70.71 Manajemen pemupukan kelapa sawit di Sungai Cempaga Estate, PT. Windu Nabatindo Abadi, Bumitama Gunajaya Agro Group, Kalimantan Tengah
27 melakukan antisipasipencegahan terhadap hama sebelum terjadi serangan.
Pengendalian preventif yang dilakukan di kebun SCME adalah dengan cara menanam tanaman yang menjadi inang Sycanus sp. yang merupakan predator ulat
api. Tanaman yang digunakan adalah Turnera subulata. Tanaman Turnera subulata ini ditanam mengeliling blok kebun, di pinggir Main Road MR dan
Collection Road CR.
Gambar 8 Tanaman bermanfaat dan rodentisida a. Turnera subulata; b. Klerat Pengendalian hama tikus di SCME dilakukan dengan cara melakukan
aplikasi racun tikus berupa duratklerat. Klerat merupakan racun tikus dengan bahan aktif Brodifakum 0.005. Tikus tidak langsung mati ketika memakan
klerat. Mekanisme kerja klerat adalah dengan membuat tikus menjadi dehidrasi. Ketika tidur minum air, racun klerat akan bekerja dan membuat tikus dehidrasi
hingga membunuh tikus tersebut. Foto tanaman Turnera sp. dan racun tikus klerat dapat dilihat pada Gambar 8.
Pengendalian Gulma Pengendalian gulma manual.
Berdasarkan manfaatnya, vegetasi di SCME terdiri atas tumbuhan yang menguntungkan dan merugikan gulma. Tumbuhan
menguntungkan antara lain adalah Neprolephis biserata dan Turnera umnifolia. Jenis vegetasi ini tidak boleh dibuang karena dapat membantu mengendalikan
hama, sedangkan gulma yang merugikan antara lain adaah kentosan, LCC yang merambat ke pelepah daun dan menutupi piringan, Melastoma malabatrichum,
Asystasia intrusa, dan Ageratum conyzoides.
Prinsip pengendalian gulma adalah menekan populasi gulma dengan batas ambang tertentu, bukan memberantas gulma hingga habis Zero Weeds. Kegiatan
pengendalian gulma manual dilakukan dengan cara menebas dan mencabut gulma. Gulma yang dikendalikan secara manual sebagian besar merupakan
Mucuna bracteata yang merambat ke pelepah daun dan menutupi piringan. Gulma berkayu yang ada di sekitar gawangan mati, jalan pikul, jalan tengah dan di
piringan juga dikendalikan.
Pengendalian gulma kimiawi.
Bagian yang bertugas dalam mengelola pengendalian gulma secara kimia di SCME disebut BGA Spraying System BSS.
BSS adalah sistem penyemprotan terintegrasi yang mengelola kegiatan pengendalian gulma kimiawi di semua divisi yang ada di estate. BSS terdiri atas
karyawan pengendalian gulma kimiawi divisi yang bertugas khusus di 1 divisi, dan karyawan yang bertugas dalam kegiatan pengendalian gulma kimiawi di
semua divisi. Namun, karyawan divisi dapat pula ikut bergabung dalam tim yang bertugas untuk pengendalian gulma kimiawi divisi lain. Karyawan yang bertugas
a b