Kemaslahatan UmatSosial Mashlahah al-Mursalah Tradisi atau Adat Kebiasaan Masyarakat Urf

jika aku berbuat salah, betulkanlah aku, orang yang kamu pandang kuat, aku pandang lemah sehingga aku dapat mengambil hak darinya, sedangkan orang yang kamu pandang lemah, aku pandang kuat sehingga aku dapat mengembalikan haknya. Hendaklah kamu taat kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi jika aku tidak taat kepada Allah dan Rasul-Nya, kamu tidak perlu taat kepadaku. b Umar bin Khattab terkenal dengan sifat jujur, adil, dan cakap serta berjiwa demokratis yang dapat dijadikan panutan masyarakat. Sifat-sifat Umar disaksikan dan dirasakan sendiri oleh masyarakat pada masa itu. Sifat-sifat seperti ini sangat perlu dimiliki oleh seseorang pengajar karena di dalamnya terkandung nilai-nilai paedagogis yang tinggi dan teladan yang baik yang harus ditiru. c Muhammad Salih Samak, sebagaimana dikutip Ramayulis, menyatakan bahwa contoh teladan yang baik dan cara guru memperbaiki pelajarannya, serta kepercayaan yang penuh terhadap tugas, kerja, akhlak, dan agama adalah kesan yang baik untuk sampai kepada mutlamat pembelajaran agama. 38

4. Kemaslahatan UmatSosial Mashlahah al-Mursalah

Adalah menetapkan undang-undang, peraturan dan hukum tentang pembelajaran agama Islam dalam hal-hal yang sama sekali tidak disebutkan dalam nash dengan pertimbangan kemashlahatan hidup bersama, dengan bersendikan asas menarik kemashlahatan dan menolak kemudharatan. Mashlahah al-Mursalah 38 Numan muhammad dalam http:maribelajar14.blogspot.com201210dasar-ideal-dan-dasar- pelaksanaan.html , diakses 20 Juni 2015 pukul: 11.27 WIB dapat diterapkan jika ia benar-benar dapat menarik mashlahah dan menolak mudharat melalui penyelidikan terlebih dahulu. Ketetapannya bersifat umum, bukan untuk kepentingan perseorangan serta tidak bertentangan dengan nash. 39

5. Tradisi atau Adat Kebiasaan Masyarakat Urf

Tradisi urfadat adalah kebiasaan masyarakat, baik berupa perkataan maupun perbuatan yang dilakukan secara kontinu dan seakan-akan merupakan hukum tersendiri, sehingga jiwa merasa tenang dalam melakukannya karena sejalan dengan akal dan diterima oleh tabiat yang sejahtera. Nilai tradisi setiap masyarakat merupakan realitas yang multikompleks dan dialektis. Nilai-nilai tradisi dapat dipertahankan sejauh didalam diri mereka terdapat nilai-nilai kemanusiaan. Nilai-nilai tradisi yang tidak lagi mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan, maka manusia akan kehilangan martabatnya. Dalam konteks tradisi ini, masing-masing tradisi masyarakat muslim memiliki corak tradisi unik, yang berbeda antara masyarakat satu dengan masyarakat lain. Sekalipun mereka memiliki kesamaan agama, tetapi dalam hidup berbangsa dan bernegara akan membentuk ciri unik. Dengan asumsi seperti ini, maka ada penyebutan Islam universal dan Islam lokal. 40 Kesepakatan bersama dalam tradisi dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembelajaran agama Islam. Penerimaan tradisi ini memiliki beberapa syarat, yaitu: 1 tidak bertentangan dengan ketentuan nash pokok, baik al-Qur’an dan sunnah; 2 tradisi 39 Muhammad Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam..., hal..43 40 Ibid., hal. 44 berlaku tidak bertentangan dengan akal sehat dan tabiat yang sejahtera, serta tidak mengakibatkan kedurhakaan, kerusakan, dan kemunduran. 41

6. Hasil Pemikiran Para Ahli dalam Islam Ijtihad