18 Wilayah yang memiliki nilai skor total sama atau lebih dari 175
menunjukan bahwa wilayah yang bersangkutan perlu dijadikan, dibina dan dipertahankan sebagai kawasan lindung.
b. Interpretasi Kearifan Lokal
Interpretasi kearifan
lokal digunakan
untuk mengetahui
keterhubungan kawasan Danau Laut Tawar dengan kearifan lokal. Data yang digunakan adalah data hidrologi berupa unit sub DAS dan batimetri
danau untuk mengetahui hubungan antara hidrologi dengan kearifan masyarakat lokal di sekitar kawasan Danau Laut Tawar terkait pemanfaatan
danau, yaitu sistem penyangkulen dan dedisen. Kriteria penilaian interpretasi kearifan lokal ini terdapat pada Tabel 6. Kelas penilaian sesuai
berarti bahwa penyangkulen bisa diletakkan pada kawasan dengan kedalaman dibawah 10 meter, karena kualitas air yang masih bersih dan
penyangkulen masih bisa dibangun pada area tersebut. Untuk kelas yang bernilai cukup sesuai masih bisa dibangun penyangkulen karena
kedalamannya masih memungkinkan untuk membangun penyangkulen. Untuk penilaian tidak sesuai, area tersebut tidak untuk dibangun
penyangkulen karena kedalaman pada area tersebut yang terlalu dalam.
Tabel 6 Kriteria Kedalaman Danau
Kedalaman m Sifat
Penilaian 10
Sangat dangkal Sesuai
10-50 Dangkal
Cukup Sesuai
50-100 Sedang
Tidak Sesuai
100-200 Dalam
Tidak Sesuai
200 Sangat dalam
Tidak Sesua
Sumber : Husnah, Fahmi, Said, Marini, Apriyadi, Juniarto, Rusma, Mersi, Rosidi 2012 Modifikasi
Kawasan yang sesuai untuk dedisen ditetapkan pada bagian muara sungai karena area tersebut memiliki kualitas air yang baik untuk ikan depik
dan juga sesuai untuk penempatan konstruksi dedisen. c. Analisis Kearifan Lokal
Pada tahap analisis kearifan lokal, dilakukan penyusunan data atribut berupa karakteristik kearifan lokal masyarakat Gayo dalam pemanfaatan
kawasan Danau Laut Tawar. Data tersebut merupakan kelas kearifan lokal berdasarkan tipologi kearifan lokal yang meliputi tata kelola, sistem nilai,
tata cara atau prosedur, dan ketentuan khusus. Data ini nantinya akan menghasilkan informasi mengenai karakteristik masyarakat Gayo dalam
melakukan pemanfaatan kawasan Danau Laut Tawar. Analisis kearifan lokal disajikan melalui tabel deskriptif.
Disebutkan pula kriteria kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial-budaya, yaitu: i tempat pelestarian pengembangan adat istiadat atau
budaya; ii prioritas peningkatan kualitas sosial budaya; iii aset yang harus dilindungi, dilestarikan; iv tempat perlindungan; v tempat yang
19 memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya; vi tempat
yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial.
d. Sintesis Berdasarkan karakteristik kearifan lokal suku Gayo pada kawasan
Danau Laut Tawar yang telah ditentukan, dilakukan evaluasi untuk menyepadankan kriteria karakteristik kearifan lokal pada kawasan Danau
Laut Tawar dengan ekologi kawasan Danau Laut Tawar. Evaluasi tersebut menghasilkan usulan perbaikan yang digunakan sebagai dasar pada tahap
perencanaan.
C. Perencanaan
Hasil dari tahap sintesis dilanjutkan pengajuan konsep dasar perencanaan lanskap yaitu membuat kawasan Danau Laut Tawar sebagai
kawasan yang berkelanjutan melalui tindakan konservasi berbasis kearifan lokal berdasarkan pola yang telah didapatkan dari hasil analisis dan sintesis
sebelumnya. Kemudian dilakukan pengembangan konsep perencanaan, seperti konsep sirkulasi, ruang, dan vegetasi. Hasil akhri yang diberikan
berupa rencana pelestarian yaitu rencana ruang, rencana vegetasi, dan rencana sirkulasi.
20
KONDISI UMUM
Danau Laut Tawar secara geografis terletak di 4° 20’ 0” - 4°40’ 0”
LU dan 96° 46’ 0” - 97° 0’ 0” BT, dengan luas perairan sebesar 5.472 Ha
dan kedalaman rata-rata 51,13 meter. Total luas kawasan Danau Laut Tawar sendiri mencapai 24983 Ha. Secara administratif Danau Laut Tawar masuk
ke dalam wilayah empat kecamatan, yaitu: Kecamatan Lut Tawar, Kecamatan Bebesen, Kecamatan Kebayakan, dan Kecamatan Bintang
Gambar 4. Berikut adalah tabel data luas kecamatan, kepadatan, dan persebaran penduduk pada kawasan Danau Laut Tawar Tabel 8 .
Danau ini memanjang dari arah barat ke timur, sisi utara dan selatan berbentuk perbukitan hutan yang di sebagian lerengnya terdapat
permukiman-permukiman penduduk. Di ujung barat danau terdapat Kawasan Perkotaan Takengon yang merupakan Ibukota Kabupaten Aceh
Tengah.
Suku Gayo merupakan masyarakat adat yang tinggal di hampir seluruh kabupaten Aceh Tengah. Suku Gayo sendiri terbagi atas empat sub
etnik, yaitu Gayo Deret, Gayo Laut, Gayo Kalol, dan Gayo Lues. Suku Gayo Laut adalah suku yang dominan mendiami daerah di sekitar kawasan
Danau Laut Tawar. Kawasan Danau Laut Tawar sendiri merupakan kawasan danau terbesar di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Kelembagaan secara adat di setiap daerah Aceh Tengah ini diatur oleh suatu badan yang dinamakan sarakopat. Adapun fungsi dari lembaga
adat tersebut adalah sebagai alat kontrol, keamanan, ketenteraman, kerukunan, dan ketertiban masyarakat antara lain; menyelesaikan masalah
sosial kemasyarakatan, dan penengah sengketa yang timbul dalam masyarakat. Selain berperan sebagai lembaga adat, sarakopat juga berperan
sebagai lembaga pemerintahan di Aceh Tengah. Hal itu ditegaskan dalam Qanun Kabupaten Aceh Tengah Nomor 09 Tahun 2002 pasal 9 yaitu:
1.
Sarakopat berkedudukan sebagai wadah aparatur pemerintahan Gelong Preje,
kecamatan, pemerintahan
kampung sebagai
wadah bermusyawarahmupakat yang terdiri reje raja, imem imam, petue
petua, dan rayat rakyat genap mufakat. 2.
Sarakopat mempunyai tugas; a.
Menampung dan menyalurkan pendapat masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan
pembinaan kemasyarakatan. b.
Menyelesaikan perselisihan berdasarkan hukum adat, adat-istiadat dan kebiasaan-kebiasaan dalam kurun waktu paling lama 3 bulan.
c. Menciptakan hubungan yang harmonis dan demokratis serta objektif
dalam menyelesaikan permasalahan. d.
Untuk menjalankan tugas sebagaimana dalam pasal 9 sarakopat melaksanakan kegiatan-kegiatan penyelidikan, pendataan, membuat
berita acara.