1
I P
ENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat pada umumnya hanya mengetahui telur ayam sebagai salah satu sumber protein hewani pelengkap gizi pada makanan, dan sebagian
menggunakan dalam campuran jamu untuk menambah tenaga dan kebugaran. Namun sebenarnya ada potensi lain dari telur ayam untuk dapat digunakan
memproduksi antibodi zat kebal terhadap penyakit. Zat kebal didalam darah ayam dapat di transfer kedalam kuning telurnya, dan secara alamiah anak ayam dapat
terlindung dari infeksi penyakit. Kekebalan ini yang dikenal dengan maternal antibodi. Imunoglobulin ayam yang terbentuk dalam darah sebagai akibat paparan
antigen mudah ditransfer ke dalam kuning telur dan dikenal dengan nama IgY Yolk Immunoglobulin.
Menurut Warr et al 1995 IgY memiliki fungsi biologis yang sama dengan IgG mamalia. Beberapa keuntungan teknologi IgY sebagai produsen antibodi yaitu :
a Biaya pemeliharaan ayam relatif lebih murah, b Kandungan IgY tinggi di dalam telur dan dapat diproduksi dalam jumlah besar, c IgY menghasilkan respon imun
yang lebih spesifik dan tidak memiliki efek samping karena tidak bereaksi dengan Ig G mamalia dan reseptor serta telur memiliki daya simpan lebih lama Mary 1994;
Akita dan Nakai 1993, d Jarak filogenik antara unggas dan mamalia sangat jauh sehingga tidak menunjukkan reaksi silang dengan komponen jaringan mamalia.
Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh IgY akan menjadi hal yang mendukung potensi ayam sebagai inang untuk memproduksi IgY spesifik terhadap antigen
tertentu sehingga dapat digunakan sebagai perangkat imunodiagnostik dan imunoterapi.
Penggunaan Ig Y spesifik, bermanfaat bagi pengobatan atau terapi serta dapat dikembangkan untuk tujuan imunodiagnostik seperti pembuatan konjugat
untuk Western Blot, ELISA, dan reaksi imunopresipitasi. Di Indonesia sendiri telah dilakukan beberapa penelitian mengenai Ig Y diantaranya Ig Y sebagai anti tetanus
Suartha 2006, sebagai anti adhesin pada pembentukan biofilm Chismirina 2006, sebagai anti EPEC Rawendra 2005; Mustopa 2004. Ig Y spesifik yang terkandung
2
dalam telur ayam ini diharapkan dapat menghambat adhesi dan menekan
pertumbuhan bakteri.
Mutan streptococcus MS terutama S. mutan serotipe c, e, f dan S. sobrinus serotipe d, g merupakan pemicu utama terjadinya plak dan karies gigi pada
manusia Michael et al. 1990, Seminario et al. 2005. Di dalam mulut, bakteri, sisa makanan, dan saliva menyatu membentuk plak yang menempel pada gigi. Plak
mulai menyatu dengan gigi sekitar 20 menit setelah makan, jika plak tidak dibersihkan secara rutin maka akan timbul karies. Karies gigi kavitasi adalah
daerah yang membusuk di dalam gigi, yang terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email permukaan gigi sebelah luar yang keras dan terus
berkembang ke bagian dalam gigi. Karies gigi yang tidak tertangani akan menghancurkan struktur internal gigi dan memicu keropos gigi Kapner 2003.
Karies dapat diobati dengan cara : mengubah kondisi mikroflora dengan menggunakan chlorhexidine dan flouride, mengurangi konsumsi gula dan sukrosa,
mengurangi jumlah makan, serta meningkatkan salivary flow, dan diharapkan di masa depan pengobatan karies dapat menggunakan antibodi spesifik Mount
Hume 2006.
1.2 Tujuan Penelitian