Dinamika populasi virus saat R

sehingga diperoleh nilai eigen 2 J , yaitu: 1 1 1 3 3 2 3 2 1 1 3 3 2 3 1 3 2 3 3 1 1 1 3 3 2 3 3 1 3 2 3 4 1 1 1 3 3 2 3 3 2 1 4 3 2 3 4 1 3 1 1 3 4 6 2 3 2 4 1 3 1 1 3 4 6 2 3 2 4 m m m m m m c v u w w v T T w w v i v u i w w v T T w w v i v u i w w v T T w w v λ λ λ λ → − ⎡ ⎤ → − − + + + ⎣ ⎦ ⎡ ⎤ + + ⎣ ⎦ + ⎡ ⎤ → − + − − + + ⎣ ⎦ ⎡ ⎤ + + ⎣ ⎦ − ⎡ ⎤ → − + − + + + ⎣ ⎦ ⎡ ⎤ + + ⎣ ⎦ dengan nilai u, v, dan w dalam lampiran. Berikut adalah tabel kondisi kestabilan dari dua titik tetap yang diperoleh. Tabel 1 Tabel Kestabilan Kondisi 1 H 2 H max 1 2 T p d T pT − atau 1 R Simpul stabil Spiral takstabil max 1 2 T p d T pT − atau 1 R Simpul takstabil Spiral stabil Titik tetap endemik dapat dinyatakan dalam R o yaitu sebagai berikut 1 pi c T Nk η = − 2 max max 2 pT T R s T T δ δ − = − 2 max 2 I pTR s pT V kT kT − = + 2 max max max 2 pi NI N sT pT c T R V cT η − − =

4.6 Dinamika populasi virus saat R

o 1 Penggambaran kurva dinamika populasi ini, nilai parameter yang diambil berdasarkan asumsi dan syarat, yaitu c NkT dan max 1 2 T p d T pT − . Nilai awal untuk setiap parameter adalah sebagai berikut 3 s = , 6 p = max 10 T = , 0.5 T d = , 0.6 δ = , 12 N = , 0.01 k = dan 9 c = . Selain itu didapat juga gambar dinamika populasi sel darah putih sehat, sel darah putih terinfeksi, virus yang dapat menginfeksi, dan virus yang tidak dapat menginfeksi dengan beberapa nilai awal. Dari hasil penggambaran ini akan dilihat pengaruh nilai keefektifan terapi Protease Inhibitor terhadap dinamika keempat populasi tersebut. 0.25 PI η = 0.75 PI η = Keterangan: dinamika populasi T , T , I V dan NI V saat 2 T = , 0 .5 T = , 0.2 I V = , 0.1 NI V = dinamika populasi T , T , I V dan NI V saat 6 T = , 0 .8 T = , 0.4 I V = , 0.5 NI V = dinamika populasi T , T , I V dan NI V saat 12 T = , 0 .2 T = , 0.1 I V = , 0.3 NI V = Gambar 8 Perbandingan dinamika populasi untuk R o 1 Sel Darah Putih Sehat T Sel Darah Putih Ter infeksi T Virus yang Dapat Meng infeksi I V Virus yang Tidak Dapat Meng infeksi NI V 1 2 3 4 5 6 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Waktu S el da rah pu ti h T eri nf ek si 1 2 3 4 5 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Waktu S el da ra h put ih te ri nf ek si 1 2 3 4 5 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 Waktu V ir us ya ng da pa t m engi nf eks i 1 2 3 4 5 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 Waktu V iru s yan g da pat m en gi nfe ks i 1 2 3 4 5 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 Waktu V ir us ya ng ti da k da pa t m en ginf ek si 1 2 3 4 5 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 Waktu V iru s yan g ti dak da pa t m en gi nf ek si Dalam Gambar 8 digambarkan dinamika populasi sel darah putih sehat, sel darah putih terinfeksi, virus yang dapat menginfeksi, dan virus yang tidak dapat menginfeksi saat R o 1 dengan beberapa nilai awal dan dibandingkan dengan nilai keefektifan berbeda, yaitu 0.25 dan 0.75 pi pi η η = = . Berdasarkan Gambar di atas dapat dilihat bahwa penambahan nilai keefektifan tidak berpengaruh terhadap populasi sel darah putih sehat dan terinfeksi. Tetapi berpengaruh terhadap populasi virusnya. Semakin besar nilai keefektifan maka populasi virus yang dapat menginfeksi semakin cepat menuju nilai kestabilannya. Sedangkan untuk populasi virus yang tidak dapat menginfeksi, semakin besar nilai keefektifan maka populasinya akan semakin lama menuju nilai kestabilannya.

4.7 Dinamika populasi virus saat R