metode KG metode CM
Penggabungan Graf Graf yang terbentuk setelah proses analisis
akan digabung menjadi sebuah graf berukuran besar. Graf yang akan digambarkan hanya
graf yang memiliki relasi PAR, CAU, dan SUB sesuai hasil analisis Febriatmoko 2011.
b. Metode Concept Mapping CM
Membaca materi yang dipelajari Awal dari metode pemetaan konsep adalah
membaca materi secara keseluruhan agar kita memiliki pengetahuan awal.
Menentukan konsep-konsep penting Setelah
memiliki pengetahuan
awal, selanjutnya kita menentukan konsep-konsep
penting yang diperoleh dari pengetahuan yang ditangkap.
Konsep-konsep yang sudah dipilih
disusun berurutan
Konsep paling umum diletakkan paling atas dan diurut ke bawah sesuai dengan
tingkat inklusifnya disusun secara vertikal, Untuk menghubungkan dua atau lebih
konsep yaitu konsep yang inklusif dengan konsep yang kurang inklusif digambarkan di
bawahnya, maka akan diperoleh suatu bentuk hierarki pada peta konsep
Kata penghubung harus digunakan untuk menghubungkan
antarkonsep secara
horizontal yang menggunakan garis tanda panah yang menuju pada konsep yang terkait
dengannya. Shaka dan Bilner 1997 dalam Anwar
2010 Hubungan antarkonsep dapat dirumuskan
dengan menghubungkan frasa atau kata hubung Yolanda 2009.
3 Analisis Kedua Metode
Pada tahap ketiga ini, akan dilakukan analisis dari kedua metode yang dapat ditinjau
dari aspek proses, aspek hasil, dan tujuan jangka panjang yang selanjutnya dirangkum
dalam kelebihan dan kekurangan setiap metode yang digunakan. Aspek proses dapat
dilihat dari interpretasinya dan kemudahan dalam penggunaan kedua metode.
Metode penelitian karya ilmiah ini dapat dilihat pada bagan sebagai berikut: studi literatur
identifikasi jenis teks
pengolahan teks menentukan kata benda
mengelompokkan kata benda sinonim
menghitung jumlah kemunculan kata benda
mempelajari keseluruhan materi
menentukan konsep-konsep penting
menyusun konsep-konsep penting secara berurutan
1 2
ya tidak
i = i+1 menggambarkan tiap kalimat
dalam graf menghubungkan antarkonsep
dengan kata hubung menganalisis graf analisis
PAR, SUB, CAU menggabungkan graf
analisis perbandingan kedua metode
Gambar 1 Bagan metode penelitian.
mulai
input teks
membaca identifikasi ke-i
valid
menentukan identifikasi ke-i
pesan error
jenis teks
selesai
Gambar 2 Flowchart identifikasi jenis teks.
menentukan konsep kata benda threshold =4
menggambarkan konsep- konsep secara hierarki
2 1
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1 Praproses
Pada tahap praproses ini, telah ditemukan sejumlah literatur yang terkait dengan metode
KG, metode CM, jenis-jenis teks berbahasa Inggris dengan tema “sumber-sumber stres
pada mahasiswa”, identifikasi jenis-jenis teks berbahasa Inggris. Literatur-literatur tersebut
disajikan dalam Bab VI Daftar Pustaka. Literatur-literatur
yang kerap digunakan sebagai bahan penelitian dalam karya ilmiah
ini bersumber dari: penelitian yang telah dikerjakan oleh
Hoede dan Nurdiati 2008. buku yang dikarang oleh Zhang 2002,
skripsi yang telah dikerjakan oleh Febriatmoko 2011,
Sebelum memasuki tahap proses, berikut akan diidentifikasi terlebih dahulu jenis-jenis
teks yang akan digunakan sebagai bahan penelitian. Ciri-ciri dari setiap teks telah
dijelaskan pada Bab 2 Tinjauan Pustaka dengan subbab 1.5 Jenis-Jenis Teks Berbahasa
Inggris. Identifikasi setiap teks adalah sebagai berikut:
a teks 1 yang terdapat pada Lampiran 1. Identifikasi:
- terdapat kata pengenal orang yaitu “participants
were 100
students”, pengenal
tempat yaitu
“Midwestern university”, dan pengenal waktu yaitu
“mid sized” pada paragraf pertama, - terdapat kata chronological connection
yaitu “while”, - terdapat linking verbs yaitu “was, were”,
- pola kalimat teks tersebut adalah simple past tense.
Berdasarkan identifikasi tersebut, maka teks 1 termasuk jenis “recount text”. Di
samping itu, dalam teks 1 diceritakan kembali kejadian yang telah terjadi pada masa lampau,
sehingga hal ini merupakan tujuan dari “recount text” yaitu menceritakan kembali
kejadian yang telah berlalu.
b teks 2 yang terdapat pada Lampiran 5. Identifikasi:
- pada paragraf kedua, terdapat kata yang menunjukan penulis bercerita tentang
sesuatu hal yang ditunjukkan dengan kata ganti “I”,
- terdapat modal verb yaitu “may”, terutama pada paragraf terakhir,
- menggunakan pola simple present tense. Berdasarkan identifikasi tersebut, maka
teks 2 termasuk jenis “hortatory exposition”. Selain identifikasi tersebut, dalam teks
tersebut penulis lebih banyak menyampaikan pendapatnya. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya modal verb yaitu “may”.
c teks 3 yang terdapat pada Lampiran 11. Identifikasi:
- terdapat kata pengenal orang pada setiap paragraf kecuali paragraf terakhir,
- terdapat linking verbs yaitu “was”, - pola kalimat teks tersebut adalah simple
past tense. Teks 3 memiliki jenis yang sama dengan
teks 1 yaitu “recount text” karena selain identifikasi-identifikasi yang telah dijelaskan,
teks tersebut menceritakan kembali kejadian pada
masa lampau
yang bertujuan
memberikan informasi kepada pembaca. Seiring dengan perkembangan bidang
teknologi, diharapkan
komputer dapat
membantu dalam mengidentifikasi sebuah teks. Oleh sebab itu, dibuatlah perancangan
aturan untuk mengidentifikasi jenis-jenis teks. Perancangan yang dibuat adalah perancangan
aturan untuk jenis “recount text” dan “hortatory exposition”. Berikut perancangan
aturan masing-masing: a perancangan aturan “recount text”
1 menginputkan sebuah teks sembarang,
2 melakukan pengecekan kata pengenal
orang, tempat, dan waktu, Pada
saat proses
pengecekan tersebut,
maka komputer
akan memberikan dua kemungkinan, yaitu
ketika komputer
valid dalam
membacanya, maka komputer akan menentukan
kata-kata tersebut dan memberikan hasilnya. Akan tetapi,
ketika komputer tidak valid dalam membacanya, maka akan menampilkan
“error message”,
3 melakukan
pengecekan kata
chronological connection, Penjelasan proses ketiga ini sama
dengan penjelasan pada proses kedua dan juga berlaku untuk proses-proses
berikutnya. Komputer akan memberikan dua kemungkinan, yaitu ketika valid dan
ketika tidak valid,
4 melakukan pengecekan kata-kata yang
tergolong lingking verbs,
5 melakukan pengecekan pola kalimat
yang berupa simple past tense, 6
setelah melalui proses kedua hingga proses kelima beserta hasilnya, maka
komputer akan memberikan output berupa “recount text”.
b perancangan aturan “hortatory exposition” 1
menginputkan sebuah teks sembarang, 2
melakukan pengecekan kata-kata yang menunjukan fokus pada penulis. Pada
umumnya, kata-kata menunjukan fokus pada penulis menggunakan kata ganti
penulis sendiri, seperti “I”, “my”,
3 melakukan pengecekan kata-kata yang
menunjukan “modal verbs”, terutama pada paragraf terakhir karena jenis teks
ini pada umumnya paragraf terakhir merupakan rekomendasi dari penulis
terhadap suatu topik tertentu,
4 melakukan pengecekan pola kalimat
yang berupa simple present tense, 5
memberikan output berupa “hortatory exposition”.
2 Proses
Setelah mengidentifikasi setiap teks, maka langkah selanjutnya memasuki tahap proses.
Proses ini terdiri dari mengolah teks dengan dua metode yaitu metode
Knowledge Graph
KG dan
Concept Mapping CM. Setiap teks akan diproses
sesuai dengan urutannya, yaitu teks 1, teks 2, dan teks 3.
Berikut adalah proses analisis teks 1 dengan jenis “recount text”:
a Metode Knowledge Graph KG.
Penentuan Kata Benda sebagai Konsep Langkah awal dari metode ini adalah
menentukan kata benda sesuai kesamaan makna sinonim dilanjutkan penghitungan
kemunculannya dalam teks tersebut. Daftar pengelompokan
kata benda
dan total
kemunculannya dapat dilihat pada Tabel 1. Setelah itu, dilakukan penentuan threshold
untuk membatasi penggunaan konsep. Nilai threshold yang digunakan adalah lebih besar
sama dengan 4. Daftar kata benda setelah dibatasi dengan nilai minimal 4 dapat dilihat
pada Tabel 2. Konsep-konsep yang sudah dibatasi diberi label dan digunakan sebagai
verteks. Verteks yang terdapat pada teks 1 sebanyak enam belas 16 buah. Antarverteks
dihubungkan
dengan relasi
berdasarkan metode Knowledge Graph
KG. Dalam penelitian ini, relasi yang digunakan adalah
relasi PAR, relasi SUB, dan relasi CAU Febriatmoko 2011.
Dalam penentuan kata benda, pada setiap kalimat digunakan chunk indicator yang
dikutip dari Zhang 2002 dalam Hoede dan Nurdiati
2008a. Chunk
indicator ini
digunakan untuk menentukan frasa kata benda dari setiap kalimat Febriatmoko 2011. Akan
tetapi, berlaku juga untuk kata benda, karena frasa kata benda merupakan kesatuan dari
beberapa kata benda. Apabila diperoleh frasa kata bendanya, selanjutnya ditentukan kata
benda yang kemudian dicocokkan dengan daftar verteks yang ada. Setiap kalimat diberi
chunk indicator sesuai dengan ketentuan yang dijelaskan pada Bab 2 Tinjauan Pustaka
subbab 2.3 Chunk Indicator. Pemberian chunk indicator
pada setiap kalimat dengan
memberi penomoran sesuai dengan ketentuan. Misal pada teks 1 kalimat 1: “The Student
Stress Survey was|
2
used to determine the major sources of stress among|
5
college student.|
1
”
Pada kalimat 1, aturan chunk indicator yang digunakan adalah aturan nomor 2, aturan
nomor 5, dan aturan nomor 1. Aturan nomor 2 menunjukkan bahwa dalam kalimat tersebut
terdapat “auxiliary verbs” yang ditunjukkan dengan kata “was”. Aturan nomor 5
menunjukkan bahwa dalam kalimat 1 terdapat kata yang termasuk “preposition” yang
ditunjukkan dengan kata “among”. Aturan nomor 1 menunjukkan bahwa dalam kalimat 1
terdapat tanda baca yang ditunjukkan dengan tanda titik.
Berdasarkan chunk indicator dari kalimat 1, maka diperoleh frasa kata benda sebagai
berikut: a the student stress survey,
b the major sources of stress, dan c college student.
Setelah itu, dari setiap frasa kata benda ditentukan kata bendanya seperti “student
stress”, “survey”, “major”, “source”, “stress”, dan “college student”. Kemudian, keseluruhan
kata benda tersebut dicocokkan dengan Tabel 2
untuk dijadikan verteks yang akan digunakan dalam analisis graf. Apabila kata
benda terdapat dalam daftar verteks, maka kata benda tersebut dapat digambarkan word
graph-nya. Jika tidak, maka word graph kata benda tidak digambarkan.
Tabel 1 Daftar pengelompokan kata benda dan total kemunculannya kata benda
total kata benda
total
source, stressors 23
drug, alcohol 2
college student, students, 21
Midwestern university 1
college, nonstudent peers top five
1 chronic stress, stressful, life stress
16 gender
1 survey, findings, studies
9 age
1 research, study
mid size 1
scale, items, level 9
year 1
academic, school academic, outside academic, 9
participants 1
academic requirements, transferring school assessment
1 problem, conflict, fight, trouble, difficulties
8 frequency
1 life, live
7 purpose
1 environment, environmental
6 activities
1 relation, relationship, interaction
6 respondent
1 interpersonal
5 self esteem
1 intrapersonal
5 basis
1 major
5 change
1 events, spesific events
5 increased
1 situations, spesific situation
4 car
1 daily hassles
4 loneliness
1 100, six, seven, three
4 potential
1 student stress
3 classrooms
1 sleeping habits
3 pressure
1 person, superior, faculty member
3 degree
1 eating habits
3 spring semester
1 friend, girlfriend, boyfriend
3 1997
1 money, financial
2 evaluation
1 computer
2 university setting
1 vacation, breaks
2 reaction
1 family, parents
2 work load
1 paper, test
2 new responsibilities
1 weekly, first year
2 programs
1 good grades
2 stress management
1 assignment, homework
2 stress perception
1 time, time pressure
2 major stress
1 topic, issue
2 Tabel
1 menunjukkan
bahwa keseluruhan kata benda yang terdapat dalam
teks 1 yang berjudul “Sources of stress among college student”. Keseluruhan kata
benda dalam Tabel 1 sudah melalui proses pengelompokan
berdasarkan kesamaan
maknanya. Sebelum menentukan konsep yang digunakan, dalam hal ini penentuan
threshold, untuk
mempermudah pemilihannya, maka kata benda yang telah
dikelompokkan disusun
berurutan berdasarkan total kemunculannya. Hal ini
dapat mempermudah
dalam penentuan
threshold yaitu nilai total kemunculannya yang lebih besar sama dengan 4.
PAR
PAR
b Pembuatan graf Verteks-verteks
yang sudah
terdaftar selanjutnya akan dibentuk graf pada tiap
kalimat. Langkah-langkah pembentukan graf meliputi
pembentukan word
graph berdasarkan frasa kata benda dan pemotongan
dengan chunk indicator. Setelah word graph terbentuk,
selanjutnya setiap
verteks dicocokkan dengan Tabel 2. Pembentukan
graf ini disesuaikan dengan hubungan antarkalimatnya dan kata penghubungnya. Hal
ini dilakukan untuk menerapkan konsep KG Febriatmoko 2011. Berikut analisis setiap
kalimat:
Kalimat 1: “The Student Stress Survey was|
2
used to determine the major sources of stress among|
5
college student.|
1
”
Berdasarkan chunk indicator dari kalimat 1, maka diperoleh frasa kata benda sebagai
berikut: a the student stress survey,
b the major sources of stress, dan c college student.
Selanjutnya, setiap frasa kata benda
tersebut dianalisis untuk pembentukan word graph-nya. Berikut analisisnya:
a the student stress survey Kata
“the” hanya
berfungsi untuk
menunjukkan suatu kata benda yang pasti, karena kata tersebut selalu diikuti dengan kata
benda. Kata benda yang terdapat dalam frasa kata benda “the student stress survey” adalah
“student
stress” dan
“survey” yang
dihubungkan dengan relasi PAR. Kata
“student ” dan “stress” tidak dapat dipisahkan karena keduanya memiliki makna berbeda,
sehingga digambarkan dalam satu konsep. Berikut pembentukan word graph frasa
kata benda a:
b the major sources of stress Sama halnya dengan poin a bahwa kata
“the” hanya berfungsi untuk menunjukkan suatu kata benda yang pasti. Kata “major
sources” merupakan pelengkap dari kata benda utama “stress”, maka hubungan yang
tepat bagi kedua kata “major sources” dan “stress” adalah PAR. Berikut pembentukan
word graph:
c college student Frasa kata berasal dari dua kata yaitu kata
“college” dan “student” yang memiliki makna yang berbeda, maka kedua kata tersebut dapat
dituliskan menjadi satu kesatuan yaitu “college student”. Berikut pembentukan word
graph:
Setelah melakukan analisis dari setiap frasa
kata benda
dalam kalimat
dan menggambarkan word graph-nya, maka word
graph dari kalimat 1 dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 2 Daftar verteks dan total kemunculannya label
kata benda total
label kata benda
total
v1 source, stressors
23 v7
fight, trouble, difficulties v2
college student, students, 21
problem, conflict, 8
college, nonstudent peers v8
life, live 7
v3 chronic stress, stress, stressful, life stress
16 v9
environment, environmental 6
v4 survey, findings, studies
9 v10
relation, relationship, interaction 6
research, study v11
100, 40, six, seven, three, five 6
v5 scale, items, level
9 v12
intrapersonal, internal 5
v6 academic, school,
9 v13
events, spesific events 5
outside academic, transferring school v14
interpersonal 5
academic requirements v15
daily hassles 4
v16 situations, spesific situation
4
college student student stress
survey
stress major source
Gambar 3 Word graph a kalimat 1.
Gambar 4 Word graph b kalimat 1.
Gambar 5 Word graph c kalimat 1.
SUB CAU
SUB PAR
SUB
SUB SUB
PAR
SUB
SUB SUB
PAR PAR
PAR PAR
CAU SUB
SUB
SUB
Gambar 11 Word graph verteks kalimat 3.
PAR
Dari gambar tersebut, informasi yang didapat adalah “student stress survey”
memiliki hubungan sebab akibat dengan “major source stress”, karena pada kalimat 1
antara kedua frasa kata tersebut terdapat kata kerja “used to determine”, sehingga hubungan
antara keduanya adalah CAU. Pada umumnya apabila terdapat kata kerja, maka hubungan
yang tepat adalah CAU. Di sisi lain, “college student” dan “major source stress” memiliki
hubungan SUB, karena “college student” merupakan salah satu topik yang dibahas,
sehingga “college student” merupakan bagian dari “major source stress”.
Setelah word graph
dari kalimat 1 terbentuk,
langkah selanjutnya
adalah mencocokkan word graph dari kalimat 1
dengan verteks yang telah ditentukan Tabel 2, kata “student stress” dan “major source”
tidak termasuk ke dalam daftar verteks yang telah ditentukan, sehingga word graph dari
kalimat 1 dapat digambarkan sebagai berikut:
Dari gambar tersebut, informasi yang
didapat adalah “survey used to determine stress among college student
.” Untuk kalimat-kalimat berikutnya, proses
menggambarkan word graph sama seperti analisis pada kalimat 1. Berikut word graph
masing-masing kalimat:
Kalimat 2: “ The scale consisted of 40
potentially stressful situations.|
1
”
Word graph dari kalimat 2 dapat
digambarkan sebagai berikut: Setelah word
graph dari kalimat 2
terbentuk, langkah
selanjutnya adalah
mencocokkan dengan verteks yang telah ditentukan, kata “student stress” dan “major
source” tidak termasuk ke dalam daftar verteks yang telah ditentukan, sehingga word
graph dari kalimat 2 dapat digambarkan sebagai berikut:
Dari gambar tersebut, informasi yang
didapat adalah “stressful situations is part of scale
”. Kata “scale” merujuk pada “major source stress among college student” pada
kalimat sebelumnya.
Kalimat 3:
“ The
scale addressed
interpersonal,|
1
intrapersonal,|
1
academic,|
1
and|
6
environmental source of stress. |
1
”
Word graph dari kalimat 3
dapat digambarkan sebagai berikut:
Kata “environmental ” adalah kata sifat bagi kata “source” dalam bahasa Indonesia,
sumber stress yang berasal dari lingkungan dan kata “source” adalah pelengkap bagi kata
“stress”, sehingga hubungan yang tepat adalah PAR. Di sisi lain, kata “interpersonal”,
“intrapersonal”,
“academic”, dan
“environmental source of stress” adalah bagian dari “scale” yang dibahas, sehingga
hubungan yang tepat adalah SUB. Word graph dari kalimat 3 adalah sebagai
berikut:
SUB
v4 v2
v5 v16
v3
scale situations
stressful scale
interpersonal intrapersonal
academic
environmental stress
PAR
source
v12 v5
v14 v3
v9 v6
v1
stress
major source student stress
survey
college
student
v3 Gambar 6 Word graph kalimat 1.
Gambar 7 Word graph verteks kalimat 1.
Gambar 8 Word graph kalimat 2. Gambar 9 Word graph verteks kalimat 2.
Gambar 10 Word graph kalimat 3.
life
SUB SUB
PAR
PAR SUB
SUB PAR
SUB PAR
SUB PAR
SUB
PAR SUB
PAR
PAR
SUB SUB
SUB PAR
SUB PAR
SUB PAR
PAR
SUB
Gambar 14 Word graph kalimat 5. Gambar 15 Word graph kalimat 6.
Gambar 16 Word graph kalimat 7.
Dari gambar di atas, informasi yang
diperoleh adalah “scale of stressful situations such as interpersonal, intrapersonal, academic,
and environmental source of stress.”
Kalimat 4: “ The items in|
5
the scale were|
2
also|
3
classified as either|
3
daily hassles or|
6
major life events. |
1
”
Word graph dari kalimat 4 dapat
digambarkan sebagai berikut:
Kata “major” tidak termasuk konsep karena “major” merupakan kata sifat. Kata
“daily hassles” digambarkan dalam satu kata karena memiliki arti berbeda pada kedua kata
pembentuknya. Setelah word graph
dari kalimat 4 terbentuk, langkah selanjutnya
adalah mencocokkan dengan verteks yang telah ditentukan, sehingga word graph dari
kalimat 4 dapat digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 5: “ Participants were|
2
100 students at|
5
a mid sized,|
1
Midwestern university and|
6
varied in|
5
year in|
5
school,|
1
age,|
1
gender,|
1
and|
6
major.|
1
”
Word graph dari kalimat 5 dapat
digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 6: “ Overall,|
1
daily hassles were|
2
reported more often than|
3
major life events,|
1
with|
5
intrapersonal sources of stress being|
2
the most frequently reported source.|
1
”
Word graph dari kalimat 6 dapat
digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 7: “ The top five sources of stress
were;|
1
change in|
5
sleeping habits,|
1
vacations or|
6
breaks,|
1
change in|
5
eating habits,|
1
increased work
load,|
1
and|
6
new responsibilities.|
1
”
Word graph dari kalimat 7 dapat
digambarkan sebagai berikut:
events items
scale daily hassles
v8 v13
v15 daily hassles
source stress
source life
events
intrapersonal
v15 v1
v3 v1
v12 v13
v8
SUB
stress source
five breaks
vacations
work load eating
habits
sleeping habits
increasing v11
v2 v11
v3 v1
SUB
SUB
PAR PAR
participants
gender age
mid sized school
year
Midwestern university
100 students
v5 v5
Gambar 12 Word graph kalimat 4.
Gambar 13 Word graph verteks kalimat 4.
stress
PAR PAR
CAU SUB
SUB
SUB PAR
SUB SUB
SUB PAR
SUB
SUB PAR
PAR SUB
PAR SUB
PAR
CAU CAU
PAR
PAR
Gambar 17 Word graph kalimat 8.
Gambar 18 Word graph kalimat 9. Gambar 19 Word graph kalimat 10.
Gambar 20 Word graph kalimat 11.
Kalimat 8: “ The findings from|
5
this study may be|
2
further used to examine which|
3
sources of stress cause|
4
the highest levels of stress among|
5
college students,|
1
and|
6
may be|
2
helpful in|
5
creating stress management programs.|
1
”
Word graph dari kalimat 8 dapat
digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 9: “ The dynamic relationship
between|
5
the person and|
6
environment in|
5
stress perception and|
6
reaction is|
2
especially magnified in|
5
college students.|
1
”
Word graph dari kalimat 9 dapat
digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 10: “ The problems and|
6
situations encountered by|
5
college students may|
2
differ from|
5
those faced by|
5
their|
3
nonstudent peers.|
1
”
Word graph dari kalimat 10 dapat
digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 11: “ The environment in|
5
which|
3
college students live is|
2
quite different.|
1
”
Word graph dari kalimat 11 dapat
digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 12: “ While jobs outside of|
4
the university setting involve|
4
their|
3
own sources of stress,|
1
such as|
3
evaluation by|
5
superiors and|
6
striving for goals,|
1
the continuous evaluation
that|
3
college students are|
2
subjected to,|
1
such as|
3
weekly tests and|
6
papers,|
1
is|
2
one which|
3
is|
2
not often seen by|
5
non-students.|
1
”
Word graph dari kalimat 12 dapat
digambarkan sebagai berikut:
survey study
findings student
stress
stress management
source
level college
student programs
v4 v4
v1 v3
v5
v9 relationship
person environment
stress perception
reaction college
student
SUB
SUB CAU
v10 v2
v2 nonstudent
peers problems
college student situations
CAU
v16 v2
v2 v7
CAU
college student live
environment v8
v2 v9
superior evaluation
paper test
jobs outside university setting
stress source
college student
SUB
CAU CAU
CAU PAR
SUB SUB
PAR SUB
SUB PAR
PAR SUB
SUB
PAR SUB
SUB
CAU
CAU
PAR PAR
SUB EQU
CAU PAR
SUB
Gambar 21 Word graph kalimat 12.
Gambar 22 Word graph kalimat 13.
Gambar 23 Word graph kalimat 14.
Gambar 24 Word graph kalimat 15. Gambar 25 Word graph kalimat 16.
Gambar 26 Word graph kalimat 17.
Gambar 27 Word graph kalimat 18.
Kalimat 13: “ The pressure to earn good
grades and|
6
to earn a degree is|
2
very high.|
1
”
Word graph dari kalimat 13 dapat
digambarkan sebagai berikut:
Karena semua konsep pada gambar di atas tidak termasuk dalam konsep yang memenuhi
threshold, maka tidak ada word graph yang sesuai dengan verteks yang ditentukan.
Kalimat 14: “ Earning high grades is|
2
not|
4
the only source of stress for|
5
college students.|
1
”
Word graph dari kalimat 14
dapat digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 15: “ Other potential sources of stress
include excessive
homework,|
1
unclear assignments,|
1
and|
6
uncomfortable classrooms.|
1
”
Word graph dari kalimat 15
dapat digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 16: “ In addition to academic
requirements,|
1
relations with|
4
faculty members and|
6
time pressures may|
2
also be|
2
sources of stress.|
1
”
Word graph dari kalimat 16
dapat digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 17: “ Relationships with|
5
family and|
6
friends,|
1
eating and|
6
sleeping habits,|
1
and|
6
loneliness may|
2
affect some students adversely.|
1
”
Word graph dari kalimat 17
dapat digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 18: “ Assessment of stress levels in|
5
college students is|
2
a topic often examined by|
5
researchers.|
1
”
Word graph dari kalimat 18
dapat digambarkan sebagai berikut:
pressure degree
grades stress
source grades
college v1
v3 v2
stress source
homework classroom
assignme
v1 v3
stress source
academic requirement
time pressure
faculty member
relation
v1 v3
v10
relationship family
SUB
friends
CAU
student eating
habits sleeping
habits
CAU
loneliness v10
v2
assessment stress
level college student
topic researchers
v3 v2
v1 v3
v2
PAR PAR
PAR
PAR PAR
PAR
SUB CAU
PAR
PAR SUB
SUB
SUB
SUB SUB
PAR CAU
SUB SUB
CAU SUB
SUB
CAU CAU
PAR PAR
CAU PAR
CAU
PAR
Gambar 28 Word graph kalimat 19.
Gambar 29 Word graph kalimat 20. Gambar 30 Word graph kalimat 21.
Gambar 31 Word graph kalimat 22.
Kalimat 19: “ For example,|
1
Towbes and|
6
Cohen 1996 created|
4
the College Chronic Life Stress Survey in|
5
which|
3
they|
3
focused on|
5
the frequency of chronic stress in|
5
the lives of college students.|
1
”
Word graph dari kalimat 19
dapat digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 20: “ This|
3
scale contains items that|
3
persist across time to create stress,|
1
such as|
3
interpersonal conflicts,|
1
self-esteem problems,|
1
and|
6
money problems.|
1
”
Word graph dari kalimat 20
dapat digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 21: “ They evaluated these stressors
in|
4
relation to how many times a student had to deal with|
4
them on|
4
a weekly basis.|
1
”
Word graph dari kalimat 21
dapat digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 22: “ They|
3
found that|
3
in|
5
regard to chronic stress,|
1
first-year students scored higher than|
3
other students.|
1
”
Word graph dari kalimat 22 dapat
digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 23: “ Similar studies have|
2
examined sources
of stress
among|
5
both|
3
undergraduate Gadzella, 1994 and|
6
graduate students.|
1
”
Word graph dari kalimat 23
dapat digambarkan sebagai berikut:
survey college student
stress life
v4 v3
v2 v8
survey scale
items time
stress problems
self esteem money
conflicts interpersonal
v4
v14 v7
v7 v3
v5 researchers
they
stressors relation
time student
basis
v10 v2
v1
researchers they
stress first year
student scored
studies sources
students stress
undergraduate graduate
v2 v3
PAR CAU
CAU
PAR CAU
PAR CAU
PAR CAU
CAU PAR
CAU PAR
PAR
CAU CAU
CAU PAR
SUB
SUB PAR
SUB CAU
PAR SUB
PAR SUB
CAU
Gambar 32 Word graph kalimat 23.
Gambar 33 Word graph kalimat 24. Gambar 34 Word graph kalimat 25.
Gambar 35 Word graph kalimat 26.
Gambar 36 Word graph kalimat 27.
Kalimat 24: “ While|
5
many specific events and|
6
situations have been|
2
implicated as|
3
stressors for|
5
college students,|
1
more research is|
2
needed to investigate|
4
the nature of these stressors for|
5
college students,|
1
and|
6
which|
3
stressors are|
2
most prevalent in|
5
college students lives.|
1
”
Word graph dari kalimat 24
dapat digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 25: “ It|
3
is|
2
unclear whether|
3
most stressors
result from|
5
interpersonal relationships or|
6
academics.|
1
”
Word graph dari kalimat 25
dapat digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 26: “ In addition,|
1
research is|
2
needed to clarify whether|
3
these stressors are|
2
mostly daily hassles or|
6
major live events.|
1
”
Word graph dari kalimat 26
dapat digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 27: “ The purpose of this study was|
2
to determine what|
3
sources of stress are|
2
the most prevalent among|
5
college students,|
1
and|
6
to examine|
4
the nature of these stressors.|
1
”
Word graph dari kalimat 27
dapat digambarkan sebagai berikut:
v3 v1
events situations
stressors college students
life
v13
v2 v1
v8
stressors relationship
interpersonal academic
it life
college students v2
v8
v1 v10
v14 v6
stressors daily hassles
events live
reserach v16
v15 v8
v13 v1
purpose study
stress sources
college students v4
v1 v3
v2 v2
PAR CAU
SUB SUB
CAU
PAR CAU
PAR CAU
SUB SUB
PAR CAU
CAU PAR
PAR SUB
PAR SUB
PAR CAU
PAR SUB
SUB
PAR PAR
CAU
CAU
Gambar 37 Word graph kalimat 28.
Gambar 38. Word graph kalimat 29 Gambar 39 Word graph kalimat 30.
Gambar 40 Word graph kalimat 31.
Gambar 41 Word graph kalimat 32.
PAR
Kalimat 28: “ Interpersonal sources result
from|
5
interactions with|
5
other people,|
1
such as,|
1
a fight with|
5
a boyfriend or|
6
girlfriend or|
6
trouble with|
5
parents.|
1
”
Word graph dari kalimat 28
dapat digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 29: “ Intrapersonal sources result
from|
5
internal sources,|
1
such as,|
1
changes in|
5
eating or|
6
sleeping habits.|
1
”
Word graph dari kalimat 29
dapat digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 30: “ Academic sources arise from|
5
school-related activities and|
6
issues,|
1
such as,|
1
an increased class workload or|
6
transferring schools.|
1
”
Word graph dari kalimat 30
dapat digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 31:
“ Finally,|
1
environmental stressors result from|
5
problems in|
5
the environment,|
1
outside of academics,|
1
such as|
3
car or|
6
computer problems.|
1
”
Word graph dari kalimat 31
dapat digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 32: “ Respondents checked each item
they had|
2
experienced during|
4
the current school year.|
1
”
Word graph dari kalimat 32 dapat
digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 33: “ Within these divisions,|
1
the stressors were|
2
identified as|
3
either daily hassles,|
1
like|
3
financial difficulties or|
6
being|
2
placed in|
5
an unfamiliar situation,|
1
or|
6
major life events,|
1
such as|
3
starting college or|
6
change in|
5
use of alcohol or|
6
drugs.|
1
”
sources interpersonal
interactions people
girlfriend boyfriend
parents
trouble
intrapersonal sources
internal change
eating habits sleeping habits
v12 v1
v12
academic sources
activities school
issues transferring
school work load
environmental stressors
problem environment
outside academic computer
car
v7
respondents item
v5 v1
v9 v9
v6 v6
v1 v6
v10 v7
v1 v14
activities school
issues
SUB SUB
EQU
SUB SUB
PAR
SUB EQU
SUB
SUB SUB
PAR
PAR
SUB SUB
SUB PAR
PAR PAR
PAR SUB
SUB
PAR PAR
PAR PAR
PAR PAR
Gambar 42 Word graph kalimat 33. Gambar 43 Word graph kalimat 34.
Gambar 44 Word graph kalimat 35.
SUB
Word graph dari kalimat 33
dapat digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 34: “ Daily hassles comprised|
3
six interpersonal stressors,|
1
seven intrapersonal stressors,|
1
three academic stressors,|
1
and|
6
seven environmental.|
1
”
Word graph dari kalimat 34
dapat digambarkan sebagai berikut:
Kalimat 35: “ The Student Stress Survey
was|
2
distributed at|
5
the beginning of a regularly scheduled fraternity meeting in|
5
the 1997 Spring semester.|
1
”
Word graph dari kalimat 35
dapat digambarkan sebagai berikut:
c Analisis Graf
Setelah pembentukan word graph, maka tahap selanjutnya adalah analisis graf yang
berupa analisis relasi PAR, CAU, dan SUB yang terdapat pada setiap word graph. Data
masing-masing relasi
pada teks
yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3 pada
Lampiran 2.
Analisis relasi PAR Relasi PAR digunakan untuk menyatakan
bahwa sesuatu mempunyai sifat sesuatu yang lain. Dalam hal ini, ketika ada dua atau lebih
kata benda, maka salah satunya merupakan sifat atau pelengkap bagi lainnya. Menurut
Febriatmoko
2011, kata
benda yang
terhubung oleh relasi PAR dapat membentuk sebuah kata baru.
Untuk menentukan sebuah kata benda yang baru, maka dibuat aturan bahwa kata
benda baru tersusun dari dua buah kata benda yang terhubung oleh relasi PAR. Kata benda
baru terdiri atas kata benda utama dan kata benda yang memberi sifat atau keterangan.
Kata benda yang memiliki sifat tidak boleh memiliki relasi selain PAR misal verteks u,
sedangkan verteks v harus memiliki relasi selain PAR. Dalam teks yang digunakan,
terdapat hubungan PAR antara v2 ke v8. Kedua verteks tersebut tidak termasuk dalam
divions academic
environmental intrapersonal
interpersonal stressors
daily hassles situation
difficulties financial
life events
v12
v6 v1
v14
v9 v15
v16 v13
v7
v8
academic environmental
intrapersonal interpersonal
stressors daily hassles
six seven
seven
three
v12 v1
v9 v11
v11 student stress
survey spring semester
1997 v4
v14 v6
v11 v11
v12 v9
v15
analisis relasi PAR karena kata benda yang berupa sifat memiliki relasi selain PAR.
Setelah mendapatkan sebuah kata benda baru yang terdiri atas dua buah verteks, akan
dilihat makna kata baru hasil gabungan kata benda tersebut. Jika maknanya sama dengan
salah satu kata benda yang terdapat dalam verteks, maka kata benda baru yang terbentuk
akan dikelompokkan bersama kata benda yang memiliki makna yang sama. Jika kata benda
baru memiliki sebuah makna yang tidak sama dengan salah satu verteks yang ada, maka kata
benda baru tersebut akan diberi label dan dijadikan sebuah verteks baru Febriatmoko
2011.
Daftar analisis PAR pada teks dapat dilihat pada Tabel 4 pada Lampiran 3. Berikut adalah
penggabungan verteks dengan relasi PAR yang memiliki makna baru dan yang tidak
memiliki makna baru sesuai dengan Tabel 4.
v3 v16 A v9 v1 B
v1 v3 v1 v8 v13 C
v11 v2 v2 v12 v1 D
v11 v1 v1 v8 v3 E
v3 v4 F v14 v7 G
v14 v10 v10 v14 v1 H
v6 v1 I v9 v7 J
v11 v12 v12 v11 v14 v14
v11 v9 v9 v11 v6 v6
Analisis relasi CAU dan SUB Berdasarkan prinsip logika matematika,
terdapat beberapa hubungan relasi SUB yaitu : jika A SUB B dan B SUB C, maka A SUB C
dan jika A SUB B dan B SUB A, maka A = B. Di sisi lain, menurut Hoede dan Nurdiati
2008a, pada relasi CAU pun berlaku prinsip logika matematika yaitu jika A CAU B dan B
CAU C, maka A CAU C. Graf dari relasi SUB dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar di atas merupakan gabungan dari semua relasi SUB yang terdapat dalam teks.
Dari gambar di atas, terdapat garis putus-putus antara dua verteks yang mengikuti prinsip
logika matematika, sehingga terdapat relasi SUB yang dapat direduksi. Daftar relasi SUB
yang dapat direduksi antara lain yaitu:
v2 v3 v13 v9 v10 v1
v12 v1 v15 v4
v7 v5 v4 v7 v5 v3
v7 v15 v13 v16 v13 v1
v14 v13 v5 Dari keterangan di atas, berdasarkan
prinsip logika matematika, maka hubungan SUB terjadi pada kedua verteks antara lain,
yaitu: a. v2 ke v13
e. v7 ke v3 b. v9 ke v1
f. v7 ke v13 c. v12 ke v4
g. v16 ke v1 d. v7 ke v4
h. v14 ke v5 Selanjutnya, akan digambarkan graf dari
relasi CAU sebagai berikut
v7 v15
v5 v4
v1 v6
v6 v13
v16 v12
v7 v10
v2 v3
Gambar 45 Penggabungan verteks relasi PAR. Gambar 46 Penggabungan verteks relasi SUB.
v5 v3
v14 v3
v13 v3
v6 v12
v4
v9 v8
v15
Gambar 47 Relasi SUB yang direduksi.
SUB CAU
PAR CAU
SUB CAU
SUB CAU
SUB CAU
v
Terdapat lima pasangan verteks yang dihilangkan
garis putus-putus
karena memiliki relasi PAR, sehingga relasi CAU
digantikan oleh PAR. Verteks-verteks tersebut digambarkan sesuai dengan Tabel 3.
Analisis Hubungan Searah Hubungan searah yang terdapat dalam
teks adalah sebagai berikut : Hubungan antara v12 ke v1, v13 ke v1,
v10 ke v1, dan v7 ke v3 memiliki dua relasi yaitu SUB dan CAU, maka berdasarkan
hukum penambahan menurut Dimas 2011, kedua relasi tersebut dapat digantikan dengan
relasi SUB. Akan tetapi, kedua verteks tersebut termasuk dalam analisis PAR,
sehingga menjadi kata benda yang baru. Penggantian relasi SUB tidak digambarkan
dalam
penggabungan grafnya.
Hukum penambahan dapat dilihat pada Tabel 5
sebagai berikut:
Hubungan antara v6 ke v1 memiliki dua relasi yaitu PAR dan CAU. Melihat dari
susunan kata bendanya, bahwa v6 = academic dan v1 = source, maka kedua relasi tersebut
dapat digantikan dengan relasi PAR karena “academic” merupakan sifat dari “source”
yang berarti sumber yang bersifat akademik.
d Penggabungan Graf Setelah melalui proses analisis masing-
masing graf pada setiap kalimat, selanjutnya adalah menggabungkan graf sesuai dengan
analisis sebelumnya. Graf gabungan yang terjadi dalam teks dapat dilihat pada Gambar
50. Tabel 5 Hukum Penambahan
+ CAU
SUB CAU
CAU SUB
SUB SUB
SUB
F v15
v1 v10
E v2
C v16
v6 v6
B A
H I
J
E D
v3 G
v4 v7
v2 v2
v8 v4
v9
Gambar 50 Graf gabungan relasi PAR, SUB, dan CAU. : Relasi PAR
: Relasi SUB : Relasi CAU
v3 v2
v10 v1
v16 v7
v12 v8
v10 v13
v6 Gambar 48 Penggabungan verteks relasi CAU.
v13 v1
v6 v1
v10 v1
v13
v12 v4
v7
v12 v1
v7 v3
Gambar 49 Analisis hubungan searah.
Informasi yang dapat diambil dari Gambar 50 antara lain sebagai berikut:
1 Stressors v1 has an effect for college
student v2
in their life v8
and environment v9 is part of life v8.
Stressors v1 is caused by situation v16, environmental sources B were from
stressful situations A, intrapersonal sources D, life events E, interpersonal
sources H, academic sources I, and environment problem J. Situations v16
can be college students v2 stress. These stressors is part of daily hassles v15. One
of them from daily hassles v15 is interpersonal conflicts G. These conflicts
are subject from stress survey F.
2 Stressor from academic can be look as
transferring school v6 and transferring school v6 is part of school v6.
3 Intrapersonal v12 from this study v4
can caused stress v3 for college student v2. Beside it, relationship v10, problem
and conflicts v7, live events E can also caused stress v3. Problem and conflicts
v7 also subject from this survey v4.
b Metode Concept Mapping CM.
Metode selanjutnya
adalah metode
Concept Mapping CM untuk jenis teks recount text pada Lampiran 1. Analisis
metode tersebut adalah sebagai berikut :
Membaca materi yang dipelajari Tahap awal dari metode ini adalah
membaca materi. Dalam hal ini, teks 1 yang terdapat pada Lampiran 1 dibaca terlebih
dahulu agar pembaca memiliki gambaran tentang isi dari teks tersebut. Dalam teori
Ausubel
Dahar 1988:149 dalam Anwar 2010 dikatakan bahwa “faktor yang paling
penting adalah pengetahuan awal”.
Menentukan konsep-konsep penting Setelah tahap pertama selesai, selanjutnya
menentukan konsep-konsep penting yang terdapat dalam bacaan. Untuk lebih mudah,
konsep-konsep tersebut dapat dikelompokkan tiap paragraf. Daftar konsep-konsep penting
pada teks 1 dapat dilihat pada Tabel 6 Lampiran 4.
Konsep-konsep yang sudah dipilih
disusun berurutan Konsep paling umum diletakkan paling
atas dan diurut ke bawah sesuai tingkat inklusifnya disusun secara vertikal.
Masing-masing konsep
yang telah
terdaftar pada Tabel 6, selanjutnya disusun berurutan yang dimulai dari konsep yang
paling inklusif. Analisis untuk teks pada Lampiran 1 adalah sebagai berikut:
-
konsep yang paling inklusif adalah “major sources of stress”
A yang dalam
penggambaran pemetaannya diletakkan di posisi paling atas,
- konsep yang terkait dengan konsep “major
sources
of stress”
A adalah
“ intrapersonal
sources” A
1
, “
interpersonal sources” A
2
, “academic sources”
A
3
, dan
“ environmental
sources” A
4
. -
masing-masing konsep
turunan dari
konsep paling inklusif dicari lagi konsep turunannya
hingga mencapai
tingkat kurang
inklusif. Analisisnya
adalah sebagai berikut:
konsep turunan
dari konsep
“ intrapersonal sources” A
1
adalah
“
internal sources” B
1
dan konsep turunan
dari konsep
“
internal sources” B
1
adalah konsep “change in sleeping habits” C
1
, “change in eating habits” C
2
, “vacations or breaks” C
3
, “self esteem problems” C
4
, “money problem” C
5
, dan
“ loneliness” C
6
. konsep
turunan dari
konsep
“ interpersonal sources” A
2
adalah
konsep “interactions” B
2
dan konsep
turunan konsep “interactions” B
2
adalah konsep
“ family”
C
7
, “
friends” C
8
, dan “faculty member” C
9
, sedangkan konsep “family” C
7
masih memiliki konsep turunan lagi yaitu konsep “parents” C
10
.
konsep turunan dari konsep “academic sources” A
3
adalah
konsep “
school related activities” B
3
dan
konsep
“
school related
activities” B
3
memiliki konsep turunan yaitu konsep “
earning high
grades” C
11
, “
excessive homework” C
12
, “unclear assignment” C
13
, “increased class workload” C
14
, dan “transferring schools” C
15
. konsep
turunan dari
konsep
“ environmental sources” A
4
adalah konsep
“ problems
in the
environmental” B
4
yang juga
memiliki konsep turunan “unfamiliar situations” C
16
.
Untuk menghubungkan dua atau lebih konsep yaitu konsep yang inklusif dengan
konsep yang kurang inklusif digambarkan
di bawahnya, maka akan diperoleh suatu bentuk hierarki pada peta konsep
Setelah konsep
umum dan
konsep turunannya dianalisis, tahap selanjutnya yakni
menggambarkannya secara hierarki konsep paling inklusif diletakkan paling atas dan
konsep-konsep lainnya
diletakkan di
bawahnya sesuai dengan tingkat inklusifnya.
Kata penghubung harus digunakan untuk menghubungkan antara konsep
secara horizontal yang menggunakan garis tanda panah yang menuju pada konsep
yang terkait dengannya.
Agar dapat melihat keterkaitan antar konsep, maka antar konsep diberi kata
penghubung yang membentuk suatu proposisi. Proposisi merupakan dua atau lebih konsep
yang dihubungkan dengan kata-kata dalam suatu unit semantik Novak dalam Dahar
1988:50.
Dengan terbentuknya
suatu proposisi, maka hubungan antar konsep
menjadi lebih bermakna Anwar 2010. Kata hubung yang digunakan dalam
konsep-konsep yang sudah dianalisis adalah sebagai berikut :
-
konsep yang terkait dengan konsep “major sources
of stress”
A adalah
“ intrapersonal
sources” A
1
, “
interpersonal sources” A
2
, “academic sources”
A
3
, dan
“ environmental
sources” A
4
dihubungkan dengan kata
hubung “consist of” karena konsep A
1
, A
2
, A
3
, A
4
adalah bagian dari konsep A.
- konsep
turunan dari
konsep
“ intrapersonal sources”
A
1
adalah
“
internal sources” B
1
; konsep turunan
dari konsep “interpersonal sources” A
2
adalah konsep “interactions” B
2
; konsep
turunan dari konsep “academic sources” A
3
adalah
konsep “
school related activities”
B
3
; konsep turunan dari
konsep “environmental sources” A
4
adalah konsep
“ problems
in the
environmental” B
4
dihubungkan dengan
kata hubung “are” karena konsep B
1
, B
2
, B
3
, dan B
4
merupakan pengertian dari
konsep A
1
, A
2
, A
3
, A
4
. -
konsep
“
internal sources” B
1
adalah
konsep “change in sleeping habits” C
1
, “
change in
eating habits”
C
2
, “
vacations or breaks” C
3
, “self esteem problems” C
4
, “money problem” C
5
,
dan “loneliness” C
6
;
konsep turunan: konsep “interactions” B
2
adalah konsep
“ family”
C
7
, “
friends” C
8
, dan “faculty member” C
9
, sedangkan konsep
“ family” C
7
masih memiliki konsep
turunan lagi yaitu konsep “parents” D
1
;
konsep “
school related activities” B
3
memiliki konsep turunan yaitu konsep “
earning high grades” C
10
, “excessive homework” C
11
, “unclear assignment” C
12
, “increased class workload” C
13
,
dan “transferring schools” C
14
; konsep
“ problems in the environmental” B
4
yang juga memiliki konsep turunan “
unfamiliar situations”
C
15
dihubungkan dengan kata hubung “such as” dan “with” yang digunakan sesuai
kebutuhan agar konsep-konsep menjadi lebih bermakna.
- untuk konsep-konsep yang terdapat dalam
Tabel 6 dapat digabungkan dengan
konsep-konsep yang sudah dianalisis. Gambar Concept Mapping dari teks pada
Lampiran 1 dapat dilihat pada Gambar 51. Hasil analisis dari Gambar 51 adalah sebagai
berikut: 1
Major sources of stress A consist of intrapersonal sources A
1
, interpersonal sources A
2
, academic sourcesA
3
, and environmental sources A
4
. 2
Intrapersonal sources A
1
are internal sources B
1
such as change in sleeping C
1
and eating habits C
2
, vacations C
3
or breaks C
4
, self esteem C
5
, and money problem C
6
. 3
Interpersonal sources
A
1
are interactionsB
2
with family C
7
such as from parents D
1
, friends C
8
, and faculty member C
9
. 4
Academic sources A
3
are school related academic B
3
such as earning high grades C
10
, excessive homework C
11
, unclear assignment
C
12
, increased workload C
13
, and transferring schools C
14
. 5
Environmental sources A
4
are problems in the environmental
B
4
such as unfamiliar situations C
15
.
consist of consist of
are are
are are
such as such as
such as such as
with such as
A
A
1
B
1
A
2
A
3
A
4
B
2
B
3
B
4
consist of
C
1
C
2
C
3
C
4
C
5
C
6
C
7
D
1
C
8
C
9
C
10
C
11
C
12
C
13
C
14
C
15
such as such as
such as such as
Gambar 51 Concept Mapping Teks 1 Lampiran 1. “Sources of Stress among College Students”
26
Teks pada Lampiran 1 telah diuji dengan metode Knowledge Graph KG dan Concept
Mapping CM dengan hasil yang dapat dilihat pada Gambar 50 dan Gambar 51.
Selanjutnya, teks 2 hortatory exposition dan teks 3 recount text pun diuji dengan kedua
metode tersebut seperti teks 1.
Analisis penentuan kata benda sebagai konsep metode KG untuk kedua jenis teks
dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 8. Di samping itu, analisis konsep-konsep
metode CM dapat dilihat pada Lampiran 7 dan Lampiran 9. Hasil dari teks 2 dan teks 3
dapat dilihat pada Lampiran 10 dan Lampiran 12.
Setelah semua teks diuji dengan kedua metode tersebut, maka langkah selanjutnya
adalah menganalisis
perbandingan keseluruhan
teks. Perbandingan
yang dianalisis meliputi aspek proses interpretasi
dan kemudahan, hasil, dan tujuan jangka panjang.
3 Analisis kedua metode Analisis dari kedua metode yang digunakan
yaitu metode Knowledge Graph KG dan metode Concept Mapping CM dapat ditinjau
dari berbagai aspek antara lain aspek proses interpretasi dan kemudahan, hasil, dan
tujuan jangka panjang. Masing-masing aspek akan dijelaskan sebagai berikut:
a Proses Pada aspek proses, hal yang ditinjau
meliputi aspek
interpretasi dan
aspek kemudahan
dalam penggunaan
masing- masing metode. Interpretasi hasil dari metode
Knowledge Graph KG dan metode Concept Mapping CM tetap mengandung unsur
kesubjektifan. Unsur kesubjektifan masing- masing metode terletak pada bagian yang
berbeda.
Untuk metode
KG, unsur
kesubjektifan terdapat pada interpretasi hasil graf,
sedangkan pada
metode CM
kesubjektifan terjadi ketika pemilihan konsep serta
kata hubung.
Dengan tingginya
subjektifitas, maka akan terjadi kesulitan dalam
mengimplementasikannya dalam
bahasa pemrograman. Selain ditinjau dari interpretasi hasilnya,
pada aspek proses juga meninjau dari segi kemudahan penggunaan metode. Metode CM
lebih mudah digunakan sebagai teknis menganalisis pengetahuan
secara analisis manual, namun akan menjadi kesulitan ketika
diimplementasikan dalam
bahasa pemrograman. Di sisi lain, untuk metode KG
sendiri secara manual dirasa cukup sulit yang disebabkan oleh analisis PAR, penggabungan
graf, dan interpretasi hasil akhir. Akan tetapi, batasan konsep pada metode KG sudah jelas
yaitu
konsep kata
benda, sehingga
mempermudah komputer untuk membacanya. b Hasil
Pada aspek hasil, yang diperhatikan untuk kedua metode adalah cara pandang terhadap
masing-masing metode. Untuk hasil dari metode
KG adalah
representasi suatu
pengetahuan berbentuk graf yang berupa
jaringan network. Dengan bentuk yang berupa
jaringan, maka
pembaca akan
memiliki interpretasi yang berbeda terhadap suatu konsep, karena ketika menemukan satu
buah konsep, otak harus bisa menentukan konsep apa saja yang terkait dengan konsep
tersebut dan juga harus mengetahui relasi antarkonsep. Bentuk jaringan ini tidak
terstruktur, sehingga dapat terbawa ke sisi mana pun saat memahami suatu konsep. Di
sisi lain, hasil dari metode CM adalah representasi pengetahuan berupa diagram
dengan struktur hierarki. Dengan kata lain, pada metode CM cenderung dilihat dari
penggambarannya yang terstruktur. Dalam metode ini, pembaca benar-benar melakukan
pemahaman konseptual. Ketika kita akan mempelajari suatu konsep, maka kita dapat
melihat konsep apa saja yang terkait dengan konsep sebelumnya. Untuk mendapatkan
konsep terkait, kita dengan mudah dapat mengambil konsep-konsep yang terdapat di
bawah konsep utama. Hal ini dikarenakan oleh
struktur yang
hierarki dengan
menempatkan konsep paling umum pada bagian paling atas. Bagian di bawahnya
merupakan konsep-konsep
yang lebih
spesifik. Dari berbagai jenis teks yang digunakan,
metode KG dapat diterapkan pada teks 1 dengan jenis “recount text”, karena teks
tersebut mempunyai ukuran yang besar, sehingga kata benda pun banyak muncul,
dapat dikelompokkan berdasarkan kesamaan maknanya dan hasilnya terdapat pada Gambar
50. Teks 1 ini pun dapat diterapkan untuk metode CM seperti hasil yang ditunjukkan
pada Gambar 51. Akan tetapi, pada teks 3 dengan jenis yang sama, metode yang dapat
diterapkan adalah metode CM. Hal ini dikarenakan ukuran teks 3 yang lebih kecil
dibandingkan teks 1, sehingga kata benda yang muncul semakin berkurang dan tidak
memenuhi syarat untuk metode KG. Di
samping itu, terlalu banyak kata yang menunjukkan
nama orang
yang tidak
termasuk kata benda yang digunakan. Oleh sebab itu, maka metode yang digunakan
adalah metode CM. Untuk jenis teks 2 hortatory exposition,
metode yang diterapkan adalah metode CM karena ukuran teks tersebut lebih kecil
dibandingkan teks 1. Dengan ukuran yang semakin kecil, maka kata benda yang muncul
semakin berkurang. Daftar kata benda untuk teks 2 ini dapat dilihat pada Lampiran 6. Pada
lampiran tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilakukan penentuan kata benda sebagai
konsep, verteks yang didapatkan hanya empat buah. Hal ini menyebabkan banyaknya
informasi yang hilang bila menggunakan metode Knowledge Graph KG. Penjelasan
ini pun berlaku untuk teks 3 yang juga memiliki verteks yang sedikit yaitu sebanyak
enam buah verteks. Hal ini serupa dengan teks 2, apabila menggunakan metode KG, maka
akan banyak informasi yang hilang.
Dari penjelasan-penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa metode KG lebih
cocok untuk kriteria teks sebagai berikut: -
teks yang berukuran besar. Teks yang berukuran besar artinya dalam
teks tersebut mengandung banyak kalimat dalam setiap paragrafnya. Teks berukuran
besar dapat
juga dilihat
dari jumlah
halamannya yang banyak. Dengan semakin banyaknya halaman, maka jumlah kata benda
dalam suatu teks pun akan semakin banyak karena ukurannya yang semakin besar,
-
setiap paragraf berikutnya merupakan penjelas atau pendukung ide paragraf
sebelumnya teks terstruktur. Hal ini dapat dilihat pada teks 1 yang
menjelaskan sumber-sumber stress pada mahasiswa. Paragraf pertama merupakan ide
utama dalam teks yaitu “major sources of stress”. Dua kalimat berikutnya menyatakan
bahwa “The scale addressed interpersonal, intrapersonal, academic, and environmental
sources of stress”. Setelah itu, paragraf kedua dan ketiga mendukung ide utama dalam
penjelasannya
mengenai sumber-sumber
stress pada mahasiswa. Paragraf keempat merupakan penjelas dari paragraf pertama
yang lebih rinci dalam penjelasan masing- masing sumber stress pada mahasiswa. Hal ini
memudahkan dalam penentuan kata benda dan juga ketika mengelompokkan berdasarkan
kesamaan maknanya.
Di sisi lain, metode CM tidak cocok digunakan untuk teks berukuran besar.
Dengan ukuran teks yang besar, maka kesubjektifan yang dimiliki akan semakin
tinggi juga. Hal ini akan mempersulit kerja komputer untuk mengidentifikasi konsep-
konsepnya.
c Tujuan jangka panjang Tujuan jangka panjang dari metode KG dan
metode CM
diharapkan dapat
mengidentifikasi inti sari suatu pengetahuan dengan efektif dan efisien. Dengan adanya
kedua metode ini, diharapkan dapat mengasah logika berpikir seseorang.
Dari keterangan-keterangan di atas, maka masing-masing metode memiliki kelebihan
dan kekurangan sebagai berikut: a Kelebihan
Kelebihan untuk metode KG antara lain adanya konsep terbatas, dalam hal ini kata
benda serta adanya ontologi yang jelas, sehingga dapat mempermudah proses dalam
mengimplementasikan ke
bahasa pemrograman.
Untuk metode
CM, kelebihannya terdapat pada hasil akhir yang
berupa diagram
terstruktur, sehingga
membawa pembaca
dengan langkah
terstruktur untuk memahami suatu konsep. b Kekurangan
Kekurangan dari metode KG yaitu kesulitan dalam analisis PAR, penggabungan graf, dan
interpretasi hasil graf yang tidak terstruktur. Hasil
yang tidak
terstruktur membuat
seseorang berbeda persepsi terhadap suatu konsep. Untuk metode CM, kesulitan terjadi
dalam mengimplementasikan dalam bahasa pemrograman
yang disebabkan
adanya kebebasan dalam menentukan konsep dan kata
hubung. Dari hasil analisis perbandingan pun dapat
disimpulkan tentang
persamaan dan
perbedaan kedua metode. Persamaan yang dimiliki oleh kedua metode adalah memiliki
keterkaitan konsep dan unsur kesubjektifan. Namun, selain memiliki persamaan, keduanya
pun memiliki perbedaan, yaitu metode KG memiliki konsep yang jelas kata benda dan
relasi yang jelas relasi PAR, SUB, CAU, sedangkan untuk metode CM, konsep dan kata
hubungnya sangat subjektif karena tidak ada ketentuan. Unsur kesubjektifan pun menjadi
pembeda kedua metode. Pada metode KG, unsur kesubjektifan terdapat pada hasil
interpretasi graf, sedangkan metode CM sejak awal penentuan konsep dan kata hubung
sudah sangat subjektif, dan metode KG hasilnya berupa graf yang nonhierarki,
sedangkan metode CM hasilnya berupa diagram konsep yang terstruktur.
Penelitian-penelitian lain terkait dengan penggunaan metode CM salah satunya
diterapkan pada pembelajaran Matematika di SMPN 2 Gondangrejo kelas VIII dan
disajikan dalam penulisan ilmiahnya oleh Margono
T 2010
dengan judul
penelitiannya “Implementasi Metode Concept Mapping dalam Pembelajaran Matematika
sebagai Upaya Peningkatan Keaktifan Belajar Matematika”. Penelitian tentang metode ini
pun dikembangkan di Cornell University dari tahun 1970.
Metode ini sudah digunakan lebih dari 25 tahun sebagai bahan penelitian dan praktik
pembelajaran dalam kelas untuk menangkap dan menaksir kestrukturan pengetahuan siswa
Novak dan Gowin 1984 dalam Zeilik 2010. Hasil penelitian pembelajaran dalam
kelas dengan menggunakan metode ini dituangkan dalam jurnal penelitian pada
pengajaran ilmu pengetahuan oleh McClure JR, Sonak B, dan Hoi KS dengan judul
“Concept Map Assessment of Classroom Learning : Reliability, Validity, and Logistical
Practically” yang disebarluaskan pada tahun 1999. Penelitian-penelitian tersebut masih
terbatas pada analisis manual. Oleh sebab itu, penelitian yang telah dilakukan dan tertuang
dalam karya ilmiah ini adalah untuk menganalisis beberapa metode sebagai teknik
menangkap pengetahuan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk merancang
sistem otomatis, sehingga akan mempermudah kebutuhan.
V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan