3.4 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati adalah parameter makroskopik yaitu : a. Tingkat Kerusakan
Tingkat kerusakan diketahui setelah dilakukan pengamatan pada akhir penelitian. Penilaian tingkat kerusakan pada anakan diketahui dengan
menggunakan skoring yang terdiri dari 6 kategori
Tabel 1 Skoring untuk menentukan tingkat kerusakan pada anakan Hermawan 1997 diacu dalam Dewi 2001, telah dimodifikasi
No. Kategori
Gejala Skor
1. I
Nampak tidak ada kerusakan daun 2.
II Daun mengalami malformation bentuk daun tidak
normal 1
3. III
Daun mengalami klorosis 2
4. IV
Nekrosis daun specks 3
5. V
Scorching 4
6. VI
Daun gugur atau mati 5
Perhitungan skoring dilakukan dengan cara sebagai berikut : Setiap helai daun diamati dan diklasifikasikan ke dalam kategori
berdasarkan gejala yang terlihat. Bila pada sehelai daun terlihat beberapa gejala yang nampak sekaligus, maka penilaian kategori ditentukan berdasarkan gejala
yang memiliki nilai skoring paling besar. Untuk menyatakan tingkat kerusakan dalam bentuk persentase digunakan rumus sebagai berikut :
∑ n
i
.s
i
X 100 N. H
Keterangan : D : Tingkat kerusakan
n
i
: Jumlah daun dalam kategori ke-i S
i
: Skor untuk kategori ke-i N : Total daun untuk setiap anakan
H : Skor tertinggi
D =
b. Pertambahan tinggi Pertambahan tinggi pada anakan dihitung pada akhir penelitian.
Pertambahan tinggi adalah selisih pengukuran pada awal penelitian dan akhir penelitian.
c. Jumlah daun Penghitungan jumlah daun dilakukan pada akhir penelitian. Penghitungan
yang dilakukan meliputi penghitungan daun dan cucu daun. Cucu daun merupakan bagian dari anak daun yang terdapat pada jenis daun majemuk
ganda. d. Berat Kering
Berat kering dilakukan pada akhir penelitian. Tiap anakan diambil dari medianya kemudian dibersihkan dan dipanaskan dalam oven bersuhu 70
C ± 1
C selama 72 jam. Sebelum dipanaskan, anakan dibagi menjadi bagian akar dan pucuk. Setelah proses pemanasan selesai, hasilnya kemudian ditimbang
dengan timbangan OHAUS.
3.5 Analisis Data