauan Nama Mahasiswa : Marwan Syaukani NIM : C 561 030 174 Program Studi : Teknologi Kelautan Komisi Pembimbing : Dr. Ir M. Fedi A. Sondita, MSc Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, MSc Dr. Ir. Victor P.H. Nikijuluw, MSc Prof. Dr. Ir. Daniel R. Monintja Penguji Luar Komisi : Ujian Terbuka pada HariTanggal : Jumat 11 September 2009 Waktu : 13.30 - selesai Tempat : Gedung Rektorat Institut Pertanian Bogor 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang