8
3. Karakteristik sensori
Karakteristik sensori merupakan penilaian kondisi produk secara subjektif dan memperkuat hasil pengujian objektif. Pengujian beda dari
kontrol difference from control test digunakan untuk mendeteksi beda nyata antara sampel uji dengan sampel kontrol. Sampel uji akan semakin
berbeda dengan sampel kontrol seiring peningkatan suhu dan waktu. Gambar 3 menunjukkan bahwa nilai rasa sampel uji pada suhu 35
o
C, 40
o
C dan 45
o
C semakin berbeda dari kontrol. Grafik perbedaan nilai sampel uji suhu 35
o
C, 40
o
C dan 45
o
C dengan sampel kontrol pada parameter warna, aroma, kekentalan dan rasa dapat dilihat pada Lampiran 2.
Pengolahan data dengan SPSS 16 paired sample t-test dan ANOVA memberikan hasil sampel uji suhu 45
o
C berbeda nyata dengan sampel kontrol pada minggu ke-5 untuk parameter warna, minggu ke-3 untuk
parameter aroma, minggu ke-2 untuk parameter rasa, minggu ke-5 untuk parameter kekentalan dan minggu ke-2 untuk parameter overall. Output
SPSS 16 paired sample t-test dan ANOVA pada minggu ke 2, 3 dan 5 dapat dilihat pada Lampiran 3.
Gambar 3 Perbedaan nilai rasa sampel uji suhu 35
o
C, 40
o
C dan 45
o
C dengan sampel kontrol
C. Pendugaan umur simpan
1. Penentuan ordo reaksi terpilih tiap parameter
Hasil analisis masing-masing parameter diplotkan pada grafik hubungan antara lama penyimpanan pada sumbu X dan rata-rata penurunan nilai mutu
pada sumbu Y,
sehingga diperoleh tiga persamaaan linear untuk tiga kondisi suhu penyimpanan produk. Persamaan linear y = bx + a dimana y
= nilai mutu, x = waktu penyimpanan minggu, b = laju perubahan nilai mutu slope, dan a = nilai mutu awal.
Data-data hasil analisis diplotkan pada ordo 0 dan ordo 1.
Ordo reaksi terpilih adalah yang memiliki koefsien determinasi R
2
terbesar. Tabel 1 menunjukkan bahwa ordo reaksi 0 dan 1 pada masing-masing parameter tidak jauh berbeda akan tetapi perhitungan
umur simpan akan dilakukan pada ordo terpilih agar memudahkan pemilihan umur simpan.
1 2
3 4
5 6
1 2
3 4
5 6
7 8
9
sko r
p e
rb e
d aan
sam p
e l
u ji
d e
n g
an sam
p e
l ko
n tr
o l
waktu minggu
rasa suhu 35 rasa suhu 40
rasa suhu 45 kontrol
1 = samatidak berbeda dari kontrol
2 = sedikit berbeda 3 = agak berbeda
4 = perbedaan moderat 5 = perbedaan cukup besar
6 = perbedaan besar 7 = perbedaan sangat besar
9 Tabel 1 Ordo reaksi 0 dan 1 masing-masing parameter
parameter suhu
R
2
ordo 0 R
2
ordo 1 ordo
terpilih
pH 35
0,9688 0,9704
40 0,9734
0,9763 1
45 0,9659
0,9695 TBA
35 0,8449
0,9427 40
0,9836 0,9971
1 45
0,6357 0,6850
warna sensori 35
0,5903 0,5719
40 0,5466
0,5608 45
0,7515 0,7474
aroma sensori 35
0,4660 0,5213
40 0,7057
0,7014 1
45 0,6121
0,6488 rasa sensori
35 0,9143
0,9079 40
0,9965 0,9558
45 0,9510
0,9283 kekentalan sensori
35 0,6699
0,7224 40
0,6892 0,7427
1 45
0,8161 0,8230
overall sensori 35
0,8589 0,8706
40 0,9819
0,9446 45
0,9650 0,8877
2. Pendugaan umur simpan dengan model Arrhenius
Sebelum dilakukan perhitungan dengan model Arrhenius, ditetapkan parameter mutu terpilih untuk pendugaan umur simpan. Parameter yang
dipilih adalah parameter yang paling cepat mengalami perubahan selama penyimpanan, ditunjukkan dengan nilai koefisien determinasi R
2
paling besar dan mendekati 1. Terlihat pada Tabel 1 di atas, parameter pH dan TBA
memiliki R
2
yang baik serta untuk parameter sensori yang memiliki koefisien determinasi R
2
paling besar dan mendekati 1 adalah parameter rasa. Sehingga akan dilakukan perhitungan dengan model Arrhenius pada
parameter pH, TBA dan rasa..
Persamaan linear parameter pH ordo 1 adalah sebagai berikut : Suhu 35
o
C y = -0,0066x + 1,9192 Suhu 40
o
C y = -0,0085x + 1,9170 Suhu 45
o
C y = -0,0102x + 1,9134 Persamaan linear parameter TBA ordo 1 adalah sebagai berikut :
Suhu 35
o
C y = 0,1656x - 2,4843 Suhu 40
o
C y = 0,1422x - 2,3348 Suhu 45
o
C y = 0,1120x - 2,2708