d. Empati, adalah syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi
pelanggan. e.
Berwujud, adalah penampilan fisik, peralatan, personal dan media komunikasi.
Berdasarakan uraian diatas, dapat ditentukan indikator untuk kualitas pelayanan sebagai berikut :
a. Bukti langsung Tangibles
b. Keandalan Reliability
c. Daya Tanggap Responsiveness
d. Jaminan Assorance
e. Empati Empaty
4. Pengertian Penyelenggaraan Ibadah Haji
a. Pengertian penyelenggaraan
Unit penyelenggara pelayanan publik adalah unit kerja pada instansi Pemerintah yang secara langsung memberikan pelayanan kepada penerima
pelayanan publik, Ratminto Atik Septi Winarsih, 2005: 18. Penyelenggaraan Ibadah Haji merupakan tugas Nasional dan
menjadi tanggung jawab pemerintah dibawah koordinasi Menteri Agama, Ibadah Haji merupakan rukun Islam yang kelima yang menjadi harapan
semua muslim untuk melaksanakan kewajibanya bagi yang telah memenuhi persyaratan mampu baik secara fisik, materi, terlebih lagi
mampu dalam pelaksanaan manasik haji. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:1019 menyelenggarakan adalah mengurus dan
mengusahakan sesuatu.
Penyelenggaraan Ibadah Haji berdasarkan azas keadilan memperoleh kesempatan perlindungan dan kepastian hukum UU No. 171999 Psl. 4
dalam buku Penyelenggaraan Haji Umrah Depag Pedoman Tugas Kru dan Karom RI, 2006: 1.
Tujuan Penyelenggaraan Ibadah Haji adalah untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui
sistem dan manajemen penyelenggaraan yang baik agar pelaksanaan Ibadah Haji dapat berjalan dengan aman, tertib, lancar dan nyaman sesuai
dengan tuntutan agama serta jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji secara mandiri sehingga diperoleh haji yang mabrur UU No. 171999
Psl.5. UU No. 171999, Pasal 6 Ayat 1 Penyelenggaraan Haji
merupakan tugas Nasional dan menjadi tanggung jawab Pemerintah dibawah koordinasi Menteri; Ayat 2 Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Menteri malakukan koordinasi danatau bekerjasama dengan departemenlembagainstansi terkait dan
Pemerintah Arab Saudi; Ayat 3 Penyelenggara Ibadah haji adalah Pemerintah danatau masyarakat; Ayat 4 Persyaratan Penyelenggara dan
jenis kegiatan penyelenggaraan ibadah haji yang dapat dilaksanakan oleh masyarakat sebagaimana dimaksudkan pada ayat 3 diatur dengan
keputusan Menteri. UU No. 171999, Pasal 7 koordinasi Penyelenggara Ibadah Haji
dilaksanakan : Ayat 1 di tingkat pusat oleh Menteri; Ayat 2 di tingkat daerah oleh gubernurkepala daerah tingkat I untuk tingkat propinsi dan
bupatiwalikotamadya daerah
tingkat II
untuk tingkat
kabupatenkotamadya; Ayat3 di Arab saudi oleh Perwakilan Republik Indonesia.
UU No. 171999, Pasal 8 Ayat 1 Menteri dapat membentuk panitia Penyelenggara Ibadah Haji di tingkat pusat, di tingkat daerah, dan
di Arab Saudi sesuai dengan kebutuhan; Ayat 2 Dalam Rangka Penyelenggaraan Ibadah Haji, Menteri menunjuk petugas operasional yang
menyertai jamaah haji, yang terdiri atas : · Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia, yang disingkat TPIHI
· Tim Kesehatan Haji Indonesia, yang disingkat TKHI · Tim Pemandu Haji Indonesia, yang disingkat TPHI
Dalam penyelenggaraan Ibadah Haji, Departmen Agama Kabupaten Madiun memiliki kewajiban untuk memberikan pembimbingan kepada
calon jama’ah haji serta mengusahakan suatu bentuk pelayanan yang baik untuk memperlancar pelaksanaan ibadah haji agar jama’ah calon haji
Kabupaten Madiun dapat melaksanakan ibadahnya secara mandiri, lancar, dan tertib. Bagi jama’ah calon haji, pemberian pelayanan dalam
penyelenggaraan tersebut sangat penting agar ibadah yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat mencapai haji
yang mabrur, sesuai dengan ketentuan agama, dan ibadah tersebut diterima oleh Alloh.
b. Pengertian Ibadah Haji