Peralatan Pendukung Metode Penelitian

2 METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2007 – Mei 2009 dengan pentahapan sebagai berikut : 1 Persiapan dilakukan pada Oktober 2007 2 Pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan pada Nopember 2007 hingga Juni 2008 3 Pengolahan data dilakukan pada Juli 2008 – Agustus 2008 4 Penulisan disertasi dilakukan pada September 2008 – Mei 2009 Penelitian jaringan industri perikanan tangkap di Kabupaten Belitung – Propinsi Bangka Belitung meliputi Pulau Belitung yang difokuskan di PPN Tanjung Pandan, Pulau Mindanau difokuskan di PPI Selat Nasik, pangkalan kapal perikanan di Pulau Gersik, pangkalan kapal perikanan di Pulau Sumedang dan pangkalan kapal perikanan di Pulau Seliu Gambar 3. Pangkalan kapal perikanan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah konsentrasi tambat labuh kapal perikanan yang merupakan sentra industri perikanan tangkap namun dari segi infrastruktur belum masuk dalam klasifikasi pelabuhan perikanan. Kelima lokasi tersebut diatas merupakan sentra industri perikanan tangkap yang utama di Kabupaten Belitung.

2.2 Peralatan Pendukung

Ketersediaan alat pendukung merupakan hal yang sangat diperlukan dalam melakukan penelitian. Pada penelitian ini peralatan yang digunakan diantaranya kuisioner sebagai pedoman pengump ulan data, alat tulis, alat ukur, seperangkat computer untuk rekapitulasi dan analisis data dan kamera untuk kepentingan dokumentasi penelitian. 10 Pulau Belitung PPN Tanjung Pandan LP1 Pulau Mendanau PPI Selat Nasik LP2 Pulau Seliu LP5 Pulau Gersik LP3 Pulau Sumedang LP4 107 o 3 o Skala : 1:12.500 BT LS Gambar 3 Peta Pulau Belitung dan lokasi penelitian Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah - Kab. Belitung Keterangan : LP 1: PPN Tanjung Pandan, sentra industri perikanan tangkap di Pulau Belitung 02 o 44’45’’LS; 107 o 37’41’’BT LP 2: PPI Selat Nasik, sentra industri perikanan tangkap di PulauMindanau 02 o 49’55’’LS; 107 o 24’55’’BT LP 3: Pangkalan kapal perikanan di Pulau Gersik 03 o 00’20’’LS; 107 o 16’17’’BT LP 4: Pangkalan kapal perikanan di Pulau Sumedang 03 o 19’60’’LS; 107 o 12’41’’BT LP 5: Pangkalan kapal perikanan di Pulau Seliu 03 o 13’13’’LS; 107 o 31’47’’BT

2.3 Metode Penelitian

Penelitian model jaringan industri perikanan tangkap dilakukan dalam 3 tahap, yaitu: 1 Penentuan status pelabuhan perikanan sebagai suatu sentra industri yang dilakukan dengan analisis MCA tahap pertama dan analisis TOPSIS 2 Penentuan model jaringan industri perikanan terpilih yang dilakukan dengan analisis mnimalisasi waktu tempuh dan biaya transportasi variabel output. 3 Perumusan strategi pembangunan industri perikanan tangkap yang dilakukan dengan analisis efisiensi teknik dan analisis Danmark Teori Gambar 4. Analisis parameter model industri perikanan tangkap di wilayah kepulauan dilakukan dengan analisis Nested Multi Criteria Analysis NMCA. Nested Multi Criteria Analysis yaitu analisis MCA dalam dua tahap dimana analisis MCA kedua 11 merupakan bagian dari analisis MCA pertama. Analisis NMCA adalah salah satu cara pengambilan keputusan yang didasari beberapa parameter dan memiliki beberapa alternatif. Penentuan status pelabuhan perikanan ditentukan berdasarkan analisis MCA tahap pertama dan analisis TOPSIS. Analisis MCA pertama dilakukan terhadap 4 parameter yaitu indeks pelayanan fasilitas pelabuhan perikanan IPFP, indeks kapasitas kapal perikanan IKAPI, indeks kemandirian IK dan kapasitas sentra industri KSI. Score keempat parameter di atas, dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan analisis Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution yang disingkat dengan TOPSIS Li dan Xie 2006. Berdasarkan kedua analisis tersebut diatas kemudian ditentukan status sentra industri sebagai sentra pelayanan jasa utama, sentra pelayanan jasa antara serverspoke dan clientfeeder. Perumusan jaringan industri perikanan diawali dengan melakukan optimasi model melalui analisis minimalisasi jarak. Analisis minimalisasi jarak adalah teknik analisis untuk mendapatkan jarak yang paling minimal melalui teknik penyapuan. Analisis ini dilakukan dengan membandingkan jarak antar sentra industri yang paling minimal. Model jaringan industri perikanan tangkap terpilih diuji dengan analisis MCA tahap kedua. MCA tahap kedua yang dilakukan terhadap jaringan industri yang ada sekarang existing model dan alternatif model jaringan industri perikanan tangkap di wilayah kepulauan. Parameter yang dianalisis pada MCA tahap dua adalah waktu tempuh dan biaya transportasi. Terhadap model terpilih kemudian dilakukan perumusan strategi pembangunan industri perikanan di wilayah kepulauan dengan melakukan analisis efisiensi teknik TE relatif dan analisis Danmark teori. Teknis efisiensi relatif adalah pengukuran produktifitas relatif kapal perikanan suatu sentra industri terhadap sentra industri lainnya. Sedangkan Danmark teori adalah suatu teori pembangunan industri perikanan di Danmark yang menggunakan diagram kartesius dimana sumbu ordinat merupakan aktivitas pembangunan dan sumbu absis merupakan pengawasan. 12 Gambar 4 Diagram metode penelitian Analisis MCA tahap I meliputi berdasarkan : Ø Indeks Pelayanan Fasilitas Pelabuhan Perikanan IPFP Ø Indeks Kapasitas Kapal Perikanan IKAPI Ø Indeks Kemandirian IK Ø Kapasitas Sentra Industri KSI Optimasi Model Jaringan Industri Perikanan Tangkap di Wilayah Kepulauan melalui analisis minimalisasi jarak dengan teknik penyapuan yang berpatokan pada status pelabuhan perikanan Analisis MCA tahap II: perbandingan jaringan industri yang ada sekarang dan alternatif model terhadap parameter waktu tempuh dan biaya transportasi Model Jaringan Industri Perikanan Tangkap di Wilayah Kepulauan Analisis efisiensi teknik TE relatif kapasitas sentra industri dan analisis Danmark teori Strategi pengelolaan perikanan tangkap di wilayah kepulauan Analisis MCA tahap I dan analisis TOPSIS dilakukan klasifikasi status sentra industri perikanan tangkap Nested Multi Criteria Analysis NMCA yaitu analisis yang terdiri dari 2 tahapan analisis MCA 13

2.4 Metode Analisis