Analisis Hubungan Debit Aliran dengan Laju Sedimen Metode MUSLE

3.4.6 Analisis Hubungan Debit Aliran dengan Laju Sedimen

Beban angkutan sedimen diturunkan dari data laju sedimen melalui persamaan yang menggambarkan hubungan antara debit aliran dengan beban angkutan sedimen yang nilainya didapat berdasarkan pengukuran berat sedimentasi, dimana satuan untuk sedimen adalah ppm atau mgliter. Dengan asumsi bahwa konsentrasi sedimen merata pada seluruh bagian penampang melintang sungai maka laju sedimen dapat dihitung sebagai hasil perkalian antara konsentrasi dengan debit aliran Asdak 2002 yaitu: Qs = 0,0864 C Q.............................................................................................11 Keterangan : Qs = laju sedimentonhari Q = debit aliran m 3 s C = konsentrasi sedimen ppm atau mgl Pengambilan sampel air sedimen dan pengukuran debit dilakukan berulang kali pada ketinggian muka air yang berbeda sehingga diperoleh hubungan antara debit aliran dengan angkutan sedimen. Berdasarkan hubungan tersebut diperoleh persamaan sebagai berikut : Qs = aQ b. ..............................................................................................................12 Keterangan : Qs = laju sedimentonhari Q = debit aliran m 3 s a,b = konstanta

3.4.7 Metode MUSLE

Adapun yang digunakan untuk menduga laju sedimen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode MUSLE. Metode MUSLE merupakan sebuah metode yang digunakan untuk menduga laju sedimentasi yang merupakan metode yang dikembangkan dari metode yang sudah ada sebelumnya yakni metode USLE. MUSLE tidak menggunakan faktor energi hujan sebagai penyebab terjadinya erosi melainkan menggunakan faktor limpasan permukaan sehingga MUSLE tidak memerlukan faktor SDR. Faktor limpasan permukaan mewakili energi yang digunakan untuk penghancuran dan pengangkutan sedimen. Menurut William 1975 dalam Nurroh 2010, persamaan untuk menghitung jumlah sedimen yang berasal dari Sub DAS adalah sebagai berikut : =11.8.Q .q .area .K.L.S.C.P........................................ 13 Keterangan: 2 3 Jumlah sedimen Sub DAS Lahar tons 4 3 mm = Puncak laju m 3 s = Luas Sub DAS Lahar ha K = faktor erodibilitas tanah 0.013 ton.m 2 hrm 3 3metric ton cm C = faktor vegetasi penutup tanah dan pengelolaan tanaman P = faktor tindakan3tindakan khusus konservasi LS = faktor topografi Aliran dan juga membawa sedimen masuk ke dalam sungai. Jumlah sedimentasi yang berasal dari aliran l dan dihitung dengan persamaan berikut: ...........................................................14 Keterangan: 4 = mm 4 = mm = luas Sub DAS Lahar Km 2 = konsentrasi sedimen yang berasal dari dan mgL . . 1000 4 4

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Sub DAS

Model DAS Mikro MDM Barek Kisi berada di wilayah Kabupaten Blitar dan termasuk ke dalam Sub DAS Lahar. Lokasi ini terletak antara 7°59’46” LS 3 8°04’38” LS dan 112°20’41”BT3112°26’01” seluas 1.418,8 ha. Peta MDM Barek Kisi Sub DAS Lahar disajikan pada Gambar 2. Gambar 2. Peta Model DAS Mikro MDM Barek Kisi Sub DAS Lahar Sumber: BPDAS Brantas 2010 4.2. Karakteristik DAS 4.2.1 Iklim Model DAS Mikro MDM Barek Kisi Sub DAS Lahar mempunyai suhu udara rata–rata 23,3°C–25,5°C dengan kisaran tertinggi 34,7°C dicapai pada bulan April dan terendah 19,2°C pada bulan Agustus. Data ini diperoleh dari BMG berdasarkan pengamatan selama 5 tahun 200132005. Kelembaban udara rata3rata 77 dengan kisaran setiap tahunnya terendah 25 dicapai pada bulan