Uji ninhidrin menunjukkan hasil positif pada lamun yang diekstrak dengan pelarut metanol, artinya lamun mengandung senyawa asam amino dan dapat larut
pada pelarut metanol. Hasil uji ninhidrin sesuai dengan hasil penelitian Setyati et al. 2005 yang memaparkan Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii
mengandung asam amino sebesar 7,65 dan 8,35. Uji fitokimia yang dilakukan menunjukan bahwa Enhalus acoroides dan
Thalassia hemprichii yang dikoleksi dari Pulau Pramuka, DKI Jakarta mengandung senyawa bioaktif golongan flavonoid. Senyawa bioaktif golongan
flavonoid selama ini diduga memiliki potensi sebagai bahan bioantifouling Anonimus 1995 in Arlyza 2007. Uji ini menunjukan bahwa Enhalus acoroides
Thalassia hemprichii memiliki potensi sebagai bioantifouling.
4.4. Toksisitas Senyawa Bioaktif Lamun
Hasil uji toksisitas yang dilakukan terhadap hewan uji Artemia salina menunjukkan hasil yang beragam tingkat toksisitasnya, dapat dilihat pada Tabel 6.
Nilai hasil uji toksisitas tersebut diperoleh dengan menggunakan nilai konsentrasi ekstrak lamun dan mortalitas hewan uji Lampiran 2. Kedua besaran nilai
tersebut kemudian dikonversi menjadi bilangan logaritma dengan bantuan tabel probit Lampiran 3, lalu dihitung dan diregresikan untuk memperoleh nilai LC
50
Lampiran 4, sehingga diperoleh bentuk grafik yang sigmoid. Konsentrasi ekstrak lamun yang diaplikasikan terhadap organisme uji
Artemia salina adalah 10, 100, 500, dan 1000 ppm. Data log konsentrasi ekstrak lamun dan mortalitas probit A. salina yang diperoleh kemudian dihubungkan dan
dilihat korelasinya dengan grafik regresi Gambar 16. Melalui persamaan dari grafik regresi yang terbentuk, diperoleh nilai toksisitas LC
50
Tabel 6. Nilai toksisitas LC
50
tertinggi diperoleh dari ekstrak n-heksana Enhalus acoroides, yaitu 1309,42 ppm, sementara nilai terendah diperoleh dari ekstrak metanol Enhalus
acoroides, yaitu 5,74 ppm. Hal ini menujukkan bahwa ekstrak n-heksana Enhalus acoroides bersifat tidak toksik, sementara ekstrak metanol Enhalus acoroides
bersifat sangat toksik Meyer et al. 1982.
67
Tabel 6 Nilai toksisitas ekstrak lamun terhadap hewan uji Artemia salina
Ekstrak n –
heksana Konsentrasi
ppm Log
Konsentrasi Persen
Mortalitas Prob
it LC50
ppm
T. hemprichii 10
1 13,33
3,87 707,22
100 2
23,33 4,26
500 2,7
36,67 4,64
1000 3
66,67 5,41
E. acoroides 10
1 6,67
3,45 1309,42
100 2
23,33 4,26
500 2,7
33,33 4,56
1000 3
50,00 5,00
Ekstrak metanol
Konsentrasi ppm
Log Konsentrasi
Persen Mortalitas
Prob it
LC50 ppm
T. hemprichii 10
1 33,33
4,56 165,45
100 2
43,33 4,82
500 2,7
56,67 5,15
1000 3
66,67 5,41
E. acoroides 10
1 56,67
5,15 5,74
100 2
60,00 5,25
500 2,7
66,67 5,41
1000 3
80,00 5,84
Sumber : Diolah dari Lampiran 1, dengan menggunakan Tabel Probit pada Lampiran 2
Persamaan yang terbentuk dari hubungan log konsentrasi ekstrak lamun dengan mortalitas probit adalah sebagai berikut 1 y = 0,678x+3,068 R²=0,842
untuk ekstrak n-heksana Thalassia hemprichii; 2 y=0,726x+2,737 R²=0,975 untuk ekstrak n-heksana Enhalus acoroides; 3 y=0,407x+4,097 R²=0,947 untuk
ekstrak metanol Thalassia hemprichii; 4 y=0,290x+4,78 R²=0,719 untuk ekstrak metanol Enhalus acoroides Gambar 16. Berdasarkan empat persamaan
diatas diperoleh dua nilai koefisien korelasi R
2
yang hampir mendekati 1, yaitu 0,947 untuk ekstrak n-heksana Enhalus acoroides dan 0,975 untuk ekstrak
metanol Thalassia hemprichii, artinya konsentrasi kedua ekstrak tersebut dengan nilai mortalitas A. salina mempunyai hubungan yang sangat erat, dimana semakin
tinggi konsentrasi ekstrak yang diberikan semakin besar pula jumlah A. salina yang mengalami kematian.