2.5.1 Kandungan Mutu Minyak Pala Nutmeg oil mengandung unsur-unsur psikotopika seperti : eugenol, iso-
eugenol, terpineol, borneol, geraniol, safrole, aldehyde, terpene, dan cairan bebas lainnya. Minyak pala berwarna kuning, minyak pala dapat menimbulkan rasa
berkhayal atau berhalusinasi apabila dimakan. Unsur yang mengakibat behalusinasi tersebut, disebabkan oleh senyawa Miristin. Minyak pala bersamaan
dengan minyak permen Peppermint oil digunakan sebagai penyegar pasta gigi. Dalam industri wewangian minyak pala dicampur dengan air lavender untuk
menghasilkan aroma yang harum dan lembut serta sulit ditiru dengan memakai
bahan lain Lutony, 2002.
Buah pala terdiri atas bagian-bagian seperti daging buah, fuli, dan biji.Setiap bagian buah pala itu mempunyai kegunaan masing-masing, sehingga laku
diperjual belikan. Misalnya, biji dan fuli dipergunakan dalam industry pengawetan ikan, pembuatan sosis, makanan kaleng, dan sebagai adonan kue karena aroma
minyak atsiri dan lemak yang d kandungnya dapat meningkatkan nafsu makan. Minyak pala dari hasil penyulingan merupakan bahan baku industry obat-obatan,
pembuatan sabun, dan parfum Taufiq, 2009.
2.6 Parameter Mutu Minyak Pala
Beberapa parameter yang digunakan untuk mengetahui standar mutu minyak pala meliputi:
Universitas Sumatera Utara
2.6.1 Bobot Jenis Minyak Pala
Prinsip Bobot jenis minyak Pala berdasarkan perbandingan antara berat minyak dengan berat air pada volume dan suhu Dewan Standarisasi Nasional,
2006. Cara penentuan bobot jenis minyak Pala yaitu dengan menggunakan alat piknometer. Piknometer dicuci dan dibersihkan, kemudian dibasuh berturut-turut
dengan etanol dan dietil eter. Bagian dalam piknometer dan tutupnyadikeringkan dengan arus udara kering. Didiamkan pinometer didalam lemari timbangan
selama 30 menit dan ditimbang m. Piknometer diisi dengan air suling yang telah dididihkan pada suhu 20°C.sambil menghindari adanya gelembung gelembung
udara. Piknometer dicelupkan kedalam penangas air pada suhu 20°C ± 0,2°C selama 30 menit sisipkan penutupnya kemudian dikeringkan piknometernya.
Piknometer didiamkan dalam lemari timbangan selama 30 menit, kemudian ditimbang dengan isinya m
1
. Piknometer tersebut dikosongkan, dan dicuci dengan etanol dan dietil eter. Kemudian dikeringkan dengan arus udara kering.
Piknometer diisi dengan contoh minyak dan hindari adanya gelembung- gelembung udara. Piknometer dan penutupnya dimasukkan kembali dalam
penangas air pada suhu 20°C ± 0,2°C selama 30 menit dan dikeringkan piknometer tersebut. Piknometer dibiarkan didalam lemari timbangan selama 30
menit kemudian ditimbang dengan isinya m
2
Dewan Standarisasi Nasional, 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.6.2 Kelarutan dalam Etanol dari Minyak Pala
Prinsip kelarutan dalam etanol yaitu kelarutan minyak Pala dalam etanol absolute dan etanol yang diencerkan yang menimbulkan kekeruhan dan
dinyatakan sebagai larut sebagian atau larut seluruhnya, berarti bahwa minyak tersebut membentuk larutan yang bening dan cerah dalam perbandingan-
perbandingan seperti yang dinyatakan Dewan Standarisasi Nasional, 2006. Cara penentuan kelarutan dalam Etanol dari minyak pala yaitu Tempatkan 1 ml minyak
pala dalam tabung reaksi. Ditambahkan setetes demi setetes etanol dari kelarutan yang sesuai untuk minyak yang sedang di uji dan kocoklah sampai diperoleh suatu
larutan bening pada suhu 20 C. Bila larutan tersebut tidak bening, bandingkan
kekeruhan yang terjadi dengan kekeruhan larutan pembanding melalui cairan yang sama tebalnya. Setelah minyak tersebut larut, tambahkan etanol berlebih karena
beberapa minyak tertentu mengendap pada penambahan etanol lebih lanjut Dewan Standarisasi Nasional, 2006.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI
3.1 Penentuan Bobot Jenis Minyak Pala