Berdasarkan Gambar 12 dapat dilihat adanya puncak aktivitas inhibitor pada fraksi ke 8 dengan aktivitas sebesar 1,8281 Uml dengan konsentrasi protein
sebesar 0,0268 mgml. Fraksi tersebut merupakan ekstrak murni inhibitor protease katepsin yang selanjutnya ditentukan bobot molekulnya dengan SDS-PAGE.
4.2.3 Produksi Inhibitor Katepsin
Produksi dilakukan berdasarkan penelitian dari tahap awal yaitu menggunakan ekstrak daging patin, karena mempunyai aktivitas yang lebih tinggi
dibandingkan ikan bandeng. Ekstrak kasar inhibitor katepsin yang dihasilkan dari ikan patin mempunyai aktivitas 1,6450 Uml dengan konsentrasi protein 0,4081
mgml sehingga aktivitas spesifiknya sebesar 4,03 Umg. Ekstrak kasar selanjutnya diendapkan dengan ammonium sulfat 70
wv. Endapan yang dihasilkan dilarutkan dengan buffer pH 5,5. Endapan tersebut mempunyai aktivitas sebesar 1,722 Uml dengan konsentrasi protein
0,3221 mgml sehingga aktivitas spesifiknya adalah 5,3475 Umg. Kemudian didialisis dan diperoleh kandungan protein 8,1605 mg dengan aktivitas spesifik
5,805 Umg. Inhibitor katepsin selanjutnya dimurnikan dengan penukar ion DEAE Sephadex A-50. Berdasarkan hasil pemurnian ini didapatkan aktivitas
spesifik sebesar 18,762 Umg dengan kelipatan pemurnian 4,65 kali. Tahap akhir pemurnian adalah filtrasi gel. Hasilnya menunjukkan peningkatan aktivitas
spesifik yang cukup tinggi menjadi 68,159 Umg dengan kelipatan kemurnian sebesar 16,91 kali. Data setiap tahap pemurnian dirangkum pada Tabel 7.
Penelitian yang sama juga dilakukan Choi et al. 2002 pada telur ikan skipjack tuna dengan teknik kromatografi penukar ion dan filtrasi gel yang
berhasil mendapatkan inhibitor protease tripsin dengan kelipatan pemurnian sampai 18,18 kali. Hasil kelipatan pemurnian inhibitor protease bisa lebih besar
lagi jika menggunakan teknik kromatografi affinitas, seperti yang dilakukan Ustadi et al. 2005 yang berhasil mendapatkan inhibitor sistein protease kelipatan
kemurnian sebesar 49,69 kali dari ekstrak telur ikan glassfish dengan aktivitas spesifik 3,97 Umg.
Tahap pemurnian
Volume ml
Protein mgml
Aktivitas inhibitor Uml
Total protein mg
Total aktivitas
Aktivitas spesifik Umg
Yield Kelipatan
pemurnian Ekstrak kasar
300 0,4081
1,6450 122,4380
493,506 4,0306
100,00 1,00
Pengendapan 50 0,3221 1,7222
16,1029 86,111 5,3475 17,45
1,33 Dialisis 30
0,2720 1,5794
8,1605 47,381
5,8061 9,60
1,44 Penukar ion
5 0,1059
1,9867 0,5294
9,933 18,7625
2,01 4,65
Gel filtrasi 5
0,0268 1,8281
0,1341 9,141
68,1590 1,85
16,91 Tabel 7 Peningkatan aktivitas inhibitor katepsin pada berbagai tahap pemurnian
35
4.3 Karakterisasi Inhibitor Katepsin