165 alat-alat pengolah bijih emas. Berdasarkan hasil penelitian
aya tidak habis sebesar
Rp 150.000-Rp 1.450.000 dengan rata-rata Rp 4.505.915,-. Untuk Desa Malasari sebanyak 40 orang responden mengeluarkan biaya tidak habis sebesar
Rp 1.315.000-Rp 8.724.818, dengan rata-rata pengeluaran sebesar Rp.7.483.915. aitu Desa Bantarkaret berdasarkan penelitian sebanyak 6 orang
responden m dengan rata-rata Rp 4.196.033,-.
kimia yang digunakan oleh para penambang liar tersebut adalah Merkuri Hg,
3
Untuk bahan berbahaya yang pertama adalah merkuri, merkuri merupakan
pada gangguan syaraf sensorik adalah , kepekaan menurun dan sulit
pit, daya pendengaran pengeluaran untuk
untuk Desa Cisarua sebanyak 18 orang responden mengeluarkan bi
dan Desa terakhir y engeluarkan biaya tidak habis sebesar Rp 1.150.000-Rp 2.943.038,
5.3. Jenis dan Jumlah Bahan Berbahaya yang Digunakan
Dalam melakukan pengolahan bijih emas yang telah diperoleh dengan menambang secara liar, para responden melakukan proses pengolahan bijih emas
dengan menggunakan bahan-bahan kimia yang berbahaya. Adapun bahan-bahan
Sianida CN, Pijer Borax, Soda api costic, dan Air keras HNO . Adapun penjelasan mengenai jenis dan jumlah bahan berbahaya tersebut diatas
berdasarkan hasil penelitian akan dijabarkan di bawah ini.
5.3.1. Merkuri
air raksa Hg dan merupakan unsur penting bagi teknologi di zaman modern ini, baik industri kimia, elektronik, maupun kosmetik. Merkuri atau air raksa memiliki
nomor atom NA 80, dan berat molekul MR 200,59. Keracunan merkuri dapat mempengaruhi kerusakan syaraf pusat organ, dan gejala-gejala yang akan timbul
Paraesthesia menggunakan jari tangan dan kaki, penglihatan menyem
166 menuru
Jumlah Penggunaan Merkuri per minggu Jumlah
n, dan rasa nyeri pada lengan dan paha. Gejala gangguan pada syaraf motorik adalah lemah, sulit berdiri, mudah jatuh, ataksia, tremor, gerakan lambat,
dan sulit bicara. Gejala gangguan lainnya adalah gangguan mental, sakit kepala, tremor pada otot merupakan gejala awal dari toksisitas merkuri. Jumlah merkuri
yang digunakan oleh responden di tiga desa yang menjadi lokasi penelitian akan dijelaskan dibawah ini.
Tabel 141. Jumlah Penggunaan Merkuri di Desa Cisarua
63-196 gram 25,76
17 197-330 gram
39,39 26
465-598 gram 16,67
11 867-1000 gram
12,12 8
331-464 gram 3,03
2 599-732 gram
3,03 2
Total 100 66
Sumber: Data primer
as adalah merkuri, adapun penggunaan merkuri oleh ponden m
an merkuri antara 3-800 gram per minggunya. Namun ter
utlayer atau pencilan
data penggunaan inggunya yaitu ada responden yang menggunakan
merkuri hanya 3 ni dikarenakan jumlah glundung yang sedikit dan
iolah. Jika mengolah lumpur, hasil emasnya sedikit dengan kadar r
Berdasarkan hasil penelitian bahan berbahaya yang diguankan untuk melakukan pengolahan em
resp anyak 26
onden sebesar 39,39 persen atau seb res
enggunak dapat o
merkuri per m ,3-37,5 gram, i
hasil emas yang d endah sehingga merkuri tidak terlalu banyak terpakai. Pencilan berikutnya
adalah penggunaan merkuri sebanyak 1500-6000 gram per minggunya, ini disebabkan karena jumlah glundung yang banyak dan hasil emas yang diolah pun
banyak, dan kebanyakan pengolahan dilakukan menggunakan tong yang hasil emasnya bisa mencapai satuan kilogram walaupun kadarnya rendah, hal ini
penyebab banyaknya merkuri yang digunakan untuk mengikat emasnya.
167 pemilik
glundu
Jumlah Penggunaan Merkuri per minggu Jumlah
Berdasarkan hasil konversi dengan Desa Malasari, diperoleh jumlah pemilik glundung berdasarkan jumlah penduduk untuk Desa Cisarua adalah 106
orang dengan rata-rata jumlah glundung yang dimiliki berdasarkan hasil penelitian adalah 10 buah glundung per orangnya, dan jumlah penggunaan merkuri rata-rata
359,98 gram per orang per minggunya. Sehingga total jumlah penggunaan merkuri per minggunya untuk keseluruhan Desa Cisarua adalah sebanyak
38.157,88 gram per minggunya. Karena jumlah glundungan dan jumlah ng tidak diketahui secara pasti karena data yang tidak tersedia, maka hasil
perhitungan konversi tersebut diatas bisa lebih besar atau lebih kecil dari nilai yang seharusnya. Dengan jumlah penduduk Desa Cisarua adalah 8.469 jiwa dan
luas wilayah 1411 Ha atau 14,11 Km
2
sehingga kepadatan penduduk Desa Cisarua adalah 600 jiwa per 1 Km
2
. Tabel 142. Jumlah Penggunaan Merkuri di Desa Malasari
100-201 gram 43,90
18 202-302 gram
17,07 7
404-504 gram 34,15
14 303-403 gram
4,88 2
Total 100 41
Sumber: Data primer
rsen responden menggunakan merkuri sebanyak 404- sponden
akan merkuri sebanyak 202-302 gram merkuri per minggunya, dan sebesar 4,88 persen
responden mengg i sebesar 303-403 g
erkuri per m gunya,
aan merkuri dari 41 orang responden sebanyak 12.225 gram merkuri per minggunya dengan rata-rata penggunaan 298, 17 gram merkuri per
Berdasarkan hasil peenelitian sebesar 43,90 persen dari 41 orang responden menggunakan merkuri sebanyak 100-201 gram merkuri per
minggunya, sebesar 34,15 pe 504
,07 perse e
gram merkuri per minggunya, sebesar 17 n r
menggun
unakan merkur ram m
ing jadi total penggun
168 orang
Tabel 1
Penggunaan Merkuri per Minggu Jumlah
per minggunya. Namun terdapat 6 orang responden yang menggunakan merkuri sebanyak 1.000-7.000 gram per minggunya dengan total penggunaan
merkuri sebanyak 17.500 gram merkuri, hal ini dikarenakan jumlah glundungan yang cukup banyak atau pengolahan yang dilakukan menggunakan tong dan
banyaknya emas yang dihasilkan, sehingga jumlah penggunaan merkuri pun cukup banyak. Dan sebanyak 6 orang sisanya menggunakan merkuri sebanyak 25-
75 gram per minggunya dengan total penggunaan merkuri sebanyak 315 gram per minggunya. Sehingga total penggunaan merkuri dari keseluruhan responden
adalah 30.040 gram per minggunya. Untuk Desa malasari terdapat 95 orang pemilik glundungan, berdasarkan
hasil penelitian sebanyak 65 orang responden memiliki glundung dengan rata-rata 11 glundung per orang dengan rata-rata penggunaan merkuri 298,17 gram per
minggunya, jadi jika disesuaikan dengan data hasil penelitian maka jumlah penggunaan merkuri untuk satu Desa Malasari adalah sebanyak 28.346,15 gram
per minggunya. Dengan Luas wilayah pemukiman 17,922 Km
2
dan jumlah jiwa sebesar 7.623 jiwa, maka kepadatan penduduk untuk Desa Malasari adalah 425
jiwa per 1 Km
2
. 43. Jumlah Penggunaan Merkuri di Desa Bantarkaret
100-280 gram 70,59
12 281-461 gram
5,88 1
643-823 gram 5,88
1 Total 100
17 462-642 gram
11,76 2
824-1004 gram 5,88
1 Sumber: Data Primer
Berdasarkan hasil penelitian sebesar 70,59 atau 12 orang responden menggunakan 100-280 gram merkuri per minggunya, sebesar 11,76 responden
169 g lainnya menggunakan 281-461 gram dan 643-1004 gram
uh responden adalah 5750 gram me
rata-rata penggunaan mer per
orangnya sebanyak 338,235 gram per minggunya. Berdasarkan hasil konversi dengan Desa Malasari, diperoleh jumlah
berdasarkan jumlah penduduk untuk Desa Bantarkaret adalah 116 or
isa lebih besar atau lebih kecil dari ni
atau 2 orang responden menggunakan 462-642 gram merkuri per minggunya, dan sebanyak 3 oran
merkuri per minggunya. Dan total penggunaan merkuri selur rkuri per minggunya, dengan
kuri
pemilik glundung ang dengan rata-rata jumlah glundung yang dimiliki berdasarkan hasil
penelitian adalah 9 buah glundung per orangnya, dan jumlah penggunaan merkuri rata-rata 338,235 gram per orang per minggunya. Sehingga total jumlah
penggunaan merkuri per minggunya untuk keseluruhan Desa Bantarkaret adalah sebanyak 39.235,26 gram per minggunya. Karena jumlah glundungan dan jumlah
pemilik glundung tidak diketahui secara pasti karena data yang tidak tersedia, maka hasil perhitungan konversi tersebut diatas b
lai yang seharusnya. Dengan jumlah penduduk Desa Bantarkaret adalah 9.622 jiwa dan luas wilayah 841,04 Ha, sehingga kepadatan penduduk Desa
Bantarkaret adalah 1.144 jiwa per 1 Km
2
. Jadi jumlah penggunaan merkuri per minggunya untuk ketiga Desa
berdasarkan hasil penelitian adalah sebanyak 105.739,29 gram atau 105,739 Kg per minggunya. Dengan jumlah minggu dalam 1 tahun adalah 52 minggu, maka
jumlah penggunaan merkuri untuk kurun waktu satu tahun adalah sebanyak 5.498,428 Kg atau 5,5 ton per tahunnya. Jumlah penduduk ketiga Desa tersebut
adalah sebanyak 25.389 jiwa dengan luas wilayah ketiga desa adalah 40,442 Km
2
, maka kepadatan penduduk untuk ketiga desa tersebut adalah 628 jiwa per 1 Km
2
.
170 ru saja memulai produksi emasnya.
t. setelah paparan atau paling lambat 30 sampai 60 menit.
Kebany
menginaktifkan beberapa enzim, tetapi y
Dengan tahun dimulainya penambangan liar ini berdasarkan hasil penelitian adalah sekitar tahun 1993 dimana Antam ba
5.3.2. Sianida