Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Risiko operasional apa saja yang dihadapi oleh PT. Karisma Teknika yang berkaitan dengan kegiatan proses pembuatan produk ?
2. Bagaimana strategi penanganan risiko operasional yang dapat diterapkan pada PT. Karisma Teknika ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengidentifikasi dan memetakan risiko operasional yang terjadi pada
perusahaan PT. Karisma Teknika 2.
Menganalisa alternatif penanganan risiko operasional di PT.Karisma Teknika
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil suatu kebijakan yang tepat
untuk mengurangi risiko operasional yang timbul pada kegagalan produksi.
2. Bagi pembaca
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan pertimbangan bagi pembaca serta peneliti lainnya yang ingin mengembangkan
penelitian mengenai tema manajemen risiko operasional.
3. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang luas dalam menganalisis identifikasi risiko operasional pada perusahaan
kimia.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian di PT. Karisma Teknika di Citeureup, Bogor difokuskan untuk mengidentifikasi risiko operasional di bagian produksi bahan kimia untuk
otomotif. Pengamatan dan identifikasi mengenai risiko perusahaan dilakukan di unit proses produksi. Hal tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa pada kegiatan
tersebut berlangsung proses penanganan pasca pembuatan produk cat dan berhubungan dengan tingkat standar komposisi bahan yang berbahaya.
Analisis risiko operasional difokuskan pada risiko operasional yang diakibatkan oleh Sumber daya manusia SDM, proses dan Teknologi. Faktor
Sumber Daya Manusia SDM yaitu risiko yang timbul dari inefisiensi atau kesalahan dalam proses produksi akibatnya kurangnya sumber daya manusia yang
memadai, program pelatihan dan turn-over pegawai yang tinggi. Situasi yang sering timbul dalam kasus ini disebabkan oleh perbedaan signifikan dalam
program pelatihan bagi satuan kerja unit bisnis. Hal tersebut merupakan salah satu faktor signifikan yang mengakibatkan tingginya risiko operasional perusahaan.
Sedangkan risiko proses terdapat pada penanganan proses produk dalam membuat produk kimia. Risiko teknologi yang menyebabkan kerugian operasional
disebabkan oleh gangguan dalam melaksanakan proses aktivasi kerja, kebocoran dalam sistem teknologi informasi dan gangguan lainnya yang ditimbulkan dari
tidak berfungsinya sistem informasi hardware atau software.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Risiko dan Manajemen Risiko
Risiko merupakan suatu keadaan adanya ketidakpastian dan tingkat ketidakpastiannya terukur secara kuantitatif. Risiko dapat dikategorikan kedalam
risiko murni dan risiko spekulatif. Risiko murni merupakan risiko yang dapat mengakibatkan kerugian pada perusahaan, tapi tidak ada kemungkinan
menguntungkan. Pada perusahaan dalam mengahadapi suatu risiko, misalnya kekayaan berupa mesin menanggung risiko murni, adanya kemungkinan mesin
mengalami kerusakan, mulai dari kerusakan kecil sampai besar. Tetapi, tidak mungkin keadaan sebaliknya bisa terjadi, berupa kekayaan gedung yang
menyebabkan kehancuran karena bencana alam. Sedangkan risiko spekulatif adalah risiko yang dapat mengakibatkan dua kemungkinan, merugikan atau
menguntungkan perusahaan, misalnya perusahaan yang menyimpan valuta asing seperti US dan JPY dapat mengalami keuntungan dan kerugian. Simpanan
tersebut menguntungkan bila nilai tukar mata uang tersebut menguat Djohanputro, 2008.
Seluruh kegiatan yang dilakukan baik perorangan atau perusahaan juga mengandung risiko. Kegiatan bisnis sangat serta kaitannya dengan risiko. Risiko
dalam kegiatan bisnis juga dikaitkan dengan besarnya pengembalian yang akan diterima oleh pengambil risiko. Semakin besar risiko yang dihadapi umumnya
dapat diperhitungkan bahwa pengembalian yang diterima juga akan lebih besar. Pola pengambilan risiko menunjukkan sikap yang berbeda terhadap pengambilan
risiko. Risiko adalah ketidakpastian dan dapat menimbulkan terjadinya peluang kerugian terhadap pengambilan keputusan. Ketidakpastian merupakan situasi
yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, mendefinisikan risiko sebagai peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan sehingga risiko hanya terkait dengan situasi
yang memungkinkan munculnya hasil negatif serta berkaitan dengan kemampuan memperkirakan terjadinya hasil negatif tadi Muslich, 2007 .
Manajemen risiko diartikan sebagai kemampuan seorang manajer untuk menata kemungkinan variabilitas pendapatan dengan menekan sekecil mungkin