Hujan Asam .1 Pengertian Hujan Asam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hujan Asam 2.1.1 Pengertian Hujan Asam Hujan asam adalah hujan yang memiliki pH lebih rendah dari 5,6. Hujan asam terjadi akibat zat-zat pencemar hasil pembakaran bahan bakar minyak dan batu bara yang bereaksi dengan uap air di atmosfer menjadi asam. Saat ini hujan asam telah menjadi masalah serius bagi beberapa negara industri Wardhana 2004.

2.1.2 Proses Hujan Asam

Hujan asam terbentuk dari reaksi antara komponen-komponen pencemar udara dengan oksigen. Komponen pencemar udara seperti sulfur dan nitrogen oksida bereaksi dengan udara menjadi sulfur oksida dan asam nitrat. Udara yang mengandung uap air bereaksi dengan sulfur oksida membentuk asam sulfit. Kemudian udara juga bereaksi dengan asam sulfit membentuk asam sulfat. Apabila asam sulfat dan asam sulfit turun ke bumi bersama dengan jatuhnya hujan atau salju, maka terjadi apa yang disebut dengan hujan asam Wardhana 2007.

2.1.3 Faktor Penyebab Hujan Asam

Hujan asam disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu CO, CO 2 , NO x , So x dan senyawa hidrogen. Masing-masing faktor diuraikan di bawah ini. a. CO karbon monoksida Karbon monoksida atau CO adalah suatu gas yang tak berwarna, tidak berbau dan juga tidak berasa. Gas CO sebagian besar terbentuk dari pembakaran bahan bakar fosil yang tidak sempurna. Selain itu gas ini dapat pula berasal dari proses industri. Penyebaran gas CO di udara tergantung pada keadaan lingkungan, antara lain angin. Angin dapat mengurangi konsentrasi gas CO pada suatu tempat karena dipindahkan ke tempat lain. Selain itu, mikroorganisme yang terdapat di dalam tanah yang belum ada bangunan di atasnya juga mampu menyerap CO di udara sehingga daerah yang memiliki area terbuka mengandung cemaran CO yang relatif sedikit Wardhana 2007. b. CO 2 karbon dioksida CO 2 merupakan salah satu gas yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Gas ini terbentuk karena proses alam seperti respirasi, fermentasi, pelapukan batuan dan dekomposisi bahan organik. Tetapi saat ini gas CO 2 banyak dihasilkan melalui pembakaran minyak bumi yang dilakukan oleh manusia. Gas ini sesungguhnya tidak bersifat racun, tetapi apabila terdapat dengan jumlah terlalu banyak di udara dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup. c. Senyawa Nitrogen Senyawa nitogen memiliki dua macam bentuk yaitu NO 2 dan NO dengan sifat yang berbeda. Sifat gas NO 2 adalah berwarna dan berbau, sedangkan gas NO tidak berwarna dan tidak berbau. Warna gas NO 2 adalah merah kecoklatan dan berbau tajam menyengat hidung. Senyawa ini berasal terutama dari gas buangan hasil pembakaran yang keluar dari generator pembangkit listrik stasioner atau mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar gas alam. Dalam keadaan murni gas ini sulit dimanfaatkan oleh makhluk hidup, tetapi dalam bentuk senyawa dapat diserap oleh tumbuhan dan hewan. d. Senyawa Belerang Belerang oksida terdiri atas gas SO 2 dan gas SO 3 yang keduanya memiliki sifat berbeda. Gas SO 2 berbau tajam dan tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO 3 bersifat sangat reaktif. Gas SO 3 mudah bereaksi dengan uap air yang ada di udara untuk membentuk asam sulfat atau H 2 SO 4 . Asam sulfat bersifat sangat reaktif, mudah bereaksi dengan benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan, seperti proses pengkaratan korosi dan proses kimiawi lainnya. e. Senyawa Hidrogen Senyawa ini terdiri dari berbagai macam bentuk seperti alkohol, karbohidrat, asam organik, kayu-kayuan dan lain-lain. Senyawa ini dapat berasal dari proses alami maupun buatan manusia.

2.1.4 Pengaruh Hujan Asam

Hujan asam dapat membahayakan tanaman, ikan, mikro-organisme tanah dan lain sebagainya. Tanaman yang terkena hujan asam akan terganggu kemampuan penyerapan haranya, sehingga pertumbuhannya akan terhambat. Dengan meningkatnya keasaman tanah juga akan mengakibatkan konsentrasi Al alumunium terlarut menjadi meningkat yang dapat meracuni tanaman dan mikro-organisme yang ada di dalam tanah yang bekerja sebagai perombak bahan organik, maka proses perombakan bahan organik akan terganggu. Akibatnya, unsur-unsur hara yang diperlukan oleh tanaman menjadi berkurang jumlahnya. Hujan asam memiliki pengaruh besar terhadap tanaman. Pengaruhnya terhadap tanaman antara lain : 1 Air hujan yang memiliki pH sangat rendah mengakibatkan akar tumbuhan akan rusak, sehingga tumbuhan tidak dapat menyerap air dan hara dengan baik. Akibatnya, tumbuhan akan menderita kekeringan dan kekurangan makanan; 2 Lapisan epidermis atas daun akan rusak oleh asam sulfat, sulfit, nitrit dan nitrat yang kemudian akan mengakibatkan asam dan pencemar lainnya dapat leluasa masuk dan mempengaruhi sel-sel yang terdapat pada jaringan yang terletak di bagian dalam daun; 3 Mengingat lapisan epidermis juga berfungsi untuk mengurangi hilangnya air dari jaringan daun, maka rusaknya jaringan ini akan mengakibatkan transpirasi sangat tinggi yang kemudian akan mengakibatkan tanaman kehilangan air, meranggas dan mati; 4 Tepung sari dan kepala putik dapat mengalami kerusakan akibat siraman hujan asam. Dengan demikian proses penyerbukan dan reproduksi serta kelangsungan hidup tumbuhan dapat terganggu; 5 Curah hujan yang lebat yang mengandung senyawa dan unsur yang terdapat di dalam jaringan daun dapat tercuci. Akibatnya proses metabolisme daun menjadi terganggu atau daun menjadi klorosis. Selain terhadap tanaman, hujan asam juga memiliki pengaruh besar terhadap tanah seperti hujan asam menyebabkan berkurangnya mikro-organisme tanah. Hal ini dapat mengganggu proses pembentukan humus tanah. Berkurangnya humus tanah akan mengakibatkan populasi dan jenis mikro- organisme akan menurun, padahal mikro-organisme yang terdapat di dalam tanah dan humus dapat menyerap karbon-monoksida. Dengan demikian, berkurangnya mikro-organisme tanah akan mempengaruhi kemampuan tanah dalam menyerap gas yang berbahaya. 2.2 Hutan Kota 2.2.1 Pengertian Hutan Kota