Analisis Strategi Promosi Agrowisata Kebun Wisata Pasirmukti Citeureup, Bogor

(1)

ANALISIS STRATEGI PROMOSI AGROWISATA KEBUN WISATA PASIRMUKTI

CITEUREUP, BOGOR

Oleh :

MIFTAKHU ROKHMAN A14103122

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008


(2)

RINGKASAN

MIFTAKHU ROKHMAN. Analisis Strategi Promosi Agrowisata Kebun Wisata Pasirmukti Citeureup, Bogor. Di bawah bimbingan JOKO PURWONO.

Pariwisata merupakan industri dengan pertumbuhan tercepat di dunia yang berpeluang menjadi andalan perekonomian nasional. Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan berbagai industri pariwisata, salah satunya adalah wisata agro atau agrowisata.

Kebun Wisata Pasirmukti (KaWePe) merupakan salah satu perusahaan agrowisata yang masih tergolong baru, tetapi memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh obyek wisata agro lainnya. Keunikan tersebut sekaligus merupakan keunggulan produk. Pihak perusahaan menetapkan target jumlah kunjungan yang selalu meningkat tiap tahunnya. Untuk memenuhi target tersebut perusahaan harus mampu mengkomunikasikan keunikan dan keunggulan produknya pada masyarakat sebagai calon konsumen agar mereka tertarik untuk berkunjung ke KaWePe. Dalam hal itulah diperlukan suatu rumusan strategi promosi yang benar-benar efektif.

Promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran yang memiliki 6 komponen, yaitu komunikasi personal, periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, bahan-bahan instruksi, dan media desain korporat. Komponen-komponen tersebut merupakan bagian dari bauran promosi dan masing-masing memiliki beberapa media untuk menyampaikan pesan promosi. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Menganalisis aktivitas promosi yang dijalankan perusahaan selama ini, (2) Menganalisis faktor yang menjadi unsur penyusun strategi promosi perusahaan. dan (3) Merumuskan alternatif strategi promosi yang paling tepat dan menjadi prioritas utama untuk dijalankan perusahaan.

Penelitian akan dilakukan di Kebun Wisata Pasirmukti (KaWePe) yang terletak di Jalan Raya Tajur-Pasirmukti Km. 4 Citeureup, Kabupaten Bogor. Kegiatan penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai Mei tahun 2008. Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuisioner dari responden pilihan, yaitu Direktur Utama dan Manajer Pemasaran yang bertujuan untuk mengetahui alternatif strategi promosi yang tepat yang dianalisis dengan metode

Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil pengolahan data tersebut akan

dicocokkan dengan data primer strategi promosi menurut konsumen yang dianalisis dengan analisis deskriptif. Data primer strategi promosi menurut konsumen dianalisis dengan analisis deskriptif dengan 30 orang responden. Pemilihan responden dilakukan secara sengaja (purposive).

Promosi yang telah dilaksanakan oleh KawePe telah menggunakan semua komponen bauran promosi, yaitu komunikasi personal, periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, bahan-bahan instruksi, dan desain korporat.


(3)

Dalam menyusun strategi promosinya, perusahaan sangat memperhatikan faktor anggaran yang tersedia untuk strategi promosi.

Melalui hasil analisis AHP diketahui bahwa anggaran dana merupakan faktor utama yang menjadi unsur penyusun strategi promosi perusahaan dengan bobot 0,295. Faktor lainnya berturut-turut adalah karakteristik produk (0,239), karakteristik pasar (0,216), pelanggan (0,104), daur hidup produk (0,051), bauran pemasaran lainnya (0,049) dan faktor pesaing dengan bobot 0,045. Melalui hasil analisis AHP juga diketahui bahwa alternatif strategi promosi yang paling tepat dan mendapat prioritas utama untuk dijalankan perusahaan adalah alternatif 1, yaitu menitikberatkan pada media komunikasi personal. Prioritas berikutnya adalah alternatif 4, menitikberatkan pada hubungan masyarakat dan publisitas (0,164), alternatif 3, meningkatkan aktivitas promosi penjualan (0,113), alternatif 5, memperbanyak jumlah maupun jenis bahan-bahan instruksi (0,076), alternatif 6, menitikberatkan pada media desain korporat (0,075) dan alternatif 2, meningkatkan aktivitas promosi melalui media periklanan (0,04).

Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa alternatif strategi promosi paling tepat menurut konsumen KaWePe adalah komunikasi personal. Hal ini berarti sesuai dengan alternatif strategi promosi paling tepat menurut analisis AHP. Kegiatan promosi KaWePe di masa yang akan datang tetap harus memperhatikan semua komponen bauran promosi tapi dengan proporsi sesuai dengan hasil di atas.


(4)

ANALISIS STRATEGI PROMOSI AGROWISATA KEBUN WISATA PASIRMUKTI

CITEUREUP, BOGOR

Oleh :

MIFTAKHU ROKHMAN A14103122

   

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008


(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tegal, Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 19 Juni 1986 dari keluarga Bapak Chamim dan Ibu Icoh Ruhsotun (alm). Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Tegal dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis memilih Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) pada tahun ajaran 2006/2007. Selain itu, pada periode tahun 2006/2007 penulis adalah penerima beasiswa Yayasan Supersemar. Sejak tingkat satu penulis aktif di berbagai kegiatan kampus.

Organisasi yang pernah dimasuki penulis adalah DKM Al Hurriyah IPB, (periode 2003-2004), Himpro MISETA (periode 2004-2005), Keluarga Muslim Sosek (KMS), FOSSEI, FKRD-A (periode 2005-2006), dan BEM KM IPB (periode 2006-2007).


(6)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul ”Analisis Strategi Promosi Agrowisata Kebun Wisata Pasirmukti Citeureup, Bogor”.

Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu memberikan bimbingan, bantuan, dukungan, dan doa yang akan selalu penulis kenang dan syukuri. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Mamah tersayang atas kasih sayangnya meskipun tidak sempat melihat saya seperti sekarang ini. Mudah-mudahan Allah mempertemukan kita kembali di surga-Nya mah. Papa yang selama ini bekerja keras untukku hingga seperti sekarang ini. Buat adikku Riris, maaf kalau mas Tatank belum bisa memberikan kasih sayang dan menjadi kakak terbaik.

3. Ir. Joko Purwono, MS, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi serta waktu yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun skripsi ini dengan penuh kesabaran.

4. Ir. Burhanuddin, MM, selaku dosen penguji utama yang telah berkenan meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Tintin Sarianti, SP, sebagai dosen penguji dari wakil komisi pendidikan Program Studi Manajemen Agribisnis yang telah memberikan masukan untuk penulisan yang lebih baik.

6. Dr. Ir. Rita Nurmalina Suryana, MS yang telah menjadi pembimbing akademik.

7. Untuk seluruh keluargaku tercinta Eyang, Om, Tante, Bude, Pakde yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Terima kasih atas seluruh perhatian dan kasih


(7)

sayang yang telah diberikan, sehingga membuatku merasa seperti mempunyai pengganti sosok seorang Ibu. Untuk saudara-saudaraku, Bayu, Ayu, Dea, Ara, Ferry, maaf kalau mas Tatank belum bisa menjadi panutan bagi kalian.

8. Sekretariat Program Studi Manajemen Agribisnis (Mbak Dian dan Mbak Dewi) serta Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati Departemen Agribisnis, Faperta IPB yang telah banyak membantu penulis.

9. Bapak Hibran Turangan selaku Direktur Utama Kebun Wisata Pasirmukti, serta staf dan karyawan yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melakukan penelitian. Informasi, saran, dan kritik yang diberikan sangat membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Khusus kepada Ibu Feby Ginting, maaf telah banyak merepotkan. Terima kasih atas semua pelajaran berharga yang telah diberikan. Buat mba Vera, makasih atas semua bantuannya.

10.Kepada guru-guru dan pembina terbaikku Ust. Ghusni Dorodjatun, Ust. Mustolih, Ust. Lilik Prayitno, Ust. Aang Kuvaini. Terima kasih atas cahaya yang telah diberikan kepadaku. Mohon maaf, kalau saya belum bisa menjadi sosok terbaik.

11.Teman-teman terbaik di lingkaran kecilku. Pertemuan kita bukan sekedar pertemuan pekanan, tetapi pertemuan untuk sebuah visi dan cita-cita besar yang ingin kita wujudkan bersama.

12.Sahabat-sahabat terbaikku di AGB 40 yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Terima kasih atas canda tawa, kebersamaan, pertengkaran, dan semua hal yang telah kita lalui bersama. Mudah-mudahan semua itu menjadi pelajaran berharga. Sampai jumpa di gerbang karya dan kesuksesan. Buat Vedy ama Hadid, akhirnya bisa menyusul kalian juga.

13.Keluarga besar dan sahabat-sahabatku di BEM KM IPB 2006-2007 Jayadin, Erick, Kopral, Andi, Alim, Maryono, Miftah, Redy, Kristanto, yudha, ramlah, linda, eva, indy, rina, la2, dara, pi2t, dan all BEM’ers. Terimakasih atas kebersamaan, perjuangan, dan pengorbanannya yang penuh makna. Semoga Allah mempertemukan qt kembali ditempat yang lebih baik. Hidup Mahasiswa!!!.


(8)

14.Untuk semua saudara-saudara terbaikku di FIFA 40, FORSAIK, CAS, PAGI ANABA 2005, ISC. Terimakasih atas jalinan ukhuwah, silaturahimnya, serta jejak perjuangan yang sangat indah. Semoga qt dapat mempertahankannya hingga ajal menjelang dan Allah mempertemukan kita di surga-Nya.

15.Untuk sahabat terbaikku Nurhery dan Erick yang selalu mengingatkanku untuk segera menyelesaikan studi. Terima kasih atas bantuannya selama ini. Untuk Rio, terimakasih atas ilmu AHPnya. Untuk Wulan, terima kasih atas pinjaman bukunya.

16.Tim KKP IPB Desa Nusaherang Kec.Nusaherang Kab. Kuningan (Patma, Dako, Abang, Eel, Berry) yang telah menjadi keluarga baru bagi penulis. We

are the dream team and the best team. Untuk seluruh tim KKP IPB

se-kecamatan Nusaherang. Terima atas kebersamaan dan torehan karya yang telah kalian berikan.

17.Untuk seluruh teman-teman terbaikku di Pondok Handayani. Terima kasih atas kebersamaannya selama ini. Buat Mufti makasih dah jadi operator seminar, Heru buat perbaikan laptopnya, mas Tri atas tumpangan kamarnya. 18.Buat adik-adikku di d’BOS BEM KM IPB dan adik-adikku yang lain yang

selalu mengingatkanku untuk segera menyelesaikan studi. Terima kasih keceriaan dan bantuan yang telah kalian berikan.

19.Seluruh pengunjung Kebun Wisata Pasirmukti yang telah bersedia menjadi responden, terimakasih atas kesediaannya mengisi kuesioner penelitian ini. 20.Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Penulis berusaha mewujudkan kesempurnaan dalam menyajikan skripsi ini. Namun, penulis menyadari bahwa sebagai manusia pasti memiliki kekurangan dan keterbatasan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Agustus 2008

Miftakhu Rokhman


(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………...xi

DAFTAR TABEL……….…xv

DAFTAR GAMBAR………...…xvi

DAFTAR LAMPIRAN...xvii

I. PENDAHULUAN………...……1

I.1. Latar Belakang……….………..1

I.2. Perumusan Masalah………...5

I.3. Tujuan Penelitian………...7

I.4. Manfaat Penelitian……….………....7

II. TINJAUAN PUSTAKA………....………...8

2.1. Pariwisata……...……….………...8

2.1.1. Pengertian Pariwisata………..……..……….………....8

2.1.2. Pemasaran Pariwisata……....……….……...11

2.2. Agrowisata………...……….……….13

2.2.1. Pengertian Agrowisata……….………...……….………13

2.2.2. Tujuan dan Manfaat Agrowisata.………..…………..………13

1. Melestarikan Sumber Daya Alam…….……….…...…14

2. Mengkonversi Teknologi Lokal…..………...…16

3. Meningkatkan Pendapatan Petani dan Masyarakat Sekitar...…16

2.2.3. Klasifikasi dan Jenis Atraksi yang Ditawarkan Agrowisata………17

1. Agrowisata Ruang Terbuka Alam…...………...………17

2. Agrowisata Ruang Terbuka Buatan...………..18

2.2.4. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keberhasilan Agrowisata………19

2.3. Hasil Penelitian Terdahulu……….…...…………..21

2.3.1. Penelitian di Kebun Wisata Pasirmukti………….……...21


(10)

2.3.3. Penelitian Mengenai Strategi Promosi Agrowisata...………...…….27

2.4. Perbedaan Antara Penelitian yang Akan Dilakukan dengan Penelitian Terdahulu…..………..34

III. KERANGKA PEMIKIRAN …………...………..……….…………..35

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis………...……...………35

3.1.1. Pemasaran ………...………..………....35

1. Definisi Pemasaran………...………35

2. Konsep Pemasaran…...………36

3. Sistem Pemasaran………..…………..…………...…..37

3.1.2. Pemasaran Jasa dan Pariwisata…...…….…………..…………....38

3.1.3. Bauran Pemasaran………..……43

3.1.4. Komunikasi Pemasaran………...……….……..44

1. Konsep Dasar Komunikasi Pemasaran…...…….…………44

2. Sistem Komunikasi Pemasaran………….………...45

3. Tujuan Komunikasi Pemasaran……….…………...46

3.1.5. Promosi………...………...………49

3.1.6. Perbandingan Antara Promosi dan Komunikasi dalam Pemasaran……….….49

3.1.7. Bauran Promosi…………..………50

1. Komunikasi Personal (Personal Communication)……...51

2. Periklanan (Advertising).……….……...……..53

3. Promosi Penjualan (Sales Promotion)………….……...….55

4. Hubungan Masyarakat (Public Relation-Publicity)…...56

5. Bahan-bahan Instruksi (Instructional Materials)………...58

6. Desain Korporat (Corporate Design)…...………...….58

3.1.8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bauran Promosi………59

1. Dana Yang Tersedia...……….…….59

2. Sifat Pasar………...………..……59


(11)

ANALISIS STRATEGI PROMOSI AGROWISATA KEBUN WISATA PASIRMUKTI

CITEUREUP, BOGOR

Oleh :

MIFTAKHU ROKHMAN A14103122

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008


(12)

RINGKASAN

MIFTAKHU ROKHMAN. Analisis Strategi Promosi Agrowisata Kebun Wisata Pasirmukti Citeureup, Bogor. Di bawah bimbingan JOKO PURWONO.

Pariwisata merupakan industri dengan pertumbuhan tercepat di dunia yang berpeluang menjadi andalan perekonomian nasional. Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan berbagai industri pariwisata, salah satunya adalah wisata agro atau agrowisata.

Kebun Wisata Pasirmukti (KaWePe) merupakan salah satu perusahaan agrowisata yang masih tergolong baru, tetapi memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh obyek wisata agro lainnya. Keunikan tersebut sekaligus merupakan keunggulan produk. Pihak perusahaan menetapkan target jumlah kunjungan yang selalu meningkat tiap tahunnya. Untuk memenuhi target tersebut perusahaan harus mampu mengkomunikasikan keunikan dan keunggulan produknya pada masyarakat sebagai calon konsumen agar mereka tertarik untuk berkunjung ke KaWePe. Dalam hal itulah diperlukan suatu rumusan strategi promosi yang benar-benar efektif.

Promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran yang memiliki 6 komponen, yaitu komunikasi personal, periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, bahan-bahan instruksi, dan media desain korporat. Komponen-komponen tersebut merupakan bagian dari bauran promosi dan masing-masing memiliki beberapa media untuk menyampaikan pesan promosi. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Menganalisis aktivitas promosi yang dijalankan perusahaan selama ini, (2) Menganalisis faktor yang menjadi unsur penyusun strategi promosi perusahaan. dan (3) Merumuskan alternatif strategi promosi yang paling tepat dan menjadi prioritas utama untuk dijalankan perusahaan.

Penelitian akan dilakukan di Kebun Wisata Pasirmukti (KaWePe) yang terletak di Jalan Raya Tajur-Pasirmukti Km. 4 Citeureup, Kabupaten Bogor. Kegiatan penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai Mei tahun 2008. Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuisioner dari responden pilihan, yaitu Direktur Utama dan Manajer Pemasaran yang bertujuan untuk mengetahui alternatif strategi promosi yang tepat yang dianalisis dengan metode

Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil pengolahan data tersebut akan

dicocokkan dengan data primer strategi promosi menurut konsumen yang dianalisis dengan analisis deskriptif. Data primer strategi promosi menurut konsumen dianalisis dengan analisis deskriptif dengan 30 orang responden. Pemilihan responden dilakukan secara sengaja (purposive).

Promosi yang telah dilaksanakan oleh KawePe telah menggunakan semua komponen bauran promosi, yaitu komunikasi personal, periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, bahan-bahan instruksi, dan desain korporat.


(13)

Dalam menyusun strategi promosinya, perusahaan sangat memperhatikan faktor anggaran yang tersedia untuk strategi promosi.

Melalui hasil analisis AHP diketahui bahwa anggaran dana merupakan faktor utama yang menjadi unsur penyusun strategi promosi perusahaan dengan bobot 0,295. Faktor lainnya berturut-turut adalah karakteristik produk (0,239), karakteristik pasar (0,216), pelanggan (0,104), daur hidup produk (0,051), bauran pemasaran lainnya (0,049) dan faktor pesaing dengan bobot 0,045. Melalui hasil analisis AHP juga diketahui bahwa alternatif strategi promosi yang paling tepat dan mendapat prioritas utama untuk dijalankan perusahaan adalah alternatif 1, yaitu menitikberatkan pada media komunikasi personal. Prioritas berikutnya adalah alternatif 4, menitikberatkan pada hubungan masyarakat dan publisitas (0,164), alternatif 3, meningkatkan aktivitas promosi penjualan (0,113), alternatif 5, memperbanyak jumlah maupun jenis bahan-bahan instruksi (0,076), alternatif 6, menitikberatkan pada media desain korporat (0,075) dan alternatif 2, meningkatkan aktivitas promosi melalui media periklanan (0,04).

Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa alternatif strategi promosi paling tepat menurut konsumen KaWePe adalah komunikasi personal. Hal ini berarti sesuai dengan alternatif strategi promosi paling tepat menurut analisis AHP. Kegiatan promosi KaWePe di masa yang akan datang tetap harus memperhatikan semua komponen bauran promosi tapi dengan proporsi sesuai dengan hasil di atas.


(14)

ANALISIS STRATEGI PROMOSI AGROWISATA KEBUN WISATA PASIRMUKTI

CITEUREUP, BOGOR

Oleh :

MIFTAKHU ROKHMAN A14103122

   

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008


(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tegal, Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 19 Juni 1986 dari keluarga Bapak Chamim dan Ibu Icoh Ruhsotun (alm). Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Tegal dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis memilih Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) pada tahun ajaran 2006/2007. Selain itu, pada periode tahun 2006/2007 penulis adalah penerima beasiswa Yayasan Supersemar. Sejak tingkat satu penulis aktif di berbagai kegiatan kampus.

Organisasi yang pernah dimasuki penulis adalah DKM Al Hurriyah IPB, (periode 2003-2004), Himpro MISETA (periode 2004-2005), Keluarga Muslim Sosek (KMS), FOSSEI, FKRD-A (periode 2005-2006), dan BEM KM IPB (periode 2006-2007).


(16)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul ”Analisis Strategi Promosi Agrowisata Kebun Wisata Pasirmukti Citeureup, Bogor”.

Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu memberikan bimbingan, bantuan, dukungan, dan doa yang akan selalu penulis kenang dan syukuri. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Mamah tersayang atas kasih sayangnya meskipun tidak sempat melihat saya seperti sekarang ini. Mudah-mudahan Allah mempertemukan kita kembali di surga-Nya mah. Papa yang selama ini bekerja keras untukku hingga seperti sekarang ini. Buat adikku Riris, maaf kalau mas Tatank belum bisa memberikan kasih sayang dan menjadi kakak terbaik.

3. Ir. Joko Purwono, MS, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi serta waktu yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun skripsi ini dengan penuh kesabaran.

4. Ir. Burhanuddin, MM, selaku dosen penguji utama yang telah berkenan meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Tintin Sarianti, SP, sebagai dosen penguji dari wakil komisi pendidikan Program Studi Manajemen Agribisnis yang telah memberikan masukan untuk penulisan yang lebih baik.

6. Dr. Ir. Rita Nurmalina Suryana, MS yang telah menjadi pembimbing akademik.

7. Untuk seluruh keluargaku tercinta Eyang, Om, Tante, Bude, Pakde yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Terima kasih atas seluruh perhatian dan kasih


(17)

sayang yang telah diberikan, sehingga membuatku merasa seperti mempunyai pengganti sosok seorang Ibu. Untuk saudara-saudaraku, Bayu, Ayu, Dea, Ara, Ferry, maaf kalau mas Tatank belum bisa menjadi panutan bagi kalian.

8. Sekretariat Program Studi Manajemen Agribisnis (Mbak Dian dan Mbak Dewi) serta Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati Departemen Agribisnis, Faperta IPB yang telah banyak membantu penulis.

9. Bapak Hibran Turangan selaku Direktur Utama Kebun Wisata Pasirmukti, serta staf dan karyawan yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melakukan penelitian. Informasi, saran, dan kritik yang diberikan sangat membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Khusus kepada Ibu Feby Ginting, maaf telah banyak merepotkan. Terima kasih atas semua pelajaran berharga yang telah diberikan. Buat mba Vera, makasih atas semua bantuannya.

10.Kepada guru-guru dan pembina terbaikku Ust. Ghusni Dorodjatun, Ust. Mustolih, Ust. Lilik Prayitno, Ust. Aang Kuvaini. Terima kasih atas cahaya yang telah diberikan kepadaku. Mohon maaf, kalau saya belum bisa menjadi sosok terbaik.

11.Teman-teman terbaik di lingkaran kecilku. Pertemuan kita bukan sekedar pertemuan pekanan, tetapi pertemuan untuk sebuah visi dan cita-cita besar yang ingin kita wujudkan bersama.

12.Sahabat-sahabat terbaikku di AGB 40 yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Terima kasih atas canda tawa, kebersamaan, pertengkaran, dan semua hal yang telah kita lalui bersama. Mudah-mudahan semua itu menjadi pelajaran berharga. Sampai jumpa di gerbang karya dan kesuksesan. Buat Vedy ama Hadid, akhirnya bisa menyusul kalian juga.

13.Keluarga besar dan sahabat-sahabatku di BEM KM IPB 2006-2007 Jayadin, Erick, Kopral, Andi, Alim, Maryono, Miftah, Redy, Kristanto, yudha, ramlah, linda, eva, indy, rina, la2, dara, pi2t, dan all BEM’ers. Terimakasih atas kebersamaan, perjuangan, dan pengorbanannya yang penuh makna. Semoga Allah mempertemukan qt kembali ditempat yang lebih baik. Hidup Mahasiswa!!!.


(18)

14.Untuk semua saudara-saudara terbaikku di FIFA 40, FORSAIK, CAS, PAGI ANABA 2005, ISC. Terimakasih atas jalinan ukhuwah, silaturahimnya, serta jejak perjuangan yang sangat indah. Semoga qt dapat mempertahankannya hingga ajal menjelang dan Allah mempertemukan kita di surga-Nya.

15.Untuk sahabat terbaikku Nurhery dan Erick yang selalu mengingatkanku untuk segera menyelesaikan studi. Terima kasih atas bantuannya selama ini. Untuk Rio, terimakasih atas ilmu AHPnya. Untuk Wulan, terima kasih atas pinjaman bukunya.

16.Tim KKP IPB Desa Nusaherang Kec.Nusaherang Kab. Kuningan (Patma, Dako, Abang, Eel, Berry) yang telah menjadi keluarga baru bagi penulis. We

are the dream team and the best team. Untuk seluruh tim KKP IPB

se-kecamatan Nusaherang. Terima atas kebersamaan dan torehan karya yang telah kalian berikan.

17.Untuk seluruh teman-teman terbaikku di Pondok Handayani. Terima kasih atas kebersamaannya selama ini. Buat Mufti makasih dah jadi operator seminar, Heru buat perbaikan laptopnya, mas Tri atas tumpangan kamarnya. 18.Buat adik-adikku di d’BOS BEM KM IPB dan adik-adikku yang lain yang

selalu mengingatkanku untuk segera menyelesaikan studi. Terima kasih keceriaan dan bantuan yang telah kalian berikan.

19.Seluruh pengunjung Kebun Wisata Pasirmukti yang telah bersedia menjadi responden, terimakasih atas kesediaannya mengisi kuesioner penelitian ini. 20.Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Penulis berusaha mewujudkan kesempurnaan dalam menyajikan skripsi ini. Namun, penulis menyadari bahwa sebagai manusia pasti memiliki kekurangan dan keterbatasan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Agustus 2008

Miftakhu Rokhman


(19)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………...xi

DAFTAR TABEL……….…xv

DAFTAR GAMBAR………...…xvi

DAFTAR LAMPIRAN...xvii

I. PENDAHULUAN………...……1

I.1. Latar Belakang……….………..1

I.2. Perumusan Masalah………...5

I.3. Tujuan Penelitian………...7

I.4. Manfaat Penelitian……….………....7

II. TINJAUAN PUSTAKA………....………...8

2.1. Pariwisata……...……….………...8

2.1.1. Pengertian Pariwisata………..……..……….………....8

2.1.2. Pemasaran Pariwisata……....……….……...11

2.2. Agrowisata………...……….……….13

2.2.1. Pengertian Agrowisata……….………...……….………13

2.2.2. Tujuan dan Manfaat Agrowisata.………..…………..………13

1. Melestarikan Sumber Daya Alam…….……….…...…14

2. Mengkonversi Teknologi Lokal…..………...…16

3. Meningkatkan Pendapatan Petani dan Masyarakat Sekitar...…16

2.2.3. Klasifikasi dan Jenis Atraksi yang Ditawarkan Agrowisata………17

1. Agrowisata Ruang Terbuka Alam…...………...………17

2. Agrowisata Ruang Terbuka Buatan...………..18

2.2.4. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keberhasilan Agrowisata………19

2.3. Hasil Penelitian Terdahulu……….…...…………..21

2.3.1. Penelitian di Kebun Wisata Pasirmukti………….……...21


(20)

2.3.3. Penelitian Mengenai Strategi Promosi Agrowisata...………...…….27

2.4. Perbedaan Antara Penelitian yang Akan Dilakukan dengan Penelitian Terdahulu…..………..34

III. KERANGKA PEMIKIRAN …………...………..……….…………..35

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis………...……...………35

3.1.1. Pemasaran ………...………..………....35

1. Definisi Pemasaran………...………35

2. Konsep Pemasaran…...………36

3. Sistem Pemasaran………..…………..…………...…..37

3.1.2. Pemasaran Jasa dan Pariwisata…...…….…………..…………....38

3.1.3. Bauran Pemasaran………..……43

3.1.4. Komunikasi Pemasaran………...……….……..44

1. Konsep Dasar Komunikasi Pemasaran…...…….…………44

2. Sistem Komunikasi Pemasaran………….………...45

3. Tujuan Komunikasi Pemasaran……….…………...46

3.1.5. Promosi………...………...………49

3.1.6. Perbandingan Antara Promosi dan Komunikasi dalam Pemasaran……….….49

3.1.7. Bauran Promosi…………..………50

1. Komunikasi Personal (Personal Communication)……...51

2. Periklanan (Advertising).……….……...……..53

3. Promosi Penjualan (Sales Promotion)………….……...….55

4. Hubungan Masyarakat (Public Relation-Publicity)…...56

5. Bahan-bahan Instruksi (Instructional Materials)………...58

6. Desain Korporat (Corporate Design)…...………...….58

3.1.8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bauran Promosi………59

1. Dana Yang Tersedia...……….…….59

2. Sifat Pasar………...………..……59


(21)

4. Pelanggan……...………61

5. Pesaing………...…….……….………62

6. Daur.Hidup Produk...………...………..62

7. Bauran Pemasaran Lainnya………...………64

3.1.9. Penentuan Bauran Promosi………...…….64

3.1.10. Pengembangan Strategi Promosi...………..66

3.1.11. Analytical Hierarchy Process(AHP)………...68

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional…………...…….………....82

IV. METODOLOGI PENELITIAN……….………..87

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian………...………87

4.2. Jenis dan Sumber Data……….…………...….87

4.3. Metode Pengumpulan Data ……….…………..…..91

4.4. Metode Pengolahan Data ………....91

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN………..94

5.1. Lokasi Perusahaan………...………...…….……94

5.2. Latar belakang dan Sejarah………..….……..94

5.3. Visi dan Misi Perusahaan……….………...97

5.4. Fasilitas dan Paket Wisata………..99

5.5. Struktur Organisasi……...………104

5.6. Ketenagakerjaan……..……….105

5.7. Atraksi dan Paket Wisata yang ditawarkan………..106

5.8. Operasional Perusahaan………109

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN...111

6.1. Strategi Promosi yang Telah Dijalankan Perusahaan...111

6.1.1. Komunikasi Personal...112

6.1.2. Periklanan...112

6.1.3. Promosi Penjualan...113


(22)

6.1.5. Bahan-bahan Instruksi...116 6.1.6. Desain Korporat...117 6.2. Strategi Promosi Menurut Konsumen...118 6.3. Analisis Prioritas Alternatif Strategi Promosi Yang Tepat...120 6.3.1. Identifikasi Segmen Pasar Sasaran...120 6.3.2. Identifikasi Tujuan Komunikasi dalam Strategi Promosi...122 6.3.3. Faktor-faktor Penyusun Strategi Bauran Promosi...124 1. Anggaran...124 2. Sifat Pasar...125 3. Sifat Produk...125 4. Pelanggan...126 5. Pesaing...126 6. Daur Hidup Produk...126 7. Bauran Pemasaran Lainnya ...127 6.3.4. Analisis Model Alternatif Pemilihan Strategi Promosi yang Tepat127 6.3.5. Analisis Hasil Pengolahan Horisontal Pada Hirarki Tingkat 2...129 6.3.6. Analisis Hasil Pengolahan Horisontal pada Hirarki Tingkat 3...130 6.3.7. Analisis Hasil Pengolahan Horisontal pada Hirarki Tingkat 4...133 6.3.8. Analisis Hasil Pengolahan Horisontal pada Hirarki Tingkat 5...137 6.3.9. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal...143 6.4. Strategi Promosi Kebun Wisata Pasirmukti di Masa Yang

Akan Datang...146 6.4.1. Komunikasi Personal...147 6.4.2. Hubungan Masyarakat dan Publisitas...149 6.4.3. Promosi Penjualan...151 6.4.4. Bahan-bahan Instruksi...152 6.4.5. Desain Korporat...152 6.4.6. Periklanan...153 VII. KESIMPULAN DAN SARAN...155 7.1. Kesimpulan ...155 7.2. Saran...156 DAFTAR PUSTAKA………158


(23)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Indonesia

2000 – 2007……...2

2. Kawasan Wisata Agro di Jawa Barat Tahun 2005...4 3. Target dan Realisasi Jumlah Kunjungan Wisatawan Kebun Wisata

Pasirmukti...5 4. Perbandingan Hasil Penelitian Terdahulu...32 5. Jenis-jenis Media iklan utama beserta keunggulan dan keterbatasannya...54 6. Nilai Skala Banding Berpasangan………...………..74 7. Konstanta Indeks Acak………...80 8. Strategi Promosi Perusahaan dalam Perspektif Konsumen...119 9. Susunan bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horisontal Antar Elemen

Pada Tingkat 2 (Elemen Segmen Pasar Sasaran)...129

10. Susunan Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horisontal Antar Elemen Pada Tingkat 3 (Elemen Tujuan Komunikasi dalam Strategi Promosi)...130 11. Susunan Bobot Prioritas Hasil Pengolahan Horisontal Antar Elemen

Pada Tingkat 4 (Elemen Faktor Penyusun Strategi Promosi)...133 12. Susunan Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horisontal Antar Elemen


(24)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Sistem Kepariwisataan...………...10

2. Sistem Pemasaran Sederhana………...……….37

3. Tiga Jenis Pemasaran dalam Industri Jasa…………...……….41

4. Ilustrasi Model AIDA dan Hirarki Akibat dalam Proses Komunikasi

Pemasaran…………...………..48

5. Pengembangan Strategi Promosi………...………68

6. Model Struktur AHP 2 Level dengan n Kriteria dan m Alternatif……...…….73

7. Matriks Pendapat Individu…...…….………76

8. Matriks Pendapat Gabungan…...………..77

9. Struktur hirarki pemilihan alternatif strategi promosi yang tepat bagi

perusahaan………...………..85

10. Alur Kerangka Pemikiran Operasional………86

11. Struktur Hirarki Pemilihan Strategi Promosi Kebun Wisata Pasirmukti

yang tepat...128

12. Hasil Pengolahan Vertikal Model Hirarki Keputusan Pemilihan


(25)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Penerimaan Devisa Pariwisata Dibandingkan dengan Komoditi

Ekspor Lainnya, tahun 2004 – 2007...161 2. Hasil pengolahan AHP...162

3. Kuisioner penelitian...163


(26)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Pariwisata merupakan industri dengan pertumbuhan tercepat di dunia (WTO, 2000), melibatkan 657 juta kunjungan wisata di tahun 1999 dengan US $ 455 Milyar penerimaan ke seluruh dunia.. Apabila kondisi tetap stabil, pada tahun 2010 jumlah kunjungan antar negara ini diperkirakan meningkat mencapai 937 juta. Resolusi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah menyatakan bahwa pariwisata as a basic and desireable human activity deserving the praise and

encouregement of all people and government.1

Data diatas menunjukkan potensi industri pariwisata dalam menunjang perekonomian negara. Indonesia yang memiliki kekayaan sumber daya alam, seni budaya, adat istiadat, memiliki modal besar bagi pembangunan industri pariwisata. Dengan modal besar yang dimiliki, industri pariwisata berpeluang besar menjadi andalan perekonomian nasional. Sektor pariwisata menyumbang devisa yang cukup besar bagi negara yang berasal dari pengeluaran yang dikeluarkan turis asing setiap berkunjung ke Indonesia. Semakin besar jumlah turis asing yang berkunjung ke Indonesia, maka semakin besar pula devisa yang diperoleh (Tabel 1). Dibandingkan dengan komoditi ekspor lain, penerimaan devisa negara dari sektor pariwisata merupakan salah satu yang terbesar (Lampiran 1).


(27)

Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Indonesia 2000 - 2007

Tahun Wisatawan Mancanegara

Rata-rata Pengeluaran/

orang (US $) Rata-rata Lama Tinggal

Devisa (Juta US

$) Per

kunjungan Per hari

2000 5.064.217 1.135,18 92,59 12,26 5.748,80

2001 5.153.620 1.053,36 100,42 10,49 5.428,62

2002 5.033.400 893,26 91,29 9,79 4.496,13

2003 4.467.021 903,74 93,27 9,69 4.037,02

2004 5.321.165 901,66 95,17 9,47 4.797,88

2005 5.002.101 904,00 99,86 9,05 4.521,89

2006 4.871.351 913,09 100,48 9,09 4.447,98

2007 5.505.759 970,98 107,70 9,02 5.345,98

Sumber: Buku Saku Statistik Pariwisata dan Kebudayaan Indonesia 2007

Banyak jenis pariwisata yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia, antara lain wisata bahari/tirta, wisata sejarah, wisata arkeologi, wisata budaya, wisata agama, wisata ziarah, wisata kesehatan, wisata wredha (orang tua), wisata remaja, wisata perkebunan/wisata agro, wisata nostalgia, wisata pendidikan/ilmiah, wisata petualangan, wisata alam, wisata dirgantara, wisata berburu, wisata belanja, dan wisata industri (Susantio, 2001). Sub sektor wisata agro atau agrowisata merupakan salah satu jenis pariwisata yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Di Indonesia, agrowisata atau agrotourism didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi


(28)

lokal (indigenous technology) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya.2

Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikelola dengan tepat, kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan perekonomian nasional. Kondisi agroklimat di wilayah Indonesia sangat sesuai untuk pengembangan komoditas tropis dan sebagian sub tropis pada ketinggian antara nol sampai ribuan meter diatas permukaan laut. Komoditas pertanian (mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan) dengan keragaman dan keunikannya yang bernilai tinggi serta diperkuat oleh kekayaan kultural yang sangat beragam mempunyai daya tarik kuat sebagai wisata agro.3

Dalam usaha pembangunan agrowisata di Indonesia, basis data Direktorat Jenderal Pariwisata 1994/1995 mencatat bahwa terdapat delapan propinsi di Indonesia yang obyek agrowisatanya layak untuk dikembangkan. Salah satu provinsi tersebut adalah Jawa Barat. Sedangkan tujuh provinsi yang lain adalah Sumatera Utara, Riau, Jawa Tengah dan DIY, Jawa Timur, dan NTB. Keindahan dan keanekaragaman seni budaya daerah merupakan modal yang besar bagi pengembangan wisata agro di Jawa Barat. Menurut data Departemen Pertanian, pada tahun 2005 tercatat ada 17 kawasan wisata agro di Jawa Barat (Tabel 2). Salah satu kawasan wisata agro tersebut adalah Kebun Wisata Pasirmukti (KaWePe) yang terletak di Jalan Raya Tajur-Pasirmukti km 4, Citeureup, Kabupaten Bogor.

2, 3 http://databasedeptan.go.id. Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani. Diakses bulan


(29)

Tabel 2. Kawasan Wisata Agro di Jawa Barat Tahun 2005

No Agrowisata Lokasi

1 Taman Wisata Mekarsari Cileungsi, Kab. Bogor

2 Kebun Wisata Pasirmukti Citeureup, Kab. Bogor

3 Kebun Raya Bogor Bogor

4 Taman Bunga Nusantara Cipanas

5 Balai Penelitian Tanaman Hias Cipanas Cipanas

6 Batulawang-Afdeling Cisaga Ciamis

7 Kebun Percobaan Sarongge Cianjur

8 Peternakan Ayam Pelung Cianjur

9 Horticulture Research Institut Lembang Lembang

10 Kebun Anggrek dan Tanaman Hias Lembang

11 Balai Inseminasi Buatan Lembang Lembang

12 Perkebunan Gunung Mas PTP XII (PTPN VIII)

Cisarua, Kab. Bogor

13 Perkebunan Gambung Bandung

14 Perkebunan Rancabali PTP XII (PTPN XIII) Bandung

15 Perkebunan Kelapa Sawit Garut

16 Seni Ketangkasan Domba Garut

17 Perkebunan Ciater (PTP XII) Subang

18 Tambaksari Subang

19 BBT Hortikultura Subang

Sumber : Departemen Pertanian (2005)

Kebun Wisata Pasirmukti (KaWePe) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa agrowisata yang masih tergolong baru dan sedang berkembang. Tetapi saat ini KaWePe sudah terdaftar sebagai anggota Asosiasi Wisata Agro (AWAI). Perusahaan ini baru direncanakan pada tahun 1998 dan baru dibuka untuk umum mulai tahun 2001. KaWepe memiliki misi utama untuk memperkenalkan pertanian kepada masyarakat luas, khususnya generasi muda. Selain menawarkan keindahan alam pertaniannya, KaWePe juga menawarkan berbagai atraksi dan paket wisata yang mengedepankan faktor edukasi bagi pengunjung. Hal ini tentu saja dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman baru bagi pengunjung. Berbagai atraksi dan paket wisata yang ditawarkan diharapkan dapat menjadi media edukasi pertanian, khususnya bagi anak-anak dan


(30)

pelajar. Hal inilah yang menjadi keunikan tersendiri bagi KaWePe sebagai agrowisata. Keunikan yang dimiliki KaWePe ini merupakan keunggulan produk yang harus dapat disampaikan kepada konsumen, agar konsumen tertarik untuk berkunjung ke KaWePe.

I.2. Perumusan Masalah

Sebagai obyek wisata agro yang masih tergolong baru, KaWePe harus memiliki rumusan strategi yang tepat dalam memperkenalkan KaWePe beserta dengan keunggulan produknya. Hal ini dilakukan agar KaWePe mampu menarik pengunjung sebanyak-banyaknya. KaWePe menetapkan target jumlah pengunjung yang selalu meningkat setiap tahunnya (Tabel 3). Di tahun 2008 ini KaWePe menetapkan target sebesar 160.000 pengunjung. Untuk meraih peningkatan jumlah kunjungan tersebut, salah satu hal yang diperlukan adalah suatu rumusan strategi promosi yang tepat untuk menarik pengunjung sebanyak-banyaknya

Tabel 3. Target dan Realisasi Jumlah Kunjungan Wisatawan Kebun Wisata Pasirmukti

No Tahun Target Jumlah

Kunjungan

Realisasi Jumlah Kunjungan

1 2005 50.000 59.092

2 2006 70.000 73.421

3 2007 100.000 118.259

4 2008 160.000 24.400

(per Bulan Maret 2008) Sumber : Pengelola Kebun Wisata Pasirmukti


(31)

Dalam proses pendiriannya, KaWePe memiliki misi utama menjadikan obyek wisata agro sebagai media pengenalan dan pendidikan pertanian khususnya bagi generasi muda. Atraksi dan paket wisata yang ditawarkan KaWePe tidak hanya mengandalkan keindahan alam pertaniannya, tetapi juga menjadi sarana edukasi pertanian bagi pengunjung. Hal inilah yang menjadi keunikan tersendiri bagi KaWePe. Keunikan tersebut merupakan keunggulan produk yang harus dapat disampaikan dengan baik kepada masyarakat sebagai calon konsumen dalam upaya untuk menarik pengunjung sebanyak-banyaknya. Dalam hal inilah diperlukan strategi promosi yang benar-benar efektif.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan di Kebun Wisata Pasirmukti, hasilnya merekomendasikan agar Kebun Wisata Pasirmukti melakukan perbaikan kinerja strategi promosi yang dilakukannya. Oktaviani (2006) menyatakan bahwa atribut promosi dan sarana promosi memiliki tingkat kepentingan yang tinggi akan tetapi kinerjanya masih dinilai rendah oleh responden sehingga perbaikan terhadap atribut promosi ini perlu dilakukan dengan segera (prioritas utama). Sedangkan Aryanto (2006) menyatakan bahwa kurangnya sosialisasi dan promosi menjadi Kelemahan (Weakness-W) dalam evaluasi faktor internal (Internal Factor

Analysis-IFE), sehingga perusahaan sebaiknya mulai meningkatkan program

promosinya dengan tetap mengedepankan peningkatan kualitas. Oleh karena itu, kedepannya diperlukan perbaikan dalam rumusan strategi promosi yang dijalankan perusahaan

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan permasalahan yang akan dianalisa dalam penelitian ini antara lain :


(32)

1. Bagaimanakah aktivitas promosi yang dijalankan perusahaan selama ini? 2. Faktor apakah yang menjadi unsur penyusun strategi promosi perusahaan? 3. Alternatif strategi promosi apakah yang paling tepat dilakukan oleh Kebun

Wisata Pasirmukti, serta bagaimanakah strategi promosi Kebun Wisata Pasirmukti di masa yang akan datang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menganalisis aktivitas promosi yang dijalankan perusahaan selama ini.

2. Menganalisis faktor yang menjadi unsur penyusun strategi promosi perusahaan.

3. Merumuskan alternatif strategi promosi yang paling tepat dan menjadi prioritas utama untuk dijalankan perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu :

1. Sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen Kebun Wisata Pasirmukti dalam menyusun strategi promosinya.

2. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian mengenai strategi promosi.

3. Sebagai bahan rekomendasi bagi penelitian lebih lanjut yang dilakukan di Kebun Wisata Pasirmukti.


(33)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pariwisata

2.1.1. Pengertian Pariwisata

Definisi pariwisata terdapat pada Undang-Undang No. 9/1990 tentang Kepariwisataan pada Bab I pasal 1 mengenai ketentuan umum. Diantara isi pasal adalah sebagai berikut:

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.

2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut

4. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.

5. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.

Menurut Damanik dan Weber dalam Hardiktianingrum (2007), pariwisata dalam arti luas adalah suatu kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri pekerjaan rutin atau mencari suasana yang lain. Sebagai suatu aktivitas, pariwisata telah menjadi bagian terpenting dari kebutuhan dasar masyarakat


(34)

negara maju dan sebagian kecil masyarakat negara berkembang. Pariwisata semakin berkembang sejalan dengan perubahan-perubahan sosial, budaya, ekonomi, teknologi, dan politik.

Perkembangan pariwisata merupakan suatu dampak yang diakibatkan oleh rutinitas pekerjaan dan pola hidup yang cenderung monoton. Sehingga pariwisata menjadi suatu solusi untuk membebaskan masyarakat dari masalah tersebut. Pariwisata juga merupakan suatu fenomena pergerakan manusia, barang, dan jasa yang sangat kompleks. Hal ini juga terkait erat dengan organisasi, hubungan kelembagaan dan individu, kebutuhan layanan, penyediaan kebutuhan layanan, dan sebagainya (Hardiktianingrum dalam Damanik dan Weber, 2006).

Menurut Sutjipta (2006), Pariwisata adalah sebuah sistem yang dibangun dari berbagai subsistem, pembangunan pariwisata haruslah dapat menggerakkan semua subsistem yang membangunnya. Subsistem tersebut berkaitan dengan tuntutan wisatawan dalam sistem pariwisata itu sendiri.

Dari sisi ekonomi, pariwisata dibagi menjadi empat unsur pokok yang saling terkait erat atau menjalin hubungan dalam suatu sistem, yaitu a) permintaan atau kebutuhan; b) penawaran atau pemenuhan kebutuhan pariwisata itu sendiri; c) pasar dan kelembagaan yang berperan memfasilitasi keduanya; dan d) pelaku atau aktor yang menggerakkan ketiga unsur tadi. Pada gambar 1 ditampilkan keterkaitan antara keempat unsur tersebut sebagai sistem pariwisata.


(35)

Gambar 1. Sistem Kepariwisataan

Sumber : Steck dalam Damanik dan Weber 1999 (modifikasi) Pariwisata terbagi menjadi tiga kategori besar segmen pasar dilihat dari sisi permintaan. Pertama, segmentasi psikografis yang memilahkan wisatawan menurut preferensi minat dan interest, misalnya minat pada atraksi budaya asli, kehidupan satwa, dan sebagainya. Kedua, segmentasi geografis dimana wisatawan terbagi-bagi menurut daerah asal yang memiliki perbedaan karakteristik geografis dan memiliki preferensi destinasi wisata berdasarkan daya tarik musim, kawasan topografi. Sebagai contoh, wisata ke daerah tropis, kawasan pantai atau pegunungan. Ketiga, segmentasi pasar berdasarkan karakteristik demografi. Kebutuhan wisata berbeda-beda menurut kategori umur, misalnya kaum remaja lebih menyukai Atraksi hiburan, sedangkan wisatawan lansia lebih menyukai tempat-tempat bersejarah (Wahab, 1992).

Menurut Reimed dan Hawkins dalam Nugroho (2005), yang dimaksudkan dengan produk pariwisata adalah keseluruhan pengalaman termasuk di dalamnya

 

  c c

a b

d e

        

Ket : a) mendorong; b) mengendalikan; c) mempengaruhi ;d) mengembangkan dan memasarkan; e) membeli

Kebijakan Pariwisata

Penawaran Permintaan

Produk


(36)

akomodasi, sumber-sumber alam, hiburan, transportasi, makanan dan minuman, rekreasi, dan daya tarik lainnya.

Pariwisata merupakan faktor penting dalam pengembangan ekonomi, karena kegiatannya mendorong perkembangan beberapa sektor ekonomi nasional misalnya meningkatkan devisa negara melalui wisatawan asing, menggugah industri-industri baru yang berkaitan dengan jasa-jasa wisata, menambah permintaan akan hasil-hasil pertanian karena bertambahnya pemakaian, memperluas pasar barang-barang lokal, menyerap tenaga kerja, dan membantu pembangunan daerah terpencil yang memiliki daya tarik wisata (Wahab 1992).

2.1.2. Pemasaran Pariwisata

Berdasarkan definisinya, pemasaran pariwisata adalah upaya-upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan oleh Organisasi Pariwisata Internasional, dan badan-badan usaha pariwisata, pada taraf internasional, nasional, dan lokal. Pemasaran pariwisata berguna untuk memenuhi kepuasan wisatawan, baik secara kelompok maupun pribadi dengan maksud meningkatkan pertumbuhan pariwisata (Wahab, 1992).

Dalam pemasaran pariwisata, sangat penting untuk mengetahui hubungan antara permintaan dan penawaran dalam pariwisata untuk memahami peranan kegiatan pemasaran dalam pariwisata.


(37)

Seperti halnya produk, pariwisata yang merupakan kategori usaha jasa juga memerlukan kegiatan pemasaran. Peranan kegiatan pemasaran bagi pariwisata sangat penting, yaitu (Hamid dalam Harahap, 2006) :

1. Objek dan produk pariwisata yang dikembangkan sedapat mungkin dimanfaatkan secara terus menerus olah konsumen atau wisatawan dari berbagai pasar. Oleh karenanya informasi mengenai atraksi dan fasilitas wisata yang telah dikembangkan perlu disebarluaskan ke konsumen yang belum mengetahui dan memelihara atau mempertahankan konsumen yang telah menikmati.

2. Agar fasilitas dan jasa-jasa yang ada dapat disesuaikan dengan citra rasa, keinginan, dan harapan wisatawan. Dalam hal ini penelitian dan monitoring sebagai salah satu bagian dari kegiatan pemasaran perlu terus dilaksanakan, agar produk-produk yang akan dikembangkan dapat disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan pasar (wisatawan) yang senantiasa berkembang dan berubah terus.

3. Dengan semakin meningkatnya standar hidup, pendapatan, ilmu pengetahuan, dan teknologi, telah meningkatkan jumlah penduduk yang berkeinginan melakukan perjalanan wisata. Mereka menghendaki informasi yang cukup mengenai objek wisata yang dapat dikunjungi.

Menurut Kotler dalam buku Marketing Plus mengatakan bahwa pemasaran pariwisata (tourism marketing) dibagi menjadi dua kategori, yaitu service

marketing dan place marketing. Service marketing berpegang pada Tiga P, yaitu

presentation, people, dan process. Presentation erat hubungannya dengan


(38)

bangunan hotel, dan lain-lain. People dalam industri jasa adalah orang yang memegang peranan kunci, sebab sebab proses konsumsi terjadi bersamaan dengan proses produksi. Sedangkan process artinya proses yang harus diperhatikan ketika konsumen menikmati sesuatu jasa. Konsumen masa depan menginginkan proses yang lebih cepat, profesional, dan praktis (Kartajaya, 1995).

2.2. Agrowisata

2.2.1. Pengertian Agrowisata

Dalam pengertian sederhana, agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata (database deptan). Dalam pengertian sederhana yang lain, agrotourism didefinisikan sebagai perpaduan antara pariwisata dan pertanian dimana pengunjung dapat mengunjungi kebun, peternakan, kilang anggur untuk membeli produk, menikmati pertunjukan, mengambil bagian dari aktivitas, makan suatu makanan atau melewatkan malam bersama di suatu areal perkebunan atau taman.4

Di Indonesia, Agrowisata atau agrotourism didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian (Utama, 2007).

Sutjipta (2001) juga memberikan definisi terkait agrowisata. Agrowisata adalah sebuah sistem kegiatan yang terpadu dan terkoordinasi untuk


(39)

pengembangan pariwisata sekaligus pertanian, dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan, peningkatan kesejahteraan masyarakat petani.

2.2.2. Tujuan dan Manfaat Agrowisata

Tujuan agrowisata adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous

knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya.5

Pengembangan agrowisata yang sesuai dengan kapabilitas, tipologi, dan fungsi ekologis lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat di sekitarnya akan arti pentingnya kelestarian sumber daya lahan pertanian. Pengembangan agrowisata pada gilirannya akan menciptakan lapangan pekerjaan, karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat pedesaan, sehingga dapat menahan atau mengurangi arus urbanisasi yang semakin meningkat saat ini.

Dalam pengembangan agrowisata, ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh. Manfaat yang dapat diperoleh dari agrowisata antara lain melestarikan sumber daya alam, melestarikan teknologi lokal, dan meningkatkan pendapatan petani atau masyarakat sekitar lokasi wisata.

1. Melestarikan Sumber Daya Alam 4http://farmstop.com. About Agrotourism. Diakses bulan Januari 2008

5http://databasedeptan.go.id. Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani. Diakses bulan 


(40)

Agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada wilayah - wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan. Menyadari pentingnya nilai kualitas lingkungan tersebut, masyarakat/petani setempat perlu diajak untuk selalu menjaga keaslian, kenyamanan, dan kelestarian lingkungannya.

Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-toursm), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan. Oleh karena itu, pengelolaannya harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1) Pengaturan dasar alaminya, yang meliputi kultur atau sejarah yang menarik, keunikan sumber daya biofisik alaminya, konservasi sumber daya alam ataupun kultur budaya masyarakat.

2) Nilai pendidikan, yaitu interpretasi yang baik untuk program pendidikan dari areal, termasuk lingkungan alaminya dan upaya konservasinya.

3) Partisipasi masyarakat dan pemanfaatannya. Masyarakat hendaknya melindungi/menjaga fasilitas atraksi yang digemari wisatawan, serta dapat berpartisipasi sebagai pemandu serta penyedia akomodasi dan makanan.


(41)

4) Dorongan meningkatkan upaya konservasi. Wisata ekologi biasanya tanggap dan berperan aktif dalam upaya melindungi area, seperti mengidentifikasi burung dan satwa liar, memperbaiki lingkungan, serta memberikan penghargaan/falitas kepada pihak yang membantu melindungi lingkungan.

2. Mengkonversi Teknologi Lokal

Keunikan teknologi lokal yang merupakan hasil seleksi alam merupakan aset atraksi agrowisata yang patut dibanggakan. Bahkan teknologi lokal ini dapat dikemas dan ditawarkan untuk dijual kepada pihak lain. Dengan demikian, teknologi lokal yang merupakan indigenous knowleadge itu dapat dilestarikan.

Teknologi lokal seperti Talun Kebun atau Pekarangan yang telah berkembang di masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan salah satu contoh yang bisa ditawarkan untuk agrowisata. Teknologi lokal ini telah terbukti cukup mampu mengendalikan kesuburan tanah melalui pendauran hara secara vertikal. Selain dapat mengefisienkan pemanfaatan hara, teknologi ini juga dapat memanfaatkan energi matahari dan bahan organik in situ dengan baik sesuai dengan tingkat kebutuhan. Dengan demikian, melalui agrowisata kita dapat memahami teknologi lokal kita sendiri, sehingga ketergantungan pada teknologi asing dapat dikurangi.


(42)

3. Meningkatkan Pendapatan Petani dan Masyarakat Sekitar

Selain memberikan nilai kenyamanan, keindahan ataupun pengetahuan, atraksi wisata juga dapat mendatangkan pendapatan bagi petani serta masyarakat di sekitarnya. Wisatawan yang berkunjung akan menjadi konsumen produk pertanian yang dihasilkan, sehingga pemasaran hasil menjadi lebih efisien. Selain itu, dengan adanya kesadaran petani akan arti petingnya kelestarian sumber daya, maka kelanggengan produksi menjadi lebih terjaga yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan petani. Bagi masyarakat sekitar, dengan banyaknya kunjungan wisatawan, mereka dapat memperoleh kesempatan berusaha dengan menyediakan jasa dan menjual produk yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.

2.2.3. Klasifikasi dan Jenis Atraksi Yang Ditawarkan Agrowisata

Pengembangan agrowisata diarahkan dalam bentuk ruangan tertutup (seperti museum), ruangan terbuka (taman atau lansekap), atau kombinasi antara keduanya. Tampilan ruangan agrowisata ruangan tertutup dapat berupa koleksi alat-alat pertanian yang khas dan bernilai sejarah atau naskah dan visualisasi sejarah penggunaan lahan maupun proses pengolahan hasil pertanian.

Agrowisata ruangan terbuka dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai dengan kapabilitas dan tipologi lahan untuk mendukung suatu sistem usahatani yang efektif dan berkelanjutan. Komponen utama pengembangan agrowisata ruangan terbuka dapat berupa flora dan fauna yang dibudidayakan


(43)

maupun liar, teknologi budidaya dan pasca panen komoditas pertanian yang khas dan bernilai sejarah, atraksi budaya pertanian setempat, dan pemandangan alam berlatarbelakang pertanian dengan kenyamanan yang dapat dirasakan. Agrowisata ruangan terbuka dapat dilakukan dalam dua versi/pola, yaitu alami dan buatan.

 

1. Agrowisata Ruang Terbuka Alami.

Objek agrowisata ruang terbuka alami ini berada pada areal dimana kegiatan tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai dengan kehidupan keseharian mereka. Masyarakat melakukan kegiatannya sesuai dengan kehidupan keseharian mereka. Masyarakat melakukan kegiatannya sesuai dengan apa yang biasa mereka lakukan tanpa ada pengaturan dari pihak lain. Untuk memberikan tambahan kenikmatan kepada wisatawan, atraksi –atraksi spesifik yang dilakukan oleh masyarakat dapat lebih ditonjolkan, namun tetap menjaga nilai estetika alaminya. Sementara fasilitas fasilitas pendukung untuk pengamanan wisatawan tetap disediakan sejauh tidak bertentangan denagan kultur dan estetika asli yang ada, seperti sarana transportasi, tempat berteduh, sanitasi, dan keamanan dari binatang buas. Contoh agrowisata terbuka alami adalah kawasan suku Baduy di Pandeglang dan Suku Naga di Tasikmalaya, Jawa Barat, Suku Tengger di Jawa Timur, Bali dengan teknologi subaknya, dan Papua dengan berbagai pola atraksi untuk budi daya umbi-umbian.


(44)

2. Agrowisata Ruang Terbuka Buatan

Kawasan agrowisata ruang terbuka buatan ini dapat didesain pada kawasan-kawasan spesifik, namun belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat adat. Tata ruang peruntukan lahan diatur sesuai dengan daya dukungnya dan komoditas pertanian yang dikembangkan memiliki nilai jual untuk wisatawan. Demikian pula teknologi yang diterapkan diambil dari budaya masyarakat lokal yang ada, diramu sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan produk ataraksi agrowisata yang menarik. Fasilitas pendukung untuk akomodasi wisatawan dapat disediakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern, namun tidak mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada. Kegiatan wisata ini dapat dikelola oleh suatu badan, sedang pelaksana atraksi parsialnya tetap dilakukan oleh petani lokal yang memiliki teknologi yang diterapkan.

2.2.4. Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Keberhasilan Agrowisata

Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan keberhasilan suatu agrowisata. Dalam kaitannya dengan atraksi yang ditawarkan sebagai obyek wisata, Utama (2007) mengidentifikasikan faktor-faktor tersebut sebagai berikut:

1. Kelangkaan.

Jika wisatawan melakukan wisata di suatu kawasan agrowisata,wisatawan mengharapkan suguhan hamparan perkebunan atau taman yang mengandung unsur kelangkaan karena tanaman tersebut sangat jarang ditemukan pada saat ini.


(45)

2. Kealamiahan

Agrowisata merupakan jenis obyek wisata yang mengandalkan keindahan panorama atau lingkungan alaminya. Sehingga sifat kealamiahan atraksi agrowisata, juga sangat menentukan keberlanjutan dari agrowisata yang dikembangkan. Jika obyek wisata tersebut telah tercemar atau penuh dengan hal yang sifatnya tidak alamiah , pengunjung akan merasa tidak puas dan enggan untuk berkunjung kembali.

3. Keunikan

Keunikan dalam hal ini adalah sesuatu yang benar-benar berbeda dan tidak ditemui di tempat lain. Keunikan yang ada dapat berupa budaya, tradisi, dan teknologi lokal, atau atraksi dan paket wisata yang ditawarkan.

4. Pelibatan Tenaga Kerja

Agar manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat setempat, pengembangan agrowisata hendaknya dapat berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja dari masyarakat dimana agrowisata tersebut didirikan.

5. Optimalisasi Penggunaan Lahan

Pengembangan agrowisata hendaknya dapat mengelola penggunaan lahan secara optimal sesuai dengan kapasitasnya. Tetapi dalam pengelolaannya juga harus diperhatikan agar tidak mengarah pada eksploitasi lahan secara berlebihan.

6. Keadilan dan Pertimbangan Pemerataan

Pengembangan agrowisata harus dapat menggerakkan perekonomian masyarakat secara keseluruhan, baik masyarakat petani/lokal, penanam


(46)

modal/investor, dan regulator. Hal ini dapat dilakukan dengan koordinasi didalam pengembangan secara detail dari input-input yang ada.

7. Penataan kawasan

Agrowisata pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan yang mengintegrasikan sistem pertanian dan sistem pariwisata sehingga membentuk kawasan obyek wisata yang menarik.

Sedangkan menurut Spillane dalam Utama (2007), untuk dapat mengembangkan suatu kawasan menjadi kawasan pariwisata (termasuk juga agrowisata) ada lima unsur yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Attraction (atraksi). Dalam konteks pengembangan agrowisata, atraksi yang

dimaksud adalah hamparan kebun/lahan pertanian, keindahan alam, keindahan taman, budaya petani tersebut serta segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas pertanian tersebut.

2. Facilities (fasilitas). Fasilitas yang diperlukan mungkin berupa penambahan

sarana umum, telekomunikasi, hotel dan restoran pada sentra-sentra pasar.

3. Infrastructure. Infrastruktur yang dimaksud dalam bentuk sistem pengairan,

jaringan komunikasi, fasilitas kesehatan, terminal pengangkutan, sumber listrik dan energi, sistem pembuangan kotoran/pembuangan air, jalan raya, dan sistem keamanan.

4. Transportation (transportasi). Unsur tranportasi meliputi sistem tranportasi

umum, sistem keamanan penumpang, sistem informasi perjalanan, tenaga kerja, kepastian tarif, dan peta kota atau obyek wisata.


(47)

5. Hospitality (keramah-tamahan). Keramah-tamahan masyarakat ataupetugas di obyek wisata akan menjadi cerminan keberhasilan sebuah sistem pariwisata yang berhasil

2.3. Hasil Penelitian Terdahulu

2.3.1. Penelitian di Kebun Wisata Pasirmukti

Oktaviani (2006) dalam penelitiannya yang berjudul ”Analisis Kepuasan Pengunjung Terhadap Kinerja Kebun Wisata Pasir Mukti dan Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran” menggunakan Metode Deskriptif, Important

Performance Analysis (IPA) Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) dan Analisis

Varian Rangking Dua Arah Friedman dalam penelitiannya. Berdasarkan penelitiannya, atribut promosi dan sarana promosi memiliki tingkat kepentingan yang tinggi akan tetapi kinerjanya masih dinilai rendah oleh responden sehingga perbaikan terhadap atribut promosi ini perlu dilakukan dengan segera (prioritas utama).

Aryanto (2006) dalam penelitiannya yang berjudul ”Analisis Strategi Pengembangan Kebun Wisata Pasirmukti (KaWePe) Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor” menggunakan IFE, EFE, IE, SWOT, dan QSPM dalam penelitiannya. Berdasarkan penelitiannya, kurangnya sosialisasi dan promosi menjadi Kelemahan (Weakness-W) dalam evaluasi faktor internal (Internal Factor

Analysis-IFE), sehingga perusahaan sebaiknya mulai meningkatkan program


(48)

Feby Suharti (2007) dalam penelitiannya yang berjudul ”Analisis Permintaan dan Surplus Konsumen Kebun Wisata Pasirmukti dengan Metode Biaya Perjalanan” menggunakan analisis regresi berganda dan Travel Cost Methode (TCM) dalam penelitiannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik wisatawan domestik yang berkunjung ke Kebun Wisata Pasirmukti, menduga fungsi permintaan Kebun Wisata Pasirmukti dengan metode biaya perjalanan, dan menduga nilai manfaat berdasarkan nilai surplus konsumen yang diperoleh pengunjung dengan metode biaya perjalanan.

Berdasarkan penelitiannya, karakteristik pengunjung Kebun Wisata Pasirmukti tahun 2007 menunjukkan bahwa responden perempuan (70%) lebih dominan daripada laki-laki (30%). Sebagian besar pengunjung berpendidikan/lulusan S1 (38%) dan bekerja sebagai pegawai swasta (34%), dengan tingkat pendapatan responden sebagian besar adalah antara Rp. 6.000.000,- sampai Rp. 24.000.000,- (36%). Mayoritas responden datang berkunjung untuk berekreasi (66%), mereka datang secara berkelompok (60%) yang beranggotakan lebih dari 2 orang dengan menggunakan kendaraan pribadi/mobil sebagai alat transportasinya.

Berdasarkan penelitian diketahui pula bahwa biaya perjalanan responden berpengaruh negatif dan nyata terhadap frekuensi kunjungan. Hal tersebut sesuai dengan yang diharapkan (sesuai dengan hipotesis). Variabel yang bernilai positif dan berpengaruh nyata pada taraf 15% adalah pendapatan, jarak tempuh, pengetahuan responden terhadap Kebun Wisata Pasirmukti. jumlah rekreasi selama satu tahun, daya tarik lokasi, dan status hari. Sedangkan variabel yang


(49)

bernilai negatif adalah umur, jumlah rombongan, tempat rekreasi alternatif, dan jenis kelamin.

Surplus konsumen yang diperoleh pengunjung adalah sebesar Rp.7.478,00. Dengan menggunakan jumlah kunjungan selama satu tahun, yaitu mulai Juli 2006 sampai Juni 2007-saat penelitian berlangsung, maka diperoleh surplus konsumen total sebesar Rp.675.582.902,00. Nilai lokasi yang diperoleh adalah sebesar 1.667.964.410,00. Nilai surplus konsumen tersebut cukup besar, hal ini mengindikasikan bahwa pengelola Kebun Wisata Pasirmukti dapat menambah sarana rekreasinya

.

2.3.2. Penelitian Mengenai Strategi Promosi.

Putra (2007) dalam penelitiannya yang berjudul ”Analisis Efektivitas Strategi Promosi Terhadap Nilai Penjualan Produk Pestisida Pada PT AGRICON Ltd” menggunakan EPIC Model dan Analisa Regresi Linear Berganda dalam penelitiannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT Agricon Ltd selama ini, menganalisis efektivitas kegiatan promosi Sekolah Lapang Agricon yang dijalankan PT Agricon Ltd di tingkat petani, dan menganalisis efektivitas strategi promosi dengan membandingkan peningkatan nilai penjualan terhadap biaya promosi yang dikeluarkan.

Berdasarkan penelitiannya, kegiatan promosi yang dijalankan PT Agricon Ltd selama ini adalah melalui periklanan, promosi penjualan pada konsumen akhir, promosi penjualan pada pedagang perantara, humas dan publisitas, serta melalui pemasaran langsung. Salah satu bentuk promosi penjualan pada


(50)

konsumen akhir adalah melalui program Sekolah Lapang Agricon (SLA). Pengukuran efektivitas kegiatan promosi produk-produk Agricon Ltd dengan Sekolah Lapang Agricon menunjukkan tingkat yang efektif. Jadi konsumen menilai promosi yang dilakukan efektif. Dalam penelitiannya pula diperoleh hasil bahwa biaya promosi yang dikeluarkan berkorelasi kuat terhadap nilai penerimaan penjualan serta berhubungan positif dan searah dengan nilai penjualan perusahaan. Dengan demikian, peningkatan biaya promosi yang dikeluarkan perusahaan efektif untuk meningkatkan nilai penjualan.

Nugroho (2003) dalam penelitiannya yang berjudul ”Penerapan Metode Proses Hirarki Analitik Dalam Penyusunan Strategi Promosi Nata de Coco Pada PT. Halilintar Bahana Prima (BHP) , Jakarta” menggunakan Proses Hirarki Analitik (PHA) dalam penelitiannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk dan tujuan utama kegiatan promosi yang dilakukan PT BHP, menganalisis faktor yang paling berpengaruh dan menjadi unsur penyusun strategi promosi perusahaan, serta merumuskan alternatif strategi promosi yang paling tepat untuk dilakukan sesuai dengan kendala yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki perusahaan.

Berdasarkan penelitiannya, kegiatan promosi yang dilakukan PT HBP selama ini meliputi periklanan (iklan di surat kabar, spanduk, dan brosur), promosi penjualan (kupon, pameran, diskon harga, dan kuantitas), pemasaran langsung (telepon dan internet), personal selling (kanvasing dan ordering sample), dan humas (membina hubungan baik dengan pihak terkait, standarisasi produk bersama, dan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan). Faktor anggaran merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh dalam penyusunan strategi promosi.


(51)

Sedangkan faktor lainnya berturut-turut pesaing, konsumen, karakteristik pasar, diferensiasi produk, karakteristik produk, positioning produk, dan daur hidup produk. Dari hasil perhitungan metode AHP pula diperoleh jawaban, bahwa alternatif strategi promosi yang mendapat prioritas utama utama untuk dijalankan PT. HBP saat ini adalah menitikberatkan pada promosi penjualan kepada distributor. Strategi promosi yang mendapat prioritas berikutnya berturut-turut direct selling dan pemasaran secara pribadi, periklanan dan pameran, serta tidak melakukan perubahan strategi promosi sebagai alternatif terakhir.

Novadrianto (2006) dalam penelitiannya yang berjudul ”Analisis Pengambilan Keputusan Strategi Promosi Buku Pada PT Gramedia Pustaka Utama (Studi Kasus pada Sebuah Buku Kategori Personal Finance)”menggunakan Proses Hirarki Analitik (PHA) dalam Penelitiannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji bentuk kegiatan promosi yang dilakukan PT Gramedia Pustaka Utama (GPU), menganalisa tujuan utama kegiatan promosi, melakukan analisis terhadap berbagai faktor yang menjadi penyusun pengambilan keputusan strategi promosi, serta merekomendasikan alternatif strategi promosi yang tepat untuk perusahaan melalui pendekatan Proses Hirarki Analitik.

Melalui penelitiannya, diketahui bahwa tujuan utama perusahaan melakukan kegiatan promosi adalah untuk meningkatkan penjualan. Sedangkan tujuan lainnya adalah menginformasikan keberadaan produk, mempertahankan

image perusahaan, menghadapi pesaing, dan memperluas pangsaa pasar.

Faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam penyusunan strategi promosi perusahaan secara berurutan adalah bauran pemasaran selain promosi, anggaran, karakteristik produk, daur hidup produk, dan kosumen. Sedangkan faktor pesaing menjadi


(52)

menjadi prioritas terakhir perusahaan dalam menyusun strategi promosinya. Sedangkan dalam alternatif strategi promosi, kegiatan promosi penjualan mendapat prioritas utama untuk dijalankan saat ini. Prioritas berikutnya untuk alternatif strategi promosi yang akan dijalankan adalah kegiatan humas dan publisitas, periklanan melalui media, penjualan pribadi (personal selling), dan pemasaran langsung (direct marketing).

Andhika (2005) melakukan penelitian yang berjudul ”Analisis Strategi Promosi Pupuk NPK Kujang pada PT Pupuk Kujang Cikampek Jawa Barat”. Penelitian ini menggunakan Proses Hirarki Analitik (PHA). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk kegiatan promosi yang dijalankan PT Pupuk Kujang dalam mempromosikan pupuk NPK, merumuskan faktor yang paling berpengaruh dalam menyusun strategi promosi pupuk NPK PT Pupuk Kujang, serta menyusun rekomendasi perusahaan yang berkaitan dengan penentuan alternatif strategi promosi yang paling tepat bagi perusahaan sesuai dengan kendalan dan pendukung yang dimiliki perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitiannya, PT Pupuk Kujang telah melakukan strategi promosi NPK Kujang yang terdiri dari periklanan, promosi penjualan, humas dan publisitas, personal selling, dan juga pemasaran langsung. Kelima bauran promosi telah dijalankan dengan baik, walaupun setiap bauran promosi dilakukan dengan kuantitas yang berbeda-beda.

Melalui hasil analisis dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA) diketahui tujuan utama dari kegiatan promosi NPK Kujang yaitu meningkatkan penjualan. Faktor yang paling berpengaruh dalam penyusunan


(53)

strategi promosi NPK Kujang yaitu pelanggan, kemudian diikuti dengan faktor anggaran, pesaing, bauran pemasaran, karakteristik produk, karakteristik pasar, daur hidup produk. Dari hasil analisis PHA juga diketahui bahwa perusahaan mempunyai lebih banyak faktor pendukung yang dapat memudahkan bagi promosi NPK Kujang. Salah satunya adalah pendukung perusahaan yaitu sub pendukung fasilitas yang diberikan perusahaan dalam melakukan promosi NPK Kujang. Maka alternatif strategi promosi NPK Kujang yang tepat saat ini berdasarkan pendukung fasilitas perusahaan yaitu melalui kegiatan promosi penjualan.

2.3.3. Penelitian Mengenai Strategi Promosi Agrowisata

Nugroho (2007) dalam penelitiannya yang berjudul ”Analisis Strategi Promosi Agrowisata Taman Wisata Mekarsari, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat” menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam penelitiannya. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan kegiatan promosi yang paling sesuai untuk target operasi promosi potensial Taman Wisata Mekarsari, yaitu sekolah dan institusi. Penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor kendala dan pendukung perusahaan dalam menentukan strategi promosi, serta merumuskan strategi promosi yang sesuai berdasarkan kendala dan pendukung yang ada.

Berdasarkan penelitiannya, kegiatan promosi yang paling sesuai untuk pangsa pasar potensial yaitu sekolah dan institusi adalah dengan mengadakan


(54)

melakukan kegiatan promosi adalah keterbatasan dana, promosi pesaing, dan

image Taman Buah Mekarsari. Sedangkan faktor pendukung yang dimiliki

perusahaan antara lain pendukung perusahaan, yang terdiri dari image produk, fasilitas promosi, dan hubungan baik dengan pihak lain; pendukung manajemen, yang terdiri dari SDM dan data; serta pendukung produk yang terdiri dari keunikan, harga, dan pelayanan. Dalam prioritas alternatif strategi bauran promosi, personel selling dan direct marketing menempati prioritas utama sebagai alternatif keputusan. Alternatif berikutnya adalah aktivitas public relation (publisitas). Alternatif ketiga adalah meningkatkan kuantitas kegiatan promosi yang dijalankan saat ini. Alternatif keempat dan kelima masing-masing adalah periklanan dan promosi penjualan. Tidak melakukan perubahan strategi promosi menjadi prioritas terakhir dari alternatif strategi bauran promosi yang akan digunakan perusahaan.

Ambinari (2007) dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengkajian Terhadap Strategi Promosi Ekowisata di Taman Nasional Gunung Halimun” menggunakan Proses Hirarki Analitik (PHA) dalam penelitiannya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap kegiatan promosi yang telah dilaksanakan, serta menyusun strategi promosi kegiatan ekowisata di Taman Nasional Gunung Halimun.

Berdasarkan hasil penelitiannya, promosi yang dilakukan selama ini di Taman Nasional Gunung Halimun lebih banyak dilakukan secara iklan serta cara humas. Melalui PHA, diketahui bahwa urutan prioritas pemilihan komponen bauran promosi adalah sebagai berikut : iklan dan penjualan pribadi menempati urutan pertama, kemudian kemudian hubungan masyarakat dan yang terakhir


(55)

adalah promosi penjualan. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penentuan strategi promosi yaitu karakteristik pasar, karakteristik produk, dana dan sumber daya manusia memiliki bobot yang sama sehingga harus mendapat perhatian yang seimbang.

Dalam penelitian ini juga dirumuskan strategi promosi ekowisata di Taman Nasional Gunung Halimun di masa yang akan datang. Kegiatan promosi ekowisata di Taman Nasional Gunung Halimun di masa yang akan datang tetap harus memperhatikan semua komponen bauran promosi tapi dengan proporsi sesuai hasil diatas. Selain itu, perlu dibuat paket-paket ekowisata dengan memanfaatkan hasil penelitian yang pernah dilakukan di Taman Nasional Gunung Halimun, baik yang berkaitan dengan flora, fauna, maupun budaya masyarakat lokal. Kerjasama dengan berbagai pihak yang lain juga perlu ditingkatkan.

Secara ringkas, perbandingan dari hasil penelitian terdahulu ditampilkan pada Tabel. 4 dibawah ini.

Tabel 4. Hasil Penelitian Terdahulu

No. Judul Tahun Peneliti Alat Analisis Hasil

1. ”Analisis Kepuasan Pengunjung Terhadap Kinerja Kebun Wisata Pasirmukti dan Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran” menggunakan Metode Deskriptif, 2006 Riandina Wahyu Oktaviani Metode Deskriptif, Important Performance Analysis

(IPA) Indeks

Kepuasan Pelanggan (IKP) dan Analisis Varian Rangking

Atribut promosi dan sarana promosi memiliki tingkat kepentingan yang tinggi akan tetapi kinerjanya masih dinilai rendah oleh responden sehingga perbaikan terhadap atribut promosi ini perlu dilakukan dengan segera


(56)

Dua Arah Friedman

(prioritas utama).

2 ”Analisis Strategi

Pengembangan Kebun Wisata Pasirmukti (KaWePe) Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor”

2006 Yugo Tri

Aryanto

IFE, EFE, IE, SWOT, dan QSPM

Kurangnya sosialisasi dan promosi menjadi Kelemahan

(Weakness-W) dalam

evaluasi faktor internal (Internal

FactorAnalysis-IFE), sehingga perusahaan sebaiknya mulai meningkatkan program promosinya dengan tetap mengedepankan peningkatan kualitas. 3 ”Analisis Permintaan dan Surplus Konsumen Kebun Wisata Pasirmukti dengan Metode Biaya Perjalanan” menggunakan analisis regresi berganda dan Travel Cost Methode (TCM)

2007 Feby Suharti Analisis

regresi

berganda dan Travel Cost Methode

(TCM)

1. Biaya perjalanan responden

berpengaruh negatif dan nyata terhadap frekuensi kunjungan. 2. Surplus konsumen yang diperoleh pengunjung adalah sebesar Rp.7.478,00. Dengan menggunakan jumlah kunjungan selama satu tahun (Juli 2006-Juni 2007)-saat penelitian berlangsung, maka diperoleh surplus konsumen total sebesar Rp.675.582.902,00. Nilai lokasi yang diperoleh adalah sebesar


(57)

4 ”Penerapan

Metode Proses Hirarki Analitik Dalam Penyusunan Strategi Promosi Nata de Coco Pada PT. Halilintar Bahana Prima (BHP) , Jakarta”

2003 Andhi Jatmiko Nugroho Metode Proses Hirarki Analitik Proses Hirarki Analitik (PHA)

1. Faktor anggaran merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh dalam penyusunan strategi promosi

2. Alternatif strategi promosi yang mendapat prioritas utama utama untuk dijalankan PT. HBP saat ini adalah menitikberatkan pada promosi penjualan kepada distributor. Strategi promosi yang mendapat prioritas berikutnya berturut-turut direct selling dan pemasaran secara pribadi, periklanan dan pameran, serta tidak melakukan perubahan strategi promosi sebagai alternatif terakhir. 5 ”Analisis Efektivitas Strategi Promosi Terhadap Nilai Penjualan Produk Pestisida Pada PT AGRICON Ltd”

menggunakan EPIC Model dan Analisa Regresi Linear Berganda 2007 Muhammad Hadid Putra EPIC Model dan Analisa Regresi Linear Berganda

1. Kegiatan promosi produk-produk Agricon Ltd dengan Sekolah Lapang Agricon menunjukkan tingkat yang efektif.. 2. Biaya promosi yang dikeluarkan

berkorelasi kuat terhadap nilai

penerimaan penjualan serta berhubungan positif dan searah dengan nilai penjualan


(1)

Selain melalui bahan-bahan cetakan, bahan-bahan instruksi melalui media internet tetap dilaksanakan melalui website KaWePe. Perusahaan juga perlu mensosialisasikan alamat websitenya pada konsumen. Penggunaan website sebagai bahan instruksi saat ini menjadi penting, karena gaya hidup masyarakat di kota besar seperti Jakarta yang menginginkan kemudahan dan kecepatan dalam mengakses segala sumber informasi membuat internet menjadi alternatif terbaik.

6.4.5. Desain Korporat

Promosi melalui media desain korporat dapat dilakukan dengan menggunakan logo dan maskot KaWePe, serta logo Agropintar. KaWePe harus memperkenalkan logo dan maskot KaWePe, logo Agropintar, serta penggunaan kata “KaWePe” sebagai identitas perusahaan pada pengunjung KaWePe. Hal ini bisa dilakukan oleh pemandu atau petugas yang lain. Berdasarkan pengalaman

Promosi melalui media desain korporat dengan perangko berlogo KaWePe tetap dilaksanakan. Penggunaan perangko berlogo KaWePe untuk setiap aktivitas surat menyurat perusahaan dapat menjaga hubungan dengan berbagai relasi dan menguatkan citra KaWePe. Selain melalui perangko yang selama ini sudah dilakukan, promosi melalui media desain korporat dapat dilakukan dengan media stiker berlogo KaWePe atau Agropintar. Stiker ini dapat dibagikan secara cuma-cuma kepada pengunjung, khususnya yang pengunjung yang mengikuti paket wisata Agropintar. Dengan stiker berlogo KaWePe atau agropintar, diharapkan bisa menimbulkan keinginan dari pengunjung untuk datang kembali ke KaWePe, selain juga sebagai media promosi untuk konsumen yang belum pernah berkunjung ke KaWePe.


(2)

Cendera mata berlogo KaWePe juga merupakan salah satu media promosi desain korporat yang dapat digunakan. KaWePe dapat menjual berbagai cendera mata dengan logo KaWePe kepada konsumen di Pondok Ole-Ole. Cendera mata juga dapat diberikan secara cuma-cuma kepada tamu undangan, pada saat KaWePe mengadakan suatu acara yang mengundang pihak luar. Kedepannya, logo atau maskot KaWePe atau logo Agropintar sebaiknya dicantumkan pada seluruh perlengkapan perusahaan, seperti pada alat tulis, pakaian seragam karyawan, kendaraan operasional perusahaan, dan perlengkapan perusahaan lainnya. Hal ini dilakukan untuk memberikan identitas khusus perusahaan yang mudah dikenali oleh konsumen.

6.4.6. Periklanan

Meskipun mendapat porsi paling kecil, aktivitas promosi melalui periklanan tetap dilaksanakan terutama iklan di media cetak. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah efektifitas dari periklanan tersebut, karena aktivitas periklanan di media cetak membutuhkan dana yang cukup besar. Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah waktu pemasangan iklan. Untuk iklan di media cetak khususnya surat kabar harian, sebaiknya dilakukan pada hari libur kerja yaitu Sabtu atau Minggu. Pada hari tersebut pembaca surat kabar lebih punya banyak waktu untuk melihat berbagai informasi di surat kabar ternasuk iklan. Sedangkan pada hari kerja waktunya lebih terbatas, sehingga tidak sempat melihat informasi iklan dan lebih banyak melihat informasi berita.

Selain waktu, hal lain yang perlu diperhatikan adalah isi pesan dan tampilan iklan. Isi pesan harus dibuat sederhana, tetapi mudah dimengerti oleh pembaca. Visualisasi iklan diusahakan semenarik mungkin dan tampak berbeda


(3)

dengan iklan lainnya. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah menonjolkan kata “Agropintar”, karena disamping merupakan produk unggulan dari KaWePe, kata tersebut juga terlihat unik sehingga dapat menarik perhatian pembaca.

Selain media cetak, periklanan juga dapat dilakukan melalui media luar ruang, seperti billboard atau papan reklame. Papan reklame yang sudah ada saat ini letaknya sudah cukup strategis, yaitu di jalan raya menuju obyek KaWePe. Tetapi papan reklame tersebut harus tetap dijaga kebersihannya agar tetap menarik dan terlihat. Apabila KaWePe akan menambah papan reklame, sebaiknya ditempatkan di tempat lain yang lebih strategis dengan ukuran lebih besar dan tampilan lebih menarik. Tetapi hal ini juga harus diperhitungkan dengan anggaran yang dimiliki perusahaan.


(4)

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Promosi yang telah dilaksanakan oleh KawePe telah menggunakan semua komponen bauran promosi, yaitu komunikasi personal, periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, bahan-bahan instruksi, dan desain korporat. Dalam menyusun strategi promosinya, perusahaan sangat memperhatikan faktor anggaran yang tersedia untuk strategi promosi.

2. Faktor utama yang menjadi unsur penyusun strategi promosi perusahaan adalah faktor anggaran. Faktor lainnya adalah karakteristik pasar, karakteristik produk, pelanggan, pesaing, daur hidup produk, dan bauran pemasaran lainnya.

3. Melalui AHP diketahui bahwa alternatif strategi promosi yang paling tepat dan menjadi prioritas utama untuk dijalankan perusahaan.adalah menitikberatkan pada media komunikasi personal. Urutan prioritas alternatif berikutnya adalah hubungan masyarakat, promosi penjualan, bahan-bahan instruksi, desain korporat, dan periklanan. Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa alternatif strategi promosi paling tepat menurut konsumen KaWePe adalah komunikasi personal. Hal ini berarti sesuai dengan alternatif strategi promosi paling tepat menurut analisis AHP. Kegiatan promosi KaWePe di masa yang akan datang tetap harus


(5)

memperhatikan semua komponen bauran promosi tapi dengan proporsi sesuai dengan hasil di atas.

7. 2. Saran

1. Perlu dilakukan pelatihan presentasi bagi karyawan agar presentasi langsung yang dilakukan karyawan untuk mempromosikan KaWePe menjadi lebih efektif untuk menarik pengunjung.

2. Media internet sebaiknya mulai dioptimalkan untuk aktivitas promosi perusahaan, misalnya dengan mengirim surat elektronik kepada konsumen potensial yang berisi profil dan penawaran paket wisata KaWePe.

3. Dalam memilih media promosi KaWePe harus memperhatikan efektifitas media tersebut dan memperhitungkan anggaran dana yang dimiliki oleh perusahaan.

4. Kerjasama dengan berbagai pihak terutama dengan media massa yang selama ini telah terjalin harus ditingkatkan. Pihak-pihak tersebut merupakan mitra utama KaWePe dalam menjalankan strategi promosi perusahaan.

5. Fasilitas pendukung yang ada di KaWePe harus tetap dijaga sebaik mungkin agar konsumen merasa nyaman berkunjung ke KaWePe. Hal ini penting dilakukan untuk menjaga citra perusahaan di mata konsumen.

6. Keunikan yang telah dimiliki harus tetap dijaga karena merupakan hal yang paling menarik bagi konsumen.

7. Inovasi produk harus terus dilakukan dengan menjaga faktor keunikan produk yang tidak dimiliki di tempat lain. Produk berupa paket dan wisata yang ditawarkan di KaWePe harus menjaga unsur pendidikan dan pengenalan


(6)

pertanian, karena hal itulah yang membedakan KaWePe dengan Obyek wisata agro yang lain.