BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini permasalahan lingkungan hidup terutama pencemaran lingkungan semakin meningkat khususnya di daerah perkotaan. Peningkatan ini terjadi sejalan
dengan pengembangan pembangunan di berbagai bidang. Pencemaran lingkungan yang terjadi meliputi pencemaran air, tanah dan udara. Ketiga pencemaran
tersebut saling berhubungan, namun pencemaran yang pengaruhnya cukup besar adalah pencemaran udara.
Pencemaran udara adalah masuknya kontaminan-kontaminan ke dalam atmosfir yang menimbulkan pengaruh buruk terhadap organisme hidup
Sastrawijaya 1991. Pencemaran ini terjadi karena partikel-partikel pencemar cukup banyak sehingga tidak dapat diabsorbsi atau dihilangkan. Pencemaran
udara disebabkan oleh faktor alami seperti abu dari letusan gunung berapi, pembusukan bahan organik mati, tepung serbuk sari yang terbawa angin dan lain
sebagainya. Pencemar udara yang dihasilkan oleh aktivitas manusia memberikan dampak yang lebih besar bagi pencemaran udara. Seiring dengan pertambahan
jumlah penduduk, aktivitas industri dan transportasi semakin meningkat. Demikian pula dengan penggunaan bahan-bahan kimia dalam kegiatan industri
yang semakin bertambah dan berkelanjutan. Bahan pencemar udara ini kemudian tersebar dan bertambah kepekatannya sehingga ikut mencemari air dan tanah.
Salah satu dampak yang diakibatkan oleh pencemaran udara adalah terjadinya hujan asam. Partikel polutan seperti SOx, NOx dan Cl yang dihasilkan
salah satunya karena pembakaran bahan bakar fosil bereaksi dengan uap air maupun air hujan. Reaksi tersebut menghasilkan asam sulfat, asam nitrat dan
asam klorida dalam air hujan. Akibatnya pH air hujan akan menurun dan bersifat asam. Hujan dapat digolongkan sebagai hujan asam apabila memiliki pH lebih
rendah dari 5,6 Dahlan 2004. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa hujan yang terjadi di daerah Cibinong Kabupaten Bogor telah tergolong ke dalam hujan asam
dengan pH sebesar 5,56 Sari 2005.
Hujan asam ini dapat berdampak negatif bagi lingkungan, baik tanah, air maupun tanaman. Pada tanaman, hujan asam dapat mengakibatkan kerusakan
pada kutikula dan apabila konsentrasi pencemarnya tinggi dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan jaringan pada daun. Selain menyebabkan proses fotosintesis
terganggu, kerusakan jaringan pada daun ini juga memudahkan sumber penyakit menyerang lewat jaringan yang rusak tersebut Nasution 1991.
Pengaruh hujan asam yang cukup besar terhadap kerusakan lingkungan mengakibatkan perlu dilakukan upaya perbaikan kualitas lingkungan secara tepat
antara lain dengan membangun hutan kota. Tanaman sebagai salah satu komponen hutan kota dapat dimanfaatkan sebagai penetralisir unsur kimia
tertentu. Oleh karena itu dalam pembangunannya perlu dilakukan pemilihan jenis tanaman yang tahan terhadap kondisi lingkungan seperti hujan asam. Adapun
jenis tanaman hutan kota yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis-jenis tanaman dari famili fabaceae. Jenis ini adalah jenis yang umum ditanam di dalam
kawasan hutan kota Dahlan 2004. Pemilihan jenis ini didasarkan pada beberapa faktor antara lain jenis fabaceae memiliki sifat yang mudah tumbuh dan memiliki
nilai estetika yang baik.
Untuk mengetahui jenis-jenis tanaman yang tahan terhadap hujan asam, maka diperlukan sebuah penelitian yang dapat menguji tingkat ketahanan tanaman
terhadap hujan asam. Adapun dalam penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap perubahan fisik secara makroskopik yang terjadi pada tanaman famili fabaceae
secara periodik.
1.2 Tujuan